29

7K 697 33
                                    

Tia melompat dari satu gedung ke gedung lainnya, ketika berdiri di salah satu gedung tinggi ia memperhatikan langit yang sudah malam. Langit gelap yang dipenuhi cahaya bintang membuat matanya sedikit tertarik. Matanya yang bewarna hitam pekat memperhatikan cahaya bintang tersebut, cahaya yang sekiranya tak akan padam.

"Jika kau masih disini.. bisakah kita melihat bintang bersama?" Gumamnya pelan.

Bayangan tentang kehadiran Mira kini menyeruak kembali ke ingatannya. Dulu Mira mengatakan ingin melihat langit malam bersama Tia namun sampai ia meninggal pun permintaan sederhananya itu tak pernah terwujud.

Tia mengangkat tangannya seakan akan ingin menggenggam langit. "Aku tak ingin ada lagi yang memiliki nasib sepertimu... Aku akan menghabisi semuanya, semuanya..." Ucap Tia sembari mengepalkan tangannya erat erat.

Selama ini Tia berpindah pindah negara untuk menghancurkan monster monster yang masih tertidur, berkat berkas dari soyeon tentang kota kota yang sudah ditinggalkan membuatnya mudah untuk menemukan monster monster tersebut.

Meski sekarang ia bisa dikatakan menghabisi seluruh monster itu tak menutup kemungkinan monster akan kembali datang.

Selama ini juga Tia mencari monster yang mirip dengan monster yang memasuki tubuh Mira saat itu. Monster yang bisa mengendalikan manusia, menurutnya adalah yang paling berbahaya.

Tapi sampai saat ini ia tak menemukan jenis monster yang sama, Tia juga sedang mencari tahu keberadaan monster tersebut. Ia juga harus mengetahui target manusia seperti apa yang ia incar dan bagaimana cara membunuh monster tersebut tanpa harus membunuh manusia yang dirasukinya.

Meski sekarang keluarga yang ia miliki adalah BTS namun tetap saja baginya masih sedikit asing dengan mereka, tapi dia perlahan lahan untuk mulai terbuka dengan mereka bertujuh.

Ia menutup matanya, merasakan angin yang berhembus di sekitarnya. Mungkin saat ini para member sedang bersenang senang dengan keluarganya.

Tapi..

Ada satu orang yang tidak.

•••

Jung hoseok memasuki kamarnya dan keluar rumah menggunakan jaket hitam. Berkat sihir Tia sekarang ia bisa berjalan tanpa harus diperhatikan oleh kamera ataupun publik. Kini ia berjalan menuju sebuah tempat kosong di sekitaran rumahnya.

Dia mengeluarkan sesuatu dari kantung jaketnya dan membuka nya.

Setelah terbuka ia mengambil satu pil dan berniat untuk meminumnya-

"Jangan meminum itu!" Tia datang dan menghempaskan pil tersebut ke udara beserta dengan toples kecilnya.

Obat yang ingin diminum oleh Jung hoseok adalah anti depresan.

"Kau tak perlu meminum itu..." Ucapnya lagi, hoseok yang melihatnya sedikit terkejut.

"Kenapa kau bisa ada disini?" Tanyanya yang masih terkejut.

"Ada apa? Mengapa kau ingin meminum obat ini? Bukankah sekarang kau sedang liburan? Bukankah seharusnya kau merasa bahagia?" Tia mengabaikan pertanyaan hoseok dan mengamati wajahnya.

Jung hoseok terdiam. "Hei.. apa kau tak apa apa?" Tia mendekatkan dirinya ke Jung hoseok namun hoseok malah mengalihkan pandangannya.

"Aku tak apa apa. Hanya saja sepertinya aku butuh obat itu..." Ucapnya pelan.

"Sudah kuduga..." Tia terdiam sejenak.

"Maaf terlambat menyadarinya, sepertinya kau memiliki masalah dengan beberapa orang yang tak suka dirimu yaa.." lanjutnya.

"Hah.. kau memang mengerikan, kau bisa tahu sesuatu yang aku sembunyikan." Jung hoseok kini menatap mata Tia.

"Aku ingin meminum itu setidaknya agar aku bisa tenang, aku tak ingin mereka mengkhawatirkanku."

"Aku hanya ingin mereka mengetahui bahwa aku selalu baik baik saja, bahwa aku selalu ceria tanpa ada masalah. Tapi sepertinya itu sedikit susah.."

Tia terdiam sejenak dan menatap matanya lekat. "Hei.. kau sudah tinggal bersama mereka lebih dari 5 tahun. Kalian adalah keluarga bukan? Kau tak perlu berpura pura di depan mereka. Semuanya akan baik baik saja, hoseok oppa.."

Untuk pertama kalinya hoseok mendengar Tia memanggilnya dengan sebutan 'oppa'.

Tia juga semakin lama semakin dekat dengan hoseok, Tia membuat tangannya menyentuh leher hoseok lalu kini ia kembali menatap matanya dengan jarak yang lumayan dekat.

"Tak apa apa, kau bukanlah seseorang yang bisa ceria setiap saat. Kau tetaplah manusia." Ucapnya.

Cacian dan makian dari orang orang tak pernah ada henti hentinya, hoseok beserta yang lain selalu merasakan itu, semakin tinggi popularitas mereka maka semakin banyak orang yang membencinya, meski cibiran sudah menjadi santapannya setiap saat bukan berarti ia akan selalu kuat bertahan karena pada dasarnya manusia pasti memiliki batas.

Dan sedetik kemudian, hoseok yang merasa gelisah, stress dan merasa ingin kabur dari semuanya mendadak perasaan itu menghilang lalu bersamaan dengan itu Tia melepaskan tangannya dari leher hoseok.

"Apa yang kau lakukan padaku?" Tanyanya pada Tia.

"Sedikit sihir yang membuatmu tenang. Kau tak boleh meminum itu lagi, aku tak ingin kau bergantung pada itu. Kau boleh bergantung padaku, kau boleh meminta bantuanku. Bukankah kita keluarga?" Tanyanya dengan sedikit senyuman tipis diwajahnya.

Hoseok yang mendengar itu dari Tia ikut tersenyum juga. "Kau tahu.. kau yang tersenyum tipis saja sudah cantik apalagi jika kau tersenyum lebar, mungkin kau akan lebih cantik dari sekarang.." katanya sembari menatap Tia.

Tia yang mendengar itu segera mengalihkan pandangannya. "Diamlah." Ucapnya  sedangkan hoseok hanya tertawa.




-TBC-



Untuk lima hari kedepan aku akan update terus!! UwU ku harap kalian suka.

bodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang