Dinda menutup kedua matanya secara perlahan, hingga lelehan air mata lagi-lagi turun membasahi pipi mulusnya. Ketika Dinda benar-benar sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi padanya saat ini, tiba-tiba sebuah tangan dengan sangat mudahnya melepaskan tangan Amira di leher jenjang Dinda.
Karena terkejut, Dinda segera membuka matanya untuk memastikan siapa yang telah menolongnya itu. dengan masih tak percaya, Dinda membulatkan matanya kala melihat Gilang tengah menenangkan Amira yang saat ini tengah meronta untuk kembali melancarkan aksinya. Bahkan beberapa kali Dinda mendengar umpatan dan makian keluar dari bibir cantik Amira. Wanita itu terus saja memaki dan menyalahkan Dinda atas semua yang terjadi padanya.
Dinda masih diam membisu sembari memperhatikan Gilang dan mamanya. Matanya terus menatap segala perlakuan Gilang pada mamanya. Gilang membantu Amira yang sepertinya mulai tenang itu untuk duduk di sebuah sofa di ruangan itu. ketika melihat bahwa Amira mulai tenang, Dinda dengan perlahan mulai mendekati wanita yang disebutnya mama itu.
Secara perlahan Dinda membelai lembut lengan Amira serta merapikan penampilan mamanya itu yang tampak sangat kacau. sepertinya saat ini Amira sudah mulai kelelahan, buktinya sejak tadi wanita itu mulai menguap beberapa kali.
" maafkan Dinda ma " ucap Dinda lihir dengan masih setia membelai lembut pipi Amira
Melihat mamanya mulai mengantuk, Dindapun membimbing Amira untuk berbaring di kamarnya dengan dibantu oleh Gilang. Dinda membaringkan Amira dan menyelimuti wanita cantik itu agar tak merasa kedinginan. Bahkan Dinda yang perhatian mencoba mengatur suhu ruangan di kamar mamanya. sejak tadi Gilang hanya diam menatap semua perlakuan baik Dinda pada wanita yang bahkan sudah melukainya.
sebelum pergi dari kamar Amira, Dinda sekali lagi memastikan bahwa mamanya itu benar-benar tertidur dengan nyaman. Dinda juga menyempatkan mencium kening Amira dan beberapa kali membisikkan kata sayang dengan lirih, namun masih mampu terdengar telinga Gilang. Pria yang sejak tadi terdiam itu entah mengapa menyentuh dadanya.
Setelah memastikan Amira baik-baik saja, Dinda segera bergegas menuju ke kamar Kinan di ikuti oleh Gilang yang sejak tadi berjalan di belakangnya tanpa berbicara sedikitpun.
Sesampainya di kamar Kinan, Dinda terkejut kala adik kecilnya itu menghambur ke pelukkannya. Sepertinya dugaannya benar jika Kinan saat ini belum tenang. Dengan sayang Dinda membelai rambut adik kecilnya itu untuk sekedar menenangkan. Ketika dirasa tubuh Kinan tidak bergetar sehebat tadi, Dinda mulai melerai pelukan mereka dan kemudian mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan sang adik.
Dinda mebersihkan jejak lelehan air mata di pipi chubby Kinan seraya terkekeh pelan " udah dong nangisnya "
" mama jahat, Kinan benci mama !! " teriak Kinan
" hustt.... Kamu gak boleh ngomong gitu. Apa pernah mama marah sama Kinan ?" tanya Dinda yang di jawab gelengan lemah oleh Kinan
" apa mama pernah tidak menuruti semua permintaan Kinan ? " tanya Dinda lagi yang masih dijawab dengan gelengan oleh Kinan " itu tandanya mama sayang sama Kinan " lanjut Dinda
" tapi mama jahat sama kak Dinda. Lihat mama ngelukain kakak lagi !!" tangis Kinan kembali pecah kala dirinya menyentuh beberapa luka kecil di tubuh Dinda yang terlihat oleh mata kecilnya
" wah... liat ternyata sekarang udah jam 11 malam " ujar Dinda sembari menujuk kearah jam di dinding kamar Kinan. Dirinya benar-benar tak mampu lagi berbohong pada adiknya yang pintar ini. satu-satunya jalan adalah mengalihkan perhatiannya, pikir Dinda
" Kinan tidur ya, katanya besok mau jalan-jalan sama kakak " ujar Dinda lagi
Gadis kecil itu menganggukkan kepalanya antusias, sepertinya rencana Dinda untuk mengalihkan perhatian Kinan berhasil. Buktinya gadis itu tampak sangat senang membayangkan liburannya bersama Dinda yang amat sangat jarang dirasakannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DINDA
FanficIni hanyalah sebuah kisah klasik dimana Cleodinda Sekar Ayu, si cewek seksi yang selalu ceria mencintai seorang pria dingin dan cuek bernama Gilang Arka Permana yang notabene adalah pria paling mempesona di seantero sekolah. namun apa mau dikata ket...