Arini Wiryasatya,
Biasa dipanggil Arin atau Rini. Putri bungsu keluarga Wiryasatya, mempunyai kakak laki-laki yang sudah sukses menjadi Direktur Utama dengan membangun Restoran Halal di Indonesia dan Amerika Serikat.Remaja yang pintar, rasional, tapi galak itu duduk di bangku kelas 12 Jurusan Akuntansi.
Ada Alexa Farah yang merupakan teman sebangku Arina sekaligus sahabat dekatnya. Alexa merupakan keturunan Prancis-Sunda, mereka bersahabat sejak masuk SMK.
Arini aktif di segala olimpiade, ekstrakurikuler, dan organisasi di Sekolah. Hal itu yang membuat dirinya terkenal di lingkungan sekolah termasuk dikalangan guru.
Namanya bisa saja menjadi siswi paling berpengaruh dengan sederet piagam dan piala di Ruang Kepala Sekolah. Para Guru bahkan segan dengannya karena suatu hal yang mempengaruhi SMK TUNAS BHAKTI.
Alexa sebagai sahabat Arini hanya bisa geleng-geleng takjub. Berkat Arini, ia juga dikenal banyak orang. Bukan numpang tenar, tapi memang kecipratan hal positif.
2 bulan lalu Arini mengalami satu kejadian yang membuat dirinya sukses menjadi bahan pembicaraan di sekolah, bahkan sampai sekarang.
"Dia bikin gue jadi bahan omongan selama 2 bulan," geram Arini.
"Gapapa kali. Siapa tau jodoh," ucap Alexa dengan enteng.
Perlu digaris bawahi bahwa Arini membenci nama Yudha Evan Prasetya semenjak pertemuan pertama di kelas.
Yudha menggantikan Dean Alfianto dimata pelajaran Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang & Manufaktur karena pertukaran tugas dinas.
Guru baru yang dengan konyolnya menyatakan kalau Ia menyukai senyuman Arini didalam kelas.
Guru baru yang sukses membuat hidup Arini dipenuhi kata-kata gombal dan selalu merasa di mata-mata.
***
"Selamat siang," sapa Yudha begitu masuk ke kelas Akuntansi 3 yang jumlah muridnya 35 anak. Badannya tegap, cara jalannya lugas, tatapannya tajam seperti elang, rambutnya dicepak seperti anak muda menambah kesan definisi tampan.
"Siang, Pak..." Jawab semua murid dengan kompak sambil mengeluarkan alat tulis.
Yudha duduk di kursi khusus guru sambil mengeluarkan buku absen.
"Baik, saya absen dulu."Semuanya hening tampak mendengarkan. Tidak jarang saat diabsen yang lain justru berisik dan yang diabsen mendadak 'budeg'.
"Adelia Fernanda."
"Hadir."
"Alexa Farah."
"Hadir."
"Bagas Aditama."
"Hadir."
Arini mengeryit heran karena namanya belum disebutkan, "Maaf, Pak. Nama saya belum di absen," ucap Arini sambil mengangkat tangan kanannya ke udara.
Harusnya setelah nama Farah diabsen adalah namanya. Tapi namanya terlewat, tidak mungkin kan di buku absen nanti kosong atau lebih parah ditulis A. Itu mempengaruhi nilai juga.
Yudha melihat urutan nama muridnya di buku absen dan menemukan nama Arini Wiryasatya.
"Nama kamu siapa?" Yudha menunjuk Arini.
"Arini Wiryasatya," jawabnya sampai menjadi pusat perhatian se-kelas.
"Kamu Arini?" Yudha mengulang nama muridnya.
Arini mengangguk pelan sambil tersenyum singkat.
"Jangan senyum,"
Eh?

KAMU SEDANG MEMBACA
ARINI [SELESAI]
Novela JuvenilSekolah. Tempat mencari ilmu,mendapat teman,mencari jati diri,dan bisa juga mendapat cinta. Seperti Arini yang mulanya membenci guru baru, lama-lama ia akhirnya luluh dengan segala sikap gurunya. Bagaimana kelanjutannya? Tambahin ke reading list yaa...