Kembali hujan rintik-rintik turun membasahi bumi, menghalangi panasnya sinar matahari di siang ini. Kali ini Dinda datang kebutik dengan diantar oleh Chandra, setelah mendapatkan paksaan dari si pelaku dan yang pasti dengan dukungan yang di berikan oleh sang ayah. Dinda hanya bisa mendesah pasrah dan menerima usulan itu dengan di hiasi senyuman palsunya.
Hujan yang mulanya hanya berupa rintikan kecil, kini telah berubah menjadi lebih deras. Karena tak adanya payung, Chandra dan Dinda harus berlari kecil memasuki butik dengan menggunakan jas miliki Chandra yang di gunakan sebagai pelindung dari air hujan.
" maaf karena ku jas mu jadi basah kuyup seperti ini " ucap Dinda sembari berusaha mengeringkan jas di tangannya itu meskipun apa yang ia lakukan tak akan membuahkan hasil
" tak perlu di pikirkan " Chandra tersenyum manis kearah Dinda sembari merapikah helaian rambut milik tunangannya itu yang sedikit berantakan
" kita keringkan dulu dirimu, kau bisa flu nanti " dinda baru sadar jika kondisi chandra lebih parah dari dirinya, sepertinya pria itu tak memperdulikan dirinya yang kehujanan asalkan Dinda tak basah kuyup.
Chandra menahan tangan Dinda yang berusaha membawanya kedalam ruangan kerja milik wanita itu " tak perlu, aku ada rapat setelah ini. Aku bisa merapikan penampilan ku di kantor "
Dinda menatap Chandra tak setuju, pria itu benar-benar bisa jatuh sakit dengan kondisi pakaian basah kuyup seperti ini. Dinda tak ingin membuat pria yang berstatuskan tungannya ini kesulitan apa lagi penyebabnya adalah dirinya.
" jangan menatapku seperti itu " ucap Chandra sembari menarik Dinda semakin mendekat kearahnya hingga menghapus jarak diantara mereka
Dinda hanya mampu terdiam menerima perlakuan Chandra. Dirinyapun masih tetap diam membisu kala jarak semakin tipis diatara mereka, bahkan wajah tampan Chandra telah menunduk hingga membuat kedua ujung hidung mereka bersentuhan.
Mengetahui kearah mana kelanjutan kondisi itu akan berakhir dengan reflek Dinda mendorong dada bidang Chandra menjauh hingga membuat pria itu menatapnya dengan terkejut sekaligus terluka.
" ma...maafkan aku Chan, banyak karyawanku yang bisa melihat " Dinda hanya mampu menyampaikan alasan bodoh itu. Sungguh dirinya belum siap jika harus berada di kondisi seintim itu dengan Chandra.
Chandra hanya mampu mengulas senyum tipis, dirinya berusaha memaklumi kondisi Dinda saat ini.
Melihat senyuman yang tak luntur di wajah tampan Chandra ketika lelaki itu memutuskan untuk pergi membuat Dinda benar-benar merasa amat bersalah. Ia tahu jika saat ini hati pria itu pasti tengah terluka karena penolakannnya. Dinda menatap sendu kepergian Chandra.
Asik dengan pikirannya tak membuat Dinda menyadari kehadiran Rara di dekatnya. " masih mau melamun ? " tanya Rara mengagetkan
Tak mendapat jawaban dari bosnya membuat Rara mendengus sebal " emb.... Din, nyonya maya datang dan kini sedang menunggu mu "
Penjelasan Rara nyatanya mampu membuat Dinda mengernyitkan dahinya bingung
" dia mencari gaun pengantin untuk menantunya dan tak ingin di layani siapapun kecuali dirimu. Kau tak apa, apa aku perlu menolaknya ? " ucap Rara ragu-ragu
Dinda menghembuskan napasnya kasar, beban masalahnya akan semakin bertambah hari ini. Namun dirinya tak ingin dianggap lemah dengan menghindari masalah. Cepat atau lambatpun hal ini akan terjadi dan ia tak akan bisa terus menerus melarikan diri
" tidak perlu, aku akan melayaninya " Rara hanya mampu menganggukan kepalanya, namun jujur dalam hati dirinya merasa sedih melihat Dinda yang berusaha tampak tegar.

KAMU SEDANG MEMBACA
DINDA
Fiksyen PeminatIni hanyalah sebuah kisah klasik dimana Cleodinda Sekar Ayu, si cewek seksi yang selalu ceria mencintai seorang pria dingin dan cuek bernama Gilang Arka Permana yang notabene adalah pria paling mempesona di seantero sekolah. namun apa mau dikata ket...