"sial, mereka secepat ini menyebarkan berita." Tia berlari sembari menggenggam pedangnya, puluhan tembakan terdengar di udara untuk menghancurkan sosok yang sudah merusak kedamaian di new York ini.
Sambil menghindari peluru yang datang Tia memfokuskan sihirnya agar bisa memanipulasi udara agar padat dan bisa digunakan untuk pijakkan.
"Tembakk!!!"
Boom boomm!
Suara ledakan yang mengerikan terus terdengar namun lipan tersebut bahkan tidak tergores sedikit pun. Tentu saja tidak akan tergores karena serangan yang menimbulkan ledakan bukanlah cara untuk mengalahkannya.
Tia berlari untuk mendekati lipan tersebut sayangnya salah satu peluru mengarah padanya, ia segera melompat menjauh namun tertimpa reruntuhan bangunan.
Tubuhnya terjatuh dan terbentur cukup keras di tanah. Ia meringis kesakitan tapi Tia mencoba bangun dengan bantuan pedangnya yang ia tancapkan, meskipun susah Tia berhasil berdiri.
"Rasanya tulang rusukku patah..." Dia menarik pedangnya dan kembali berlari menuju lipan tersebut, dengan gerakan yang cukup cepat ia memposisikan pedangnya dengan tepat agar berhasil menusuk lipan tersebut hingga menembus kulitnya.
Sreett..
Satu goresan panjang mengenai lipan tersebut diiringi cipratan darah dimana mana. Tia mengelap darah yang berada di wajahnya, dia kembali menusukkan ke lipan tersebut.
Namun lipan itu malah meronta ronta sehingga membuat Tia terpental cukup jauh dan menabrak sebuah mobil.
Tia terpental cukup jauh sehingga ada beberapa wartawan di sekeliling nya, dengan kecepatan yang hebat mereka mengarahkan kamera ke arah Tia sayangnya berkat sihir Tia kamera mereka semua menjadi eror.
"Cepat pergi dari sini! Tidak ada gunanya memfoto di sekitar sini, kalian hanya membahayakan diri kalian sendiri!" Seru Tia kepada mereka.
Bukannya pergi mereka masih saja mencoba mengambil beberapa gambar.
Monster lipan itu mengejar Tia, kondisi yang gawat membuatnya berfikir sangat keras. Sulit baginya untuk bertarung sekaligus melindungi orang orang.
Semakin lama monster lipan itu mendekat namun para wartawan itu masih saja memfoto sekeliling. Sedetik kemudian lipan itu muncul dan menyemburkan racun kemana mana.
Salah satu wartawan tersebut terkena racunnya dan terjatuh ke tanah penuh dengan erangan kesakitan.
"Ini semua gara gara kau!" Seru wartawan lainnya sembari menunjuk Tia.
Tia yang tak mengerti mengerutkan keningnya, bagi nya saat ini adalah harus membawa mereka pergi dari sini.
Atau..
Membuat monster itu menjauh. Tak memperdulikan makian dari beberapa wartawan ia berlari mendekati monster tersebut.
Dengan darah yang mengalir di tangannya ia manfaatkan dengan membentuk sebuah tombak. Hitungan selanjutnya seluruh tombak itu melayang ke arah lipan tersebut dan menghantamnya.
Lipan tersebut terjatuh, mengambil kesempatan itu Tia membentuk kembali pedangnya dan menancapkannya tepat di matanya.
Setelah merusak matanya Tia membentuk pedangnya agar lebih besar namun bayaran atas penggunaan sihir itu adalah darahnya tersedot habis.
Tak peduli dengan keadaannya nantinya, ia membuat pedang besar dan mengayunkannya tepat ke jantung lipan tersebut.
"Rasakan ini!" Serunya sembari menusukkan pedang tersebut agar semakin dalam.
Darah bermuncratan kemana mana, pedang serta wajah Tia dipenuhi oleh darah monster tersebut. Raungan kesakitan terdengar ke seluruh penjuru kota new york.
Monster lipan tersebut berhasil dikalahkan oleh Tia.
Namun sesuai dengan bayarannya Tia terjatuh lemas ke tanah. Saat ini ia benar benar kekurangan darah, wajahnya berubah menjadi pucat pasi.
Tapi Tia tak mengharapkan bantuan dari siapapun, ia bertekad untuk melakukan semuanya sendiri termasuk merawat dirinya. Selagi dirinya masih sadar ia menggunakan darah monster tersebut sebagai sumber sihirnya, ia memanipulasi keadaan menjadi seperti semula. Perlahan lahan bangunan yang hancur kembali seperti sedia kala.
Para warga yang menyaksikan itu segera terkejut dan mematung di tempat. Dari manapun dilihatnya itu bukanlah hal yang manusiawi bukan?
"Tugas terakhir ku adalah..."
Detik detik sebelum kesadaran Tia menghilang, yang Tia lakukan adalah...
•••
Dua menit sebelumnya....
"Saat ini kami berada di radius 10 km dari tempat kejadian. Wartawan yang berada dalam radius 2 km mengabarkan bahwa ada seorang wanita dengan sebuah pedang sedang melawan monster tersebut. Siapakah wanita ini? Apakah dia bisa mengalahkan monster tersebut?"
"Itu pasti adalah Tia!" Seru Yoongi.
"Kau benar, tapi tunggu ada seorang wartawan dalam radius 2 km? Apakah itu tak terlalu berbahaya? Terlebih monster tersebut dikabarkan memiliki panjang 6 m..." Jelas Namjoon.
"Apakah Tia akan selamat?" Tanya taehyung.
"Aku yakin dia akan baik baik saja." Balas Jimin.
"Kita percayakan pada Tia." Sahut jin.
"Di internet juga sudah ramai membicarakan siapa wanita ini.." Jungkook yang sedang membuka sosial media memberitahukan Hyung Hyung nya tentang tanggapan netizen.
"Aku ingin lihat." Jung hoseok dan Jungkook melihat dan membaca tanggapan tanggapan dari warganet.
Sebagian besar tanggapan mereka adalah kepanikan.
Dan ketika mereka sedang menonton berita siaran langsung itu mendadak semuanya menghitam begitupula internet. Semuanya menghitam, eror.
'sistem eror'
Itulah yang tertulis.
Sedetik kemudian, semuanya kembali biasa. Tak ada lagi berita tentang monster lipan tersebut, tak ada lagi tanggapan tanggapan warganet tentang monster itu lagi. Semuanya damai, semuanya seperti sebelumnya.
Bahkan para staff yang tadinya panik sekarang sangat tenang seperti tidak terjadi apa apa. Lebih tepatnya seperti dimanipulasi ingatannya.
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
bodyguard
Teen Fiction"Dia seperti bukan manusia, dia dingin, tak pernah tersenyum bahkan berbicara hanya seperlunya. Tapi, entah mengapa kami menyukainya." genre: romance, fantasi, drama, action.