"bisakah sekali aku merasa tenang?" Keluh Tia yang langsung mengambil pedangnya dalam sarung gitarnya.
Dengan darah di mulut serta hidungnya ia manfaatkan dengan menyelimutinya pada pedangnya agar lebih kuat dua kali lipat.
Setelah itu ia berlari ke tengah stadion, tepat saat ia ingin sampai sebuah batu besar menghampiri mereka.
Tia menarik pedangnya dan menebas batu itu menjadi dua lalu menendangnya agar keluar dari stadion. Karena dilakukan di tengah tengah stadion semua orang memperhatikannya dengan pandangan takjub sekaligus menakutkan.
Setelah itu yang terdengar adalah suara teriakan dimana mana, kepanikan menerjang satu stadion ini. Tia segera memberikan pengarahan agar para warga segera pergi dari stadion sekarang juga.
Beberapa idol juga terlihat kesusahan untuk meninggalkan stadion ini mengingat banyaknya pengunjung yang berdesakan untuk keluar.
Serangan selanjutnya diluncurkan, sebuah semburan api mengarah ke stadion namun berhasil dicegah oleh Tia menggunakan sihirnya.
"Cepatlah pergi dari sini!" Serunya pada para warga yang masih berdiam diri karena ketakutan.
Duak... Duak...
Hentakan kaki yang begitu besar mengguncangkan stadion ini berkali kali. Dari atas terlihat sebuah monster purbakala yang sekarang sepertinya sedang mengamuk.
Karena kemunculan monster tersebut membuat para warga semakin takut.
"Sialan." Keluh Tia.
Dari kejauhan BTS melihat Tia yang kini sedang memperhatikan ke arah monster tersebut. Menurut pengalaman BTS selama ini mereka belum pernah menemukan monster setinggi dan sebesar ini, monster ini kira kira memiliki tinggi 60 m.
Hendak ingin menghampiri Tia keinginan itu dicegah oleh Taehyung. "Kita jangan menghampirinya, kita hanya akan jadi beban untuknya. Sebaiknya kita membantu agar para warga bisa keluar dari stadion ini segera." Ucapnya dan dibalas anggukan oleh mereka berenam.
Sementara itu Tia mengepalkan tangannya lalu ia berlari dan melompat menggunakan sihirnya agar mencapai monster tersebut.
Dibantu dengan puing puing yang terus berjatuhan Tia sampai ke kepala monster itu, dengan tendangan sekuat tenaga Tia menendang monster tersebut menggunakan satu kakinya.
Karena dorongan yang begitu kuat monster tersebut sedikit mundur kebelakang. Serangan yang menimbulkan dampak sedikit pada monster itu berbanding terbalik dengan Tia, mungkin sekarang kondisi kaki nya mulai membiru. Benturan yang sangat kuat tidak bisa ia tahan.
Tia menggenggam pedangnya erat, dia kini berada di posisi siap untuk bertarung dengan kondisi salah satu kakinya membiru.
"Kau merepotkan." Ucapnya dan langsung menerjang monster itu, ia menancapkan pedangnya ke tangan monster tersebut, dengan ayunan yang sangat kuat Tia berhasil dihempaskan ke bangunan terdekat.
Tia terlempar di sebuah perkantoran, saat itu gedung masih sedikit ramai karena tak semua orang sudah keluar. Tia yang merasa sakit dibagian kepala dan punggungnya mencoba bangkit dibantu dengan pedangnya. "Tcih sialan.." ia memegangi kepalanya yang mulai terasa pusing.
Monster itu kembali meraung, kemunculan monster tersebut membuat pemerintah mengumpulkan para polisi dan tentara. Sedetik kemudian dentingan suara peluru terdengar di sekitar.
Beberapa warga berlarian untuk evakuasi, Tia yang masih merasakan sakit di seluruh tubuhnya mencoba berdiri.
Kini ia memperhatikan monster tersebut dari atas gedung, mencoba berfikir cara mengalahkannya.
Ketika melihat tubuhnya, tubuhnya sudah bergetar menahan sakit. Prediksinya dia hanya bisa menggunakan sihir beberapa kali saja.
