Flashback On
" Gilang !! " teriak Dinda frustasi kala tak menemukan keberadaan Gilang dimanapun. Tubuhnya luruh kebawah, jatuh bersimpuh ke jalanan beraspal yang tengah di guyur hujan yang amat lebat.
Dinda masih tetap bertahan pada posisinya dengan mulut bergetar kedinginan yang setia menggumamkan nama Gilang, hingga seseorang datang dan melindungi tubuh bergetar wanita itu dari derasnya air hujan dengan sebuah payung di tangannya.
Dinda tersenyum senang sembari menengadahkan kepalanya, mencoba menatap pria yang saat ini tengah ia harapkan kehadirannya.
Namun sepertinya Dinda harus membuang semua harapan semunya untuk menatap wajah tampan Gilang di hadapannya. Senyuman manis di sela tangisannya itu luntur sudah kala pria dihadapanya ini bukanlah sosok yang diinginkan hatinya.
" Chan..... chandra " ucap Dinda terputus-putus antara terkejut dan juga kecewa. Sungguh Dinda tak pernah berpikir jika Chandra akan melihatnya dalam posisi seperti ini. Dinda tak ingin semakin melukai pria baik ini.
Melihat tatapan Chandra yang sulit diartikan membuat Dinda merasa amat bersalah. Gadis dengan tubuh bergetar kedinginan itu semakin dalam menundukkan kepalanya
" Chandra... aku... aku " belum sempat Dinda menyelesaikan kalimat yang sulit keluar dari tenggorokannya yang tercekat, Chandra lebih dulu membawa tubuh bergetar Dinda kedalam pelukkan hangatnya, bahkan Chandra sama sekali tak memperdulikan tubuh Dinda yang basah kuyup.
" Ssttt.... tak perlu mengatakan apapun. Aku tahu, aku tahu semuanya " ucap Chandra masih dengan setia membekap tubuh mungil Dinda, sesekali pria tampan itu memberikan kecupan seringan kapas di puncak kepala Dinda untuk sekedar menenangkan gadis itu.
Menerima perlakuan yang jauh dari ekspektasinya itu membuat Dinda lagi-lagi terisak sedih, kembali dan berulang kali dirinya melukai perasaaan tulus Chandra padanya. Dinda benar-benar merasa buruk saat ini
" maaf... maafkan aku... " gumam Dinda berulang kali di sela isakan tangisnya sebelum gadis itu ahirnya kehilangan kesadarannya.
Flashback Off
Dinda memijat kepalanya yang terasa berdenyut, dirinya baru saja terbangun dari tidur panjang masa hibernasinya selama dua hari ini. Setelah drama hujan-hujanan hingga membuatnya tak sadarkan diri, Dinda harus pasrah jika dirinya terserang demam hingga membuatnya harus istirahat ekstar dan memberikan semua pekerjaan kantor dan juga butik pada Rara.
" Kau sudah bangun ? " tanya seorang wanita cantik seraya mengecek suhu tubuh Dinda dengan menyentuh dahi hingga leher gadis mungil itu
Tak menjawab, Dinda hanya menganggukkan kepalanya dengan lemah " Bunda akan pergi sekarang ? " tanya Dinda pada Sekar yang saat ini tengah menatapnya dalam
Sekar tersenyum sembari menganggukkan kepalanya " Jennie, adik mu itu sebentar lagi akan mengikuti ujian akhir. Ibu tak tega jika harus meninggalkannya terlalu lama " Sekar membelai lembut surai hitam panjang Dinda dengan sayang
" katakan pada Jennie jika aku akan memberikan hadiah termahal padanya jika ia mendapatkan nilai tertinggi di kelas " kurva indah tercetak di wajah sayu Dinda kala mengingat tingkah adik tirinya itu.
Sekar sama sekali tak merespon ucapan Dinda, wanita paruh baya itu malah asik memandangi wajah ayu putrinya dengan tatapan sedih.
" kau tak ingin ikut ? " Dinda cukup lama terdiam kala mengerti maksud dari pertanyaan yang budanya berikan, sebelum akhirnya menggelengkan kepala sembari memamerkan senyum lebar hingga memberlihatkan gigi putihnya
![](https://img.wattpad.com/cover/190148256-288-k967328.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DINDA
FanficIni hanyalah sebuah kisah klasik dimana Cleodinda Sekar Ayu, si cewek seksi yang selalu ceria mencintai seorang pria dingin dan cuek bernama Gilang Arka Permana yang notabene adalah pria paling mempesona di seantero sekolah. namun apa mau dikata ket...