Setelah pidato tersebut kejadian mengejutkan lainnya kembali mendatangi kehidupan Tia. Kini didepannya ada tujuh orang daintaranya empat wanita dan tiga lainnya adalah laki laki.
"Kami sama sepertimu." Ucap mereka.
Lagi lagi Tia mengedipkan matanya dan meminta mereka mengatakan hal yang sama berulang kali.
"Tunggu.. sama bagaimana?" Tanya Tia yang masih bingung.
"Kami juga memiliki sihir sepertimu." Jawab salah satu dari mereka.
Penyataan yang di keluarkan dari gadis tersebut membuat Tia bengong kembali. "Ahahahaha kau bercanda pasti..." Tia memijat kepalanya berharap bahwa ini bukanlah mimpi.
"Kami sama sepertimu."
Kini terdengar suara seseorang di otak Tia, "telepati?!" Tia segera memperhatikan mereka lagi, jadi ini bukanlah sebuah kebohongan?
"Kalian memiliki kekuatan sepertiku?!" Pekik Tia yang masih kaget.
"Ah iyaaa.. maaf Tia san, sebenarnya kami membentuk semacam organisasi sejak dua bulan lalu. Kami juga merasa bahwa kami ini berbeda dan merasakan seperti monster di sekitar kami. Awalnya kami pikir kami sekumpulan orang gila yang terpencar di beberapa tempat di bumi ini tapi ketika kami melihat Tia san memiliki kekuatan yang sama seperti kami, kami segera terbang ke Korea."
Ucap salah satu laki laki yang bisa dibilang dari Jepang.Entah apa yang dirasakan Tia sekarang, senang karena ada yang sama dengannya? Atau malah ini merupakan pertanda buruk jika ada orang lain yang memiliki sihir selain dia?
"Tenang saja kak Tia, kami adalah orang baik. Kau bisa percaya pada kami.. ah ya, kami belum memperkenalkan diri. Maafkan kami yang sangat lancang kepadamu.. aku Sernia praticia, aku berumur 19 tahun dan aku tinggal di indonesia." Jelasnya yang membuat Tia membulatkan kedua matanya.
"Kau berasal di negara yang sama denganku." Senyum Tia, melihat senyuman Tia membuat mereka bertujuh terpesona. Bagi mereka senyuman Tia itu memiliki pesona unik yang hanya bisa diberikan olehnya.
"Ka..kalau begitu namaku angelica, aku berumur 19 tahun juga dan aku tinggal di new Zealand." Ucap salah satu gadis dengan mata birunya yang sangat indah.
"Namaku kuro! Aku berumur 19 tahun dan aku tinggal di Jepang." Seru laki laki tampan yang memiliki tinggi melebihi Tia.
"A..anu.. namaku Tiffany, umurku 18 tahun dan aku tinggal di Amerika. Salam kenal." Gadis yang terlihat malu malu itu memberanikan menatap Tia, Tia yang ditatap olehnya membalas dengan senyuman lembut di wajahnya.
"Namaku so kyung. Aku di Korea, umurku 20 tahun. Maaf karena awalnya tidak menyadari keberadaanmu terlebih dahulu, Sunbae Tia." Gadis tinggi dengan wajah yang putih itu menundukkan kepalanya sopan.
"Tak apa, aku juga tidak menyadari keberadana kalian. Apa mungkin sihir kalian belum sepenuhnya terlatih ya?" Tanya Tia pada mereka dan dibalas anggukan oleh mereka semua.
"Kami baru menyadari kekuatan kami sekitar satu tahun yang lalu..." Balas laki laki di sebelah kuro.
"Ah ya, namaku Steven aku tinggal di Rusia. Umurku 19 tahun."
Dan terakhir laki laki kecil di sebelahnya menatap malu malu Tia dan menggenggam erat baju Steven. "Namaku Rudolf, aku berumur 16 tahun.. aku tinggal di Singapura." Ucapnya.
"Senang berkenalan dengan kalian, aku pribadi masih syok dengan keberadaan kalian. Tapi aku juga bersyukur kalian ada di dunia ini.."
"Ah kami harap bisa berkerja sama denganmu Sunbae Tia, kami pribadi juga ingin menyelamatkan dunia ini..." Balas so kyung.
"Mungkin aku harus melihat kemampuan kalian terlebih dahulu tapi tidak sekarang. Dan jangan panggil aku 'sunbae' atau apapun itu, aku lebih suka dipanggil Tia san, panggilan jepang sepertinya lebih cocok untukku." Mendengar permintaan Tia mereka mengangguk cepat.
Setelah itu mereka bertujuh diarahkan oleh Tia menuju salah satu hotel di dekat agensi. Tia meminta mereka sementara untuk tinggal disini karena ia perlu memikirkan permasalahan yang mulai timbul setelah pengakuan nya tentang kebenaran dunia ini.
Bahkan banyaknya pemimpin dunia yang menganggap bahwa Tia dan para monster memiliki suatu hubungan, juga sekarang mulai bermunculan gerakan penolakan monster.
Beberapa negara berencana menjalin kerjasama dengan Tia demi menyelamatkan negeri mereka masing masing. Perlu di tegaskan lagi, masing masing bukan seluruh negeri.
Munculnya pro dan kontra terus bertambah setiap menitnya. Berita terus meliput tentang Tia dan sebagainya. Keberadaan sihir yang merupakan eksistensi fiksi di dunia ini kini menjadi kenyataan.
Banyak yang penasaran dengan Tia, monster, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan itu.
Mereka juga memiliki kekhawatiran berlebihan jika saja monster kembali muncul kepermukaan.
Tia harus menyelesaikan semua itu sendirian. Tia merasa bahwa ia tak boleh merepotkan orang orang di sekelilingnya karena itu ia berniat untuk menanggung semuanya sendirian.
Sekarang muncul anak anak yang umurnya dibawah Tia yang mengaku memiliki kemampuan yang sama dengannya. Jika seandainya iya, jika keberadaan mereka diketahui publik sebagai "pahlawan" akankah mereka sanggup? Sanggup untuk menahan seluruh beban yang lebih berat dari sebelumnya, sanggupkah mereka untuk bertahan diatas hinaan seluruh dunia nantinya?
Itu yang dipikirkan Tia saat ini, begitu banyak yang ia pikirkan bahkan Tia bisa merasakan bahwa kepalanya akan pecah.
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
bodyguard
Teen Fiction"Dia seperti bukan manusia, dia dingin, tak pernah tersenyum bahkan berbicara hanya seperlunya. Tapi, entah mengapa kami menyukainya." genre: romance, fantasi, drama, action.