Tia meminta kepada pemerintah Korea untuk menutup semua akses keluar negeri dulu sampai keadaan semua menjadi tenang lagi. Karena beberapa hari yang lalu pergeraka monster lebih aktif dari biasanya.
Meski permintaannya cukup merugikan negara tapi yang lebih penting adalah keselamatan mereka semua. Mereka juga lebih sibuk lagi, seperti tidak ada kata istirahat untuk mereka.
"Tia san! Monster terlecak di daerah Daegu!" Serunya, Tia segera melakukan kemampuannya untuk berteleportasi.
Pedang yang sudah ia siapkan mampu menusuk apa saja yang menghalanginya. Ia berlari menuju lokasi monster tersebut, "evakuasi yang lain!" Serunya.
Banyaknya orang berhamburan untuk pergi dari wilayah tersebut membuat beberapa orang malah terjatuh dan terluka akibat terinjak injak.
"Daraah! Daraah!" Tiba tiba saja monster itu menjadi gila karena melihat darah dari salah satu warga.
Tubuhnya yang sedang segera berlari brutal menuju warga yang berdarah tadi, dengan cepat Tia menebas monster tersebut. Bak air, monster itu berubah menjadi cairan dan melewati serangan Tia.
"Apa yang?!" Tia pun kaget dengan perubahan wujud monster itu, dalah wujud cairnya dia segera menuju warga itu. Warga tersebut yang tak menyadari keberadaan monster hanya meringis kesakitan ketika darah terus keluar dari kakinya yang terluka.
Tia dengan cepat menusuk cairan itu tapi tak berdampak apa apa, merasa apa yang ia lakukan tidak ada artinya. Tia berteleportasi cepat menuju korban tadi, dan menggendongnya di punggungnya. Secepat cahaya Tia membawanya menjauh dari monster itu.
Sayangnya, monster itu tak hanya mengincar warga tadi namun beberapa warga yang masih sibuk berlari menjauh.
"Tolong aku tolong aku!" Seru salah satu dari mereka dan sedetik kemudian ia berubah menjadi butiran darah berbentuk manusia.
Darah tersebut pun terjatuh dan dilahap oleh monster itu, orang orang yang melihat perubahan yang menakutkan itu segera histeris.
"Kalahkan monster itu, pahlawan brengsek!" Seru seorang ibu ibu yang menatap marah ke arah Tia.
"Tunggulah disini." Tia menurunkan orang yang terluka itu, orang tersebut menatap Tia lesu. "Terimakasih dan maaf." Ucapnya.
Tia mengulum senyum dan beranjak pergi. Monster itu yang berubah menjadi cairan menyebar dan melahap lahap orang orang disitu, tak peduli seberapa jauh kau pergi monster itu bisa mengejarmu.
Karena bentuknya yang berubah menjadi secair air cukup susah untuk dibunuh, bahkan pedang Tia tak bisa menembusnya.
Yang Tia bisa lakukan membawa para warga pergi sejauh mungkin. Saat ia ingin menggendong seorang wanita tua, kepalanya di pukul oleh tas yang wanita itu pakai.
"Ouch.." keluh Tia, entah apa yang ada di dalam tasnya tapi itu sukses membuat kepala Tia sedikit pusing.
"Jangan bawa satu satu bodoh! Jika kau melakukannya yang lain akan mati!" Serunya marah.
Tia tahu itu, Tia lebih tau dari siapapun, tapi ia hanya bisa melakukan itu untuk sekarang. Menyelamatkan warga yang masih bisa di selamatkan.
"Gunakan otakmu! Apa kau sebodoh itu?!" Bentaknya pada Tia. Tia hanya diam dan mencoba untuk menggendongnya.
"Berhenti menggendongku, kau adalah pahlawan yang bodoh. Aku tak Sudi kau menyentuhku!" Serunya lagi tapi Tia tak menggubris itu sama sekali.
Saat ia sudah berada di gendongan Tia, Tia berteleportasi menjauh. "Kau bodoh!" Serunya terus terussan.
Karena sudah jauh, akhirnya Tia menurunkan wanita tua yang berisik itu. "Bagaimana mereka yang kau tinggalkan?! Mereka semua akan mati."
"Apa kau tak punya otak? Darimana yang namanya pahlawan, jika begini saja kau tak becus melakukannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
bodyguard
Teen Fiction"Dia seperti bukan manusia, dia dingin, tak pernah tersenyum bahkan berbicara hanya seperlunya. Tapi, entah mengapa kami menyukainya." genre: romance, fantasi, drama, action.