Banyaknya negara yang berduka atas kepergian Tia, seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Semacam upacara juga diadakan oleh seluruh negara sebagai rasa duka mereka atas kematian Tia.
Para media juga selalu meliput tentang Tia, semuanya merasa sedih terlebih bagi orang orang yang dekat dengan Tia.
Termasuk Taehyung, ia bahkan sekarang sedang terdiam di kamarnya, tak ada satupun yang akan menggubrisnya mereka semua tahu bahwa Taehyung membutuhkan waktu sendiri.
Taehyung memandangi foto Tia sembari sesekali tersenyum tipis dan setiap ia mengingat kenangan dengannya ia pasti akan mengeluarkan air matanya.
"Kau bilang akan menikah denganku ketika pertempuran kali ini selesai..." Isaknya di tengah tangisan, ia terus merasakan kehilangan yang tak bisa dibendung oleh apapun.
Begitupula yang lain, sedari tadi Jung hoseok hanya berada di taman tanpa melakukan aktivitas apapun.
Bahkan Yoongi yang biasanya selalu tiduran di dorm nya kini malah berjalan jalan sendirian disekitaran komplek.
Namjoon juga kini menyendiri di ruang kerjanya.
Jungkook juga hanya terduduk di salah satu sisi tempat latihan dance mereka.
Sedangkan Jimin dan jin pergi ke tempat asuhan yang waktu itu pernah didatangi oleh Tia.
Mereka ingin menenangkan pikiran tentang Tia dan berharap untuk tidak terlalu larut dalam kesedihan. Tapi sepertinya itu akan sulit.
Begitupula soyeon, sejak kemarin ia selalu menangis dan tak pernah berhenti menangis. Bahkan wajahnya sudah sangat merah karena lelah menangis, ia terus memandangi foto Tia yang sedang tersenyum. Hatinya benar benar tercabik ketika mendengar kabar Tia telah tiada.
Semuanya tak pernah ada yang menduga tentang itu, ia yang selalu terlihat kuat ternyata memang memiliki sisi yang lebih lemah dari siapapun.
•••
Keesokan harinya, tetap saja mereka masih dilanda kesedihan yang sangat berlebih dan itu mengusik Jimin. Ia tak tahan melihat mereka semua seperti mayat hidup, "berdirilah! Jangan seperti ini Hyung!" Pintanya.
Tapi tak ada yang menggubris, Jimin memandangi mereka sedih, "lebih baik mari kita pergi ke rumah Tia. Lagipula rumahnya berada di sebelah kita bukan?" Ucapnya yang membuat semuanya menatap Jimin.
Mereka terlalu larut dalam kesedihan sampai lupa bahwa rumah mereka dengan Tia hanya bersebelahan saja.
Mereka segera berdiri dan menuju ke rumah Tia. Rumah yang sudah lama tak ia lihat, karena pada dasarnya Tia terlalu sering berada di PION.
Ketika mereka masuk kedalam kenangan tentang Tia dan Mira kembali berada di ingatan mereka. Barang barang dirumah Tia bahkan tidak ada yang berubah sedikitpun.
Mereka mulai menjelajahi setiap jengkal rumah Tia hingga Taehyung berada di kamarnya. Ia memandangi setiap sisi, membayangkan kegiatan apa saja yang dilakukan Tia disini.
Apakah ia menangis disini sendirian?
Apakah ia merasakan kesakitan disini sendirian?
Semua pertanyaan terus berada di kepala Taehyung, rasa kesedihannya bahkan terus bertambah semakin hari.
Ia memegangi sebuah lemari baca Tia, memperhatikan satu persatu buku yang berada disana sampai ia menemukan sebuah selembaran kertas.
Ketika ia membukanya matanya membulat dan ia segera memanggil yang lainnya. "HYUNG! Segeralah kesini cepat!"
Mereka semua segera pergi ke kamar Tia dan melihat Taehyung yang sedang memegang sebuah kertas.
Itu adalah sebuah surat, yang berisikan tentang BTS.
Hallo...
Ini aku, Tia. Sepertinya jika kalian membaca ini kemungkinan besar aku sudah tiada, aku berencana akan memberikan surat ini pada Tiffany tapi sepertinya dia akan memarahiku habis habissan jadi.. aku harap kalian bisa menemuka surat ini.
Bagaimana kabar kalian?
Apa kalian baik baik saja?
Maafkan aku.. sepertinya kita tak bisa bersama selamanya, aku memiliki firasat bahwa aku akan pergi. Jadi aku minta maaf, aku memang mengecewakan ya? Tapi kalian tak pernah menganggapku mengecewakan. Kalian memberikanku semangat yang tak akan pernah padam.
Bahkan ketika aku kehilangan Mira waktu itu kalian selalu bersamaku, menenangkanku. Padahal aku pikir saat itu Dunia ku akan benar benar hancur dan tak akan ada artinya lagi tapi.. kalianlah yang pertama kali menggenggam tanganku, mengatakan bahwa semua akan baik baik saja dan bersedia menjadikanku sebagian keluarga kalian dan itu sangat membuatku terharu.
Aku ini manusia yang selalu putus asa, aku selalu merasa melakukan hal yang salah tapi kalian.. kalian membuatku bisa bergerak lagi, bisa berjalan dengan cahaya yang akan selalu berada di sisiku. Aku berterimakasih karena kalian mau bersamaku, sosok monster yang menyeramkan.
Aku juga cukup terharu ketika pertama kali bertemu kalian, kalian tersenyum sangat tulus padaku. Aku berterimakasih juga saat itu.
Terimakasih, karena telah ada di hidupku.
Mungkin kata terimakasih saja tak akan bisa membalas seluruh kebaikan kalian padaku.
Ah ya, apakah aku mati dalam keadaan sakit? Maaf, karena tak pernah mengatakan ini pada kalian namun.. aku selalu merasakan sakit diseluruh tubuhku, tubuhku sama seperti kalian tetapi aku memiliki sihir yang sangat besar hingga tubuhku terkadang tak bisa menahannya.
Tapi kalian menjadi kekuatanku untuk tak kalah dengan rasa sakit ini, ahh.. percayalah saat menulis ini aku menangis, aku akan kangen dengan senyum kalian.
Aku akan merindukan tawa kalian, canda kalian dan senyuman lembut ketika aku sedang terpuruk.
Apakah kalian akan merindukanku?
Aku harap kalian merindukanku. Sebenarnya kalian harus merindukanku, jika tidak, maka aku akan memarahimu!
Maaf jika aku sering membuat kesalahan, maaf jika aku membuat kalian kesal.
Sekali lagi, aku ingin mengucapkan terimakasih dan selamat tinggal.
Semoga kita bisa bertemu di kehidupan selanjutnya bersama sama. Aku ingin ketika kita kembali bertemu dengan diriku yang baru. Sebagai Tia orang biasa bukan Tia seorang bodyguard Bts. Dan kalian sebagai diri kalian sendiri bukan sebagai idol.
ku tinggalkan dunia ini untuk kalian, kita sudah menang. Kita sudah bebas dari penderitaan monster, kita bebas dari pertumpahan darah, kita sudah selamat. Anak anak yang akan terlahir di dunia pasti akan bahagia di bawah langit damai ini,
Mari bertemu di kehidupan selanjutnya, aku akan menantikan kalian!
Air mata terus menetes ketika surat itu dibacakan, isakan tangis dari ketujuh pria itu terus terdengar.
Mereka semua benar benar tak akan pernah melupakannya, bahkan ketika mereka mati pun mereka pasti akan mengingatnya.
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
bodyguard
Teen Fiction"Dia seperti bukan manusia, dia dingin, tak pernah tersenyum bahkan berbicara hanya seperlunya. Tapi, entah mengapa kami menyukainya." genre: romance, fantasi, drama, action.