Siapapun yang melihat Tia sudah dapat dipastikan dia bagaikan mayat hidup, sudah beberapa hari ia tak tidur hanya untuk meningkat kekuatan fisiknya dan melakukan penyelidikan pada monster.
Kini ia terbaring di lantai gedung bawah tanah, tempat yang hanya ia saja yang tahu. Ia jadikan tempat itu sebagai latihan fisiknya, kini tangannya bengkak karena terlalu lama memegang pedang.
Beberapa kali juga ia memuntahkan darahnya karena terlalu keras latihan. Ia membiasakan dirinya untuk tidak makan namun energi tetap tersimpan dalam tubuhnya, setidaknya ini berjaga jaga jika ada suatu kejadian yang membuatnya tak bisa makan dan minum.
"Sudah pukul berapa sekarang..?" Ia melihat handphonenya, pukul sudah menunjukkan jam sembilan pagi.
Perlahan namun pasti ia bangkit dan merasakan sakit di sekujur tubuhnya, tak heran mengingat latihan yang ia lakukan sangat keras.
Ketika kembali ke atas, ia melihat banyaknya orang yang sibuk seperti biasa, keadaan normal. Pelan pelan ia pergi ke ruang pengobatan untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak.
"Tia, apa kau baik baik saja?" Tanya salah satu petugas perawatan, ia mengambil gerakan cepat dan menopang tubuh Tia menuju kasur.
"Aku baik baik saja Noona, terimakasih sudah mengkhawatirkanku." Balasnya tersenyum tipis.
"Selama kau berlatih kami menemukan inovasi terbaru, yaa.. meski ini dapat bantuan dari Tiffany dan lainnya." Dia pergi mengambil sesuatu, sebuah jarum suntik yang di dalamnya terdapat cairan putih.
"Apa itu?" Tanya Tia melihatnya sekilas.
"Ini adalah sebuah obat yang bisa menetralkan luka ditubuhmu, kami baru saja membuat sekitar lima puluh jarum suntik seperti ini, meski tak bisa menetralkan luka sepenuhnya namun ini masih berguna." Ucapnya dan memasukan cairan tersebut kedalam tubuh Tia menggunakan jarum suntik.
"Ouch.." Tia meringis sedikit namun beberapa menit selanjutnya perlahan lahan rasa sakit di tubuh Tia menghilang, tak perlu menggunakan sihir penyembuhnya cairan tersebut berhasil memulihkan dirinya.
"Wow.. bagaimana bisa?" Tanya Tia takjub.
"Kami mencoba meneliti darah dari ketujuh manusia itu dan kami menemukan ada beberapa sel yang tercampur dengan sihir mereka. Perlu waktu beberapa hari untuk memisahkan darah mereka dengan sihir mereka meski itu harus di bantu oleh mereka masing masing. Menggunakan teknologi yang sudah maju kami berhasil membuat cairan yang berhasil menetralkan luka meski hanya sebagian saja."
Tia mengangguk dan mendengarkan semua penjelasannya, namun...
"Biarkan aku bertemu dengan pemimpin kalian!" Terdengar suara teriakan yang sangat keras dari luar.
"Berhentilah disana atau kami akan memakai cara kekerasan." Para petugas keamanan berdatangan dan menahan wanita muda ini.
"Aku tak peduli! Aku ingin bertemu dengan orang yang bernama Tia! Katakan padanya bahwa aku ingin bertemu dengannya!" Serunya lagi.
Tia yang mendengar namanya di panggil segera berdiri, sedangkan perawat tadi menahan tangannya. "Sebaiknya jangan Tia." Ucapnya namun tangannya di tepis perlahan oleh Tia.
"Tak apa." Ia melangkah keluar dan menuju sumber suara tadi.
"Itu dia! Jadi kau yang namanya Tia ya?!" Dengan melihat orang yang dicarinya ada di depan matanya ia sekuat tenaga melepaskan genggaman security dan menuju tempat Tia.
"Kauuu!!" Serunya penuh amarah.
Tia yang melihat raut wajahnya segera terkejut.
Namun sebelum sampai ke depan Tia ia sudah berhasil ditahan oleh para security lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
bodyguard
Teen Fiction"Dia seperti bukan manusia, dia dingin, tak pernah tersenyum bahkan berbicara hanya seperlunya. Tapi, entah mengapa kami menyukainya." genre: romance, fantasi, drama, action.