Monster itu mengeluarkan serangan dari mulutnya, cahaya berwarna merah mewarnai langit Korea saat itu.
Tia yang melihat kejadian tersebut segera melompat dari gedung atas dan berhasil mendarat walau tidak mulus, ia berlari pincang menuju ke arah pasukan tentara tersebut.
Sinar kehancuran mengarah kepada mereka dan boom!
Suara ledakan terdengar namun kehancuran berhasil di tahan oleh pelindung yang dibuat Tia.
Menggunakan sihir terlalu besar membuatnya hampir kehilangan kesadarannya.
"Aku harus segera menyelesaikannya.." Tia mengalihkan pandangannya ke pasukan tentara yang kini sedang melihatnya.
Terlintas satu ide dari Tia, Tia segera bergerak menuju salah satu dari mereka.
"Aku butuh bantuan kalian, aku harap kalian mau mendengarkanku." Ucapnya mendadak, dalam keadaan mendesak seperti ini semua rencana harus dilakukan termasuk rencana dari orang aneh seperti Tia.
Tia berdiskusi kepada mereka sejenak dan dibalas anggukan dari mereka semua.
"Oke, kumohon lakukanlah." Dia segera mengambil pedangnya dan hendak pergi.
"Nona namamu siapa?!" Seru salah satu dari mereka, Tia menoleh, "namaku TIA." Ucapnya dan segera pergi.
Rencana dilaksanakan. Menggunakan kemampuan telepati Tia, semua tentara dapat mendengarnya saat tadi maupun sekarang. Menggunakan rencana Tia, mereka akan mengalahkan monster ini.
Serangan di mulai sejumlah bom besar diluncurkan ke arah monster tersebut, sayangnya itu tak berdampak apa apa baginya. Tapi bukan itulah yang diincar mereka, melalui bom tersebut menimbulkan asap yang begitu padat di sekitarnya.
Demi menghilangkan kabut asap itu monster tersebut mengeluarkan sinar dari mulutnya lalu hitungan detik lainnya sebuah cahaya menyilaukan bersinar dari mulutnya.
Sinar yang begitu terang mampu menghilangkan kabut asap tersebut. Ketika kabut hilang yang terjadi adalah tidak ada apa apa. Para pasukan tentara tersebut seakan akan menghilang begitu saja.
"Mencariku?" Tia melompat dari atas helikopter.
Dia menyiapkan pedangnya yang sudah dilapisi dengan sihir yang kuat, dengan bantuan angin ia berhasil menambah kecepatan dan kekuatan benturan ketika menebas monster.
Goresan panjang berada di belakang monster tersebut, darah bermuncratan dimana mana. Tia mengambil kesempatan untuk memanjat monster itu hingga ke kepalanya. Ketika ia sampai, ia menusukkan pedangnya di hidung monster, monster itu meraung yang menimbulkan getaran hebat di sekitar.
Tia mampu bertahan dengan memegangi pedangnya yang sudah menancap di tubuh monster tersebut, lalu ia melompat ke depan dan bertatapan dengan monster itu.
Dia mengeluarkan sesuatu di kantungnya dan itu adalah bom, ketika monster ingin melancarkan serangan saat itulah mulutnya terbuka dan Tia melemparkan bom tersebut tepat di mulut monster.
Tia segera melompat menjauh darinya lalu suara ledakan hebat terdengar di dalam perut monster. Akibat ledakan tersebut adanya serangan angin yang begitu besar dan Tia berhasil dihempaskan dengan tekanan itu.
Tia terjatuh sangat keras hingga membentur tanah, tubuhnya sudah tak bisa digerakkan lagi bahkan matanya sudah sayup sayup untuk melihat.
Darah terus keluar dari tubuhnya dan kakinya yang membengkak benar benar perpaduan rasa sakit yang menyakitkan.
Tia memejamkan matanya.
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
bodyguard
Teen Fiction"Dia seperti bukan manusia, dia dingin, tak pernah tersenyum bahkan berbicara hanya seperlunya. Tapi, entah mengapa kami menyukainya." genre: romance, fantasi, drama, action.