Bagian 36

2.5K 232 77
                                    

Beberapa hari ini pekerjaan Gilang sedikit berantakan. pria itu memang datang ke kantor, tapi nyatanya pikirannya melalang buana meninggalkan raganya. Membuat beberapa pekerjaannya sedikit terbengkalai. Gilang benar-benar seperti kehilangan separuh dari kesadaran dirinya.

Pria itu sering kali melamun dan berteriak frustasi tanpa sebab. Gilang yang bisanya tampak tampanpun saat ini berubah kala terdapat lingkaran hitam besar di kedua matanya.

Saat ini Gilang tengah berada di sebuah ruangan megah dimana salah satu koleganya tengah mengadakan pesta. Sejujurnya Gilang enggan untuk menghadiri acara ini, namun ketika berungkali mendengarkan omelan Jayden yang notabene adalah asistennya, ditambah lagi dengan terror dari sang ayah membuat Gilang mau tak mau menginjakkan kakinya di tempat ini.

Malas bergabung dalam pembicaraan seputar bisnis yang terjadi di sekelilingnya, Gilang memilih untuk mendudukkan dirinya di pojok ruangan yang tampak cukup sepi.

" kau seperti pengusaha yang baru saja gulung tikar " keinginan Gilang untuk menyendirinya nyatanya tak membuahkan hasil, kala tanpa di undang Sean dengan santainya duduk di sebelahnya

" bisakah kau pergi, aku sedang ingin sendiri " ucap Gilang kesal

" tampang yang kacau seperti ini, pasti karena Dinda " Sean ingin terkekek kuat jika tak tahu malu saat melihat Gilang melotot tajam kearahnya

" berhenti Lang, nyatanya kesempatan mu sudah habis " ucap Sean lagi, tapi kali ini pria itu tampak serius dengan ucapannya

" karena kau dan dirinya saling mencintai ?! " tanpa sadar Gilang sedikit meninggikan suara

" kau gila, aku dan Dinda hanya sebatas sahabat ! apakah Dinda yang mengatakan omong kosong ini ?! " pekik Sean terkejut dengan tuduhan sahabatnya itu. hubungan antara dirinya dan Dinda selama ini murni persahabatan. Seluruh duniapun tahu siapa laki-laki yang di cintai Dinda hingga saat ini, begitu juga wanita yang masih merajai hati Sean saat ini.

" dan kau percaya dengan bualan gadis itu. C'mon Lang, kau ini pria terbodoh yang pernah ku temui " ucap Sean lagi kala dirinya tak mendapatkan respon berarti dari Gilang

" aku mencintainya Yan, sungguh " kejujuran yang selama ini Sean tunggu keluar juga dari bibir pria bodoh itu. namun, semua itu nyatanya sudah terlambat.

" seharusnya kau mengatakannya sejak dulu. Semuanya sudah terlambat Lang, sekarang saatnya bagi mu untuk berhenti. Biarkan gadis itu merasakan kebahagiannya sendiri, berhenti bersikap egois " ucap Sean menasehati, pria itu menepuk pundak sahabatnya dengan tulus sebelum akhirnya meninggalkan Gilang yang masih setia bergelut dengan pemikirannya.

Kalimat yang beberapa menit lalu Sean katakan, nyatanya membuat hati Gilang semakin tak tenang. Pria itu menenggak habis wine kesekiannya dalam sekali teguk.

Merasa semakin penat berada di keramaian itu membuat Gilang tanpa berpikir dua kali melangkah pergi meninggalkan pesta yang bahkan belum di mulai itu. Ia tak ambil pusing dengan segala omelan yang akan di terimanya dari Jayden dan terlebih lagi sang ayah. Ia butuh ketenangan saat ini, bahkan rasanya ia butuh pelampiasan dengan menenggak berbotol-botol alcohol.

Ketika Gilang hendak melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan gedung mewah itu, tanpa sengaja netra gelapnya menangkap bayangan wanita yang tengah memenuhi hati dan pikrannya. Hanya dengan melihat wanitanya dari jauh nyatanya mampu membuat Gilang menarik senyum kotak di bibirnya. Bolehkah ia mengakui Dinda sebagai wanitanya ?

Gilang segera turun dari mobilnya dan berlari mendekati Dinda yang kini tampak terkejut dengan kedatangan pria itu. Dinda berubah linglung kala Gilang meraih tubuh mungilnya dan tanpa ijin memeluknya dengan amat erat.

DINDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang