31

7K 641 15
                                    

Mereka terus latihan break dance untuk MAMA nantinya, latihan yang cukup keras hingga lupa untuk istirahat. Tia yang mengetahui mereka lelah namun memaksakannya mendatangi mereka dengan ketujuh botol air minum.

"Ambillah." Pintanya sembari melemparkan satu persatu botol tersebut ke arah mereka.

Mereka segera menangkapnya dan meminum habis air minum itu. "Istirahatlah sejenak, sehabis ini bukankah kalian ada acara lain? Terlebih Namjoon berencana ingin membuat lagu kan?" Ucapnya.

"Yaa.." setelah itu mereka bertujuh terduduk di lantai dengan keringat yang terus mengucur.

"Pasti lelah ya menjadi idol." Gumam Tia mendadak.

"Begitulah, tapi ini sudah jalan yang kami pilih. Kalau kau? Pasti juga lelah ya.." ujar jin di dekatnya.

Tia hanya tersenyum sejenak. Kalau dipikir pikir kira kira berapa tahun Tia berlatih mengendalikan kekuatannya? Jika menghafal tarian dan bernyanyi sudah selelah ini apalagi ia yang harus latihan fisik dan pengendalian sihir.

"Tia, untuk mengendalikan sihir seperti ini kau butuh waktu berapa lama?" Tanya Taehyung padanya.

"Hmmm.. aku berlatih kira kira lima tahun dan itu rasanya seperti di neraka." Ucapnya yang diiringi suara tawa renyah diakhir kalimatnya.

Bagi mereka sendiri, mereka juga merasakan berjuang saat traine sebelum menjadi idol. Lelah, keringat, cedera, terluka semuanya mereka rasakan hingga sampai ke titik ini.

"Sudahlah tak usah membahas itu, semangat lah! Kalian harus sehat selalu." Ucapnya dengan senyuman lebar.

Sekarang ini mereka sudah terbiasa melihat Tia tersenyum, untunglah Tia bukan seperti dulu lagi.

•••

Sebulan berlalu dan hari ini adalah acara MAMA, acara ini diadakan di gocheok sky dome sama seperti tahun lalu.

Para member sudah bersiap siap untuk berangkat begitupula dengan Tia. Untuk keamanan Tia membawa satu pistol dibalik jaketnya dan satu pedang yang dibalut dalam sarung gitar.

"Apakah tak akan ketahuan?" Tanya Jungkook memastikan.

"Tentu saja tidak, jika ketahuan aku bisa menggunakan sihir ku." Ucapnya tenang sembari menyarangkan tangannya menggunakan sarung tangan hitam andalannya.

Style hitam hitam sudah menjadi ciri khas Tia.

Ketika sampai kondisi stadion tidak begitu penuh, mereka segera pergi ke backstage untuk persiapan. Tia tak bisa ikut dan berjaga di dekat panggung.

Setiap menit pengunjung mulai berdatangan begitupula para idol. Dimulai dari blackpink, Exo, IU, ikon, Twice dan idol lainnya.

Sembari memantau sekeliling Tia memasang microfon kecil di dekat mulutnya.

"Tak ada yang aneh, syukurlah..." Tidak merasakan tanda apa apa setidaknya bisa membuat dirinya menikmati konser.

Beberapa menit telah berlalu dan acara telah dibuka. BTS tampil ketiga setelah Twice.

Tia yang masih berdiri di dekat panggung bisa melihat penampilan BTS dari dekat.

Tia yang masih berdiri di dekat panggung bisa melihat penampilan BTS dari dekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pesona mereka ketika di panggung sangatlah berbeda jika di dorm. Bagi Tia mereka mengeluarkan aura mematikan ketika sedang konser.

Penampilan mereka memukau dengan menampilkan break dance yang telah mereka latih selama ini. Stadion bergetar saat menyebutkan nama masing masing member, mereka, BTS terlihat tersenyum tanpa beban ketika mendengar itu semua.

Tia yang melihat itu sekarang kini sedikit mengerti mengapa army bagi BTS sangatlah penting.

Setelah penampilan mereka selesai dilanjutkan dengan penampilan idol lainnya.

Mereka kembali ke backstage, tepuk tangan yang menggelegar dapat mereka rasakan bahkan dari belakang panggung, mereka sangat bersyukur bahwa adanya army di dekat mereka.

Mereka tersenyum penuh semangat satu sama lain, "Bangtan Boys!" Seru mereka lagi.

Saat ingin menghampiri BTS tiba tiba saja Tia merasakan tubuhnya menegang tanpa sebab. Tubuhnya seperti tak bisa digerakkan sama sekali dan sedetik setelah itu darah keluar dari hidung Tia.

"Apa yang..." Sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya darah keluar dari mulutnya.

Tia menabrakan dirinya ke dinding, beberapa staff yang melihatnya segera menghampirinya.

"Apa kau tak apa apa?" Tanya salah satu dari mereka dan memberikan tisu kepada Tia. Tia menerimanya dan mengelap darah yang terus mengalir dari hidung serta mulutnya.

"Jika kau merasa tak enak badan kau bisa pergi ke rumah sakit. Ah, apa perlu ku antar?" Tawarnya.

Tia menggeleng pelan sembari memberikan tanda bahwa ia baik baik saja.

"Sepertinya ada sesuatu yang salah.." gumamnya pelan nyaris tak terdengar siapapun.

Tia merasakan bahwa tubuhnya memberikan sinyal namun Tia tak mengerti sinyal apa yang ingin ditunjukkan untuknya.

Seakan menjawab pertanyaan Tia, dari luar terdengar suara raungan sangat keras. Bahkan suara raungan tersebut dapat terdengar ke seluruh Korea Selatan.

Bersamaan dengan suara raungan tersebut getaran hebat mengguncang seisi stadion.

"Sepertinya sekarang aku mengerti..."



-TBC-

bodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang