36

6.2K 582 2
                                    

Tia berdiskusi dengan soyeon tentang ketujuh manusia itu, beberapa hari yang lalu juga Tia melihat kemampuan masing masing dari mereka.

Beruntung Tiffany memiliki kemampuan sihir sejenis tipe sensor, dia bisa mengetahui keberadaan monster lebih akurat ketimbang Tia. Dia juga pintar memainkan komputer dan menciptakan sesuatu yang menakjubkan.

Terlebih yang lain juga memiliki kemampuan fisik diatas rata rata dan sihir memanipulasi mirip mirip seperti Tia.

"Mereka bilang sendiri ingin membantuku untuk menyelamatkan dunia ini namun...." Tia memasang wajah sedikit sedih, soyeon yang melihat itu memeluknya seperti seorang ibu.

"Kau tahu.. bisa jadi mereka adalah orang orang yang akan meringankan bebanmu meski sedikit. Sekarang dunia dalam krisis dan kita harus melakukan segala cara untuk menyelamatkan dunia ini, sekarang juga kau seperti tiang yang berdiri kokoh menopang dunia ini. Jika kau melemah bagaimana kita nantinya?"

Merasakan pelukan dan suara lembut dari soyeon, Tia merasakan sesuatu yang pernah hilang sejak dulu kala. Rasa yang seharusnya sudah hilang sejak lama kini muncul kembali, entah apa itu.

Hari semakin lama berubah menjadi malam, waktu untuk beristirahat benar benar sangat sedikit. Tia bahkan hanya bisa bertemu BTS sekali dalam sehari dikarenakan sibuk mengurus dokumen dokumen laporan dari seluruh penjuru dunia.

Tia yang merasakan kelelahan menyenderkan badannya di dinding. Matanya yang sudah sangat mengantuk membuatnya kesulitan untuk berkosentrasi.

Dia menatapi sinar rembulan yang menyeruak masuk ke dalam ruangannya. Saat ini ia berada di salah satu ruangan agensi big hit, soyeon sudah menjadikan tempat itu untuk Tia pakai dalam perkerjaannya. Dapat dilihat tumpukan dokumen yang memenuhi mejanya.

Tia berfikir untuk meminta bantuan kepada tujuh manusia yang baru ia kenal itu namun sekarang ia khawatir dengan keadaan mereka.

Asal kalian tahu saja semenjak Tia mengabarkan tentang dirinya dan keberadaan monster sebagian besar dari mereka semua tidak menerima Tia. Mereka benar benar menolak keberadaan Tia dan menganggap Tia sebagai pengkhianat suatu hari nanti.

Menanggung beban sendirian? Itu bukanlah hal manusiawi tapi untuk Tia yang bukan manusia menurutnya ini adalah hal yang wajar, namun pikiran dan tubuhnya tidak selaras. Tubuhnya tahu sampai mana ia bisa bertahan.

Ia perlahan menutup matanya merasakan kembali kelelahan yang sudah memuncak.

•••

Pagi menyambut Seoul, sinar matahari terlihat sangat menyilaukan bagi Tia. Tia yang belum tidur membuat kantung matanya semakin terlihat dan menghitam dari biasanya. Dia memandang keluar jendela dan terlihat tujuh manusia lai laki yang sudah bersiap siap untuk pergi.

"Sepertinya mereka ada jadwal lagi... Aku rindu menjadi bodyguard mereka lagi.."

Untuk sekarang Tia bukanlah bodyguard mereka lagi namun Tia tetap memantau BTS dari jauh.

Tetapi suara langkah kaki mendekati ruangannya Tia dapat merasakan itu dan menatap ke arah pintu yang akan terbuka.

Saat terbuka sesosok lelaki tampan kini menatapnya sembari memegang sebuah gelas yang berisi cokelat panas.

"Hai.. sudah lama tidak bertemu, ku pikir kau membutuhkan ini." Dia melangkahkan kakinya mendekati Tia, Tia yang melihatnya mengulum senyum.

"Taehyung.."

Ketika namanya dipanggil Taehyung menatap wajah Tia lebih dekat. "Minumlah, kau tampak sangat buruk." Ia memberikan segelas cokelat panas pada Tia.

bodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang