Malam ini sikap Dinda membuat beberapa orang menatapnya bingung, pasalnya sedari tadi gadis itu tak pernah sedikitpun berusaha menolak semua perintah dari keluarga besarnya. Bahkan senyuman manis terlihat tak pernah luntur dari wajahnya meskipun beberapa kalimat hinaan ditujukan kepadanya.
" apakah anak haram itu sudah mulai gila dengan terus tersenyum ? " sindir Nyonya Berta yang merupakan ibu dari Amira kala merasa risih melihat senyum manis gadis yang ia benci itu
" mama, tolong jaga ucapan mama. Aku tidak mau kalau sampai keluarga besar Alex dan Maya mengetahui permasalahan itu hingga membatalkan perjodohan ini " ucap Amira dengan suara lihir, takut jika keributan yang dibuat oleh ibunya sampai ditelingan keuarga besar calon besannya itu.
" hah... sejak awal aku memang tak pernah setuju jika anak itu dijodohkan dengan keluarga terpandang, dia bisa membuat malu keluarga kita. Lebih baik kembalikan saja dia pada wanita jalang itu " ucap wanita tua itu tak mau kalah
" mama, ku mohon malam ini saja anda mau berpura-pura bersikap baik pada Dinda " ucap Toni sembari sesekali milirik kearah putri sulungnya yang bahkan seperti tak merasa terganggu dengan perdebatan mereka
" oke, aku juga tak mau mempermalukan wajahku di hadapan mereka " ujar Nyonya Berta sembari melangkahkan kakinya dengan sombong menuju kearah dimana keluarga besar Alex dan Maya telah menunggu dengan senyuman bahagianya.
Berbeda dengan keluarga besarnya yang sedari tadi tersenyum bahagia ditengah obrolan ramah malam itu, Gilang tampak tengah berpikir serius dengan terus menatap Dinda dengan penuh Tanya. Pasalnya gadis itu bersikap seolah-olah tak pernah ada yang terjadi diantara mereka berdua, meskipun sejak awal kedatanganya gadis selalu berusaha menghindar dari dirinya.
Gadis itu tampak biasa saja dengan senyum manis yang menghiasa wajahnya dengan sesekali tertawa renyah menanggapi lelucon yang dikeluarkan Edo dan juga Adel yang tiba-tiba berubah menjadi akrab pada gadis itu.
" sepertinya acara malam ini bisa segera kita langsungkan, tak baik menunda-nunda sesuatu " ujar Alex dengan diikuti oleh anggukan kepala dari beberapa anggota keluarga yang lain
" seperti yang telah kita rencanakan bersama, saya dan juga Alex ingin semakin mengikat erat persahabatan kami berdua dengan menjodohkan putra dan putri kami, maka dari itu malam ini kita semua akan melangsungkan pertunangan antar putri saya Cleodinda dengan Gilang " ujar Toni yang langsung mendapat tepuk tangan dari keluarga besar kedua belah pihak
Dinda yang berdiri tepat disebelah Gilangpun melihat kearah seluruh keluarga, dapat ia lihat bahwa seluruh keluarga besar Gilang tampak amat bahagia. Melihat itu semua membuat Dinda menundukkan kepalanya dalam, senyum yang sejak tadi menghiasi wajahnya tiba-tiba hilang entah kemana.
Gadis itu tetap setia menundukkan wajahnya sembari melamun hingga akhirnya Gilang menyentuh perlahan jemari Dinda dan membawa gadis itu kembali kealam sadarnya.
Dalam jarak sedekat itu Dinda dapat melihat keengganan di wajah tampan pria yang ia cintai itu, bahkan senyuman tipispun tak mampu bertengger di wajah tampannya itu. apakah sedikit saja dirinya memang tak pernah ada di dalam hati Gilang, hingga pria itu tak mampu sedikit saja berpura-pura bahagia dimalam pertunangan mereka.
Dinda terus menatap dalam wajah Gilang, meneliti setiap inci wajah tampan pria itu, seperti malam ini adalah terakhir kalinya ia melihat Gilang dalam jarak sedekat itu. Saat Gilang hendak mengenakan cicin indah pemberian Maya di jemari manis Dinda, tiba-tiba gadis itu melepaskan gengaman tangan Gilang seraya melangkah mundur memberikan jarak yang cukup jauh diantara mereka.
Perbuatan Dinda sontak membuat semua yang berada di sana menatap dengan terkejut sekaligus bingung kearah gadis manis itu.
" aku tak bisa melanjutkan pertunangan ini ! " ucap Dinda memecah keheningan di ruangan itu

KAMU SEDANG MEMBACA
DINDA
Fiksi PenggemarIni hanyalah sebuah kisah klasik dimana Cleodinda Sekar Ayu, si cewek seksi yang selalu ceria mencintai seorang pria dingin dan cuek bernama Gilang Arka Permana yang notabene adalah pria paling mempesona di seantero sekolah. namun apa mau dikata ket...