Malamnya Tia berniat untuk mengobati lukanya namun..
Mira mendatanginya sembari membawa beberapa obat dan perban. Melihat itu Tia berusaha untuk tak menunjukkan ekspresi terkejutnya.
"Tak usah kaget, kau terluka kan? Aku tahu itu. Tak usah menyembunyikannya lagi dariku." Ucapnya yang kini berada di depan Tia.
Tia hanya terdiam sambil menatap Mira.
"Biar aku obati." Dia segera membereskan obat obatan tersebut, Tia hanya terdiam, dia tak tahu harus berkata apa lagi padanya, sepertinya ucapan terimakasih saja tak bisa mengungkapkan perasaannya seluruhnya.
Mira membantu Tia membuka pakaiannya, terlihat punggungnya terbalut perban yang sudah berantakan penuh darah. "Kau tak pintar mengobati..."
"Jadi.. jika kau terluka, kau bisa meminta bantuanku." Mira perlahan lahan membuka perban lusuh itu dan terlihat sangat jelas luka robekkan yang sangat parah berada di tubuh Tia.
"Kenapa bisa seperti ini?" Tanya Mira lirih.
Tia tak menjawab, dia tak ingin mengatakan apa yang terjadi pada Mira tapi sepertinya tanpa dikatakan pun Mira bisa mengerti.
Mira pelan pelan mengobati luka Tia, bahkan butuh waktu setengah jam untuk benar benar membersihkan luka itu dengan benar.
Ketika selesai Tia mengganti bajunya terlebih dahulu yang terkena noda darah.
"Terimakasih." Ucap Tia menunduk.
"Kumohon, jangan menyimpan semuanya sendiri oke." Setelah itu Mira memeluk Tia pelan, "ingatkan, aku selalu disini bersamamu." Ucapnya.
Mendengar itu Tia segera memeluk Mira, "maaf."
•••
Pagi paginya Tia harus meninggalkan Mira karena hari ini Bangtan harus syuting untuk MV terbaru mereka.
"Hati hati ya!" Seru Mira sambil melambaikan tangannya ke arah Tia.
Tia hanya mengangguk dan pergi menyusul Bangtan.
Pembuatan MV cukuplah lama dan memakan waktu seharian. Tia yang menonton mereka mengetahui seberapa lelahnya mereka terlebih Tia mengetahui juga detak jantung mereka.
"Apa kalian tak ingin istirahat sebentar?" Tanya Tia dingin. Meski kalimatnya terkesan perhatian tapi jika dikatakan oleh Tia kalimat itu seperti bukan perhatian lagi.
"Tak apa. Kami masih semangat!" Seru Jung hoseok.
"Ya, ini untuk army dan kami selalu semangat jika tentang army." Balas Namjoon.
Tia yang tak begitu mengerti betapa pentingnya army dalam hidup mereka hanya bisa terdiam. Setiap saat bahkan setiap waktu mereka selalu menyebutkan nama army.
"Kenapa kalian selalu semangat jika tentang army?" Tanya Tia mendadak.
Mendengar pertanyaan dari mulut Tia membuat member mengulum senyum.
"Karena bagi kami army sangatlah penting, tanpa mereka kami tak akan se sukses ini." Balas Taehyung tersenyum.
"Kau juga pasti memiliki orang orang yang penting bagimu kan?"
Tia tak menjawab, ia malah pergi meninggalkan Bangtan.
"Benar benar boneka hidup." Gerutu Yoongi.
"Hei, padahal kemarin kita berfoto bersama dia loh." Jin menyenggol tangan Yoongi.
"Ya, aku tau. Tapi tetap saja dia boneka hidup."
Semuanya hanya menghela nafas saja.
•••
Saat ingin pulang ke dorm BTS mampir sebentar ke restoran untuk istirahat sekaligus makan malam.
"Tia, makanlah bersama kami." Pinta jimin, Tia menggeleng.
"Tak perlu. Tapi aku ingin memesan makanan untuk dibawa pulang."
"Untuk Mira kah?" Tanya Jungkook dan dibalas anggukan oleh Tia.
"Kau yang seperti ini terlihat lebih seperti manusia." Celetuk Yoongi.
"Selama ini aku tak terlihat seperti manusia?"
"Terkadang." Jawabnya santai sedangkan Tia hanya diam saja.
Sambil menunggu para member makan Tia bersender ke dinding dekat mereka.
Sayangnya...
Tiba tiba saja lampu restoran mati dan terdengar suara-suara aneh di sekitar mereka. Karena suara aneh itu membuat para pelanggan menjadi panik.
Merasa ada yang tak beres Tia sudah mulai berjaga jaga dan benar saja sesosok manusia dengan tanduk dan ekor tampaknya kurang bersahabat.
Tia yang melihat itu mengerutkan keningnya. "Evolusi nya secepat ini?!" Tia yang biasanya tak pernah menunjukkan ekspresi saat ini sangat jelas di wajahnya bahwa ia sedikit kaget.
"Semuanya cepat pergi dari sini!" Seru Tia.
Dengan kecepatan dahsyat ekor tersebut hendak menyerang salah satu pelanggan namun berhasil di tahan oleh tangan Tia.
"Cepat pergi!"
Para warga panik dan berebutan untuk keluar dari restoran. Serangan kedua terjadi lagi dan itu diarahkan ke member Bangtan.
Dengan pedang darahnya Tia berhasil menghempaskan ekor tersebut, "kalian juga pergi dari si-" sebelum menyelesaikan kalimatnya sosok itu sudah berada di depan Tia dan menendang tubuh Tia hingga terpental ke dinding restoran.
Karena terlalu keras menghantam dinding luka Tia kembali terbuka dan mengalirkan darah lagi. Rasa sakit di sekujur tubuhnya mulai terasa semakin menyakitkan.
Tia terjatuh dengan darah menetes dari punggungnya, para member Bangtan yang melihat itu sangat terkejut namun mereka tak bisa menghampiri Tia segera dikarenakan sosok di depan mereka kini mengincar mereka.
Untung saja member Bangtan berhasil menghindari serangan serangan tak langsung dari sosok tersebut.
Namun sepertinya tak selamanya mereka bisa menghindar.
Sreett...
Darah menetes dari tubuh..
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
bodyguard
Teen Fiction"Dia seperti bukan manusia, dia dingin, tak pernah tersenyum bahkan berbicara hanya seperlunya. Tapi, entah mengapa kami menyukainya." genre: romance, fantasi, drama, action.