12.

2.8K 193 0
                                    

Shakira pov.

Pagi ini aku bangun cukup siang, sekitar jam setengah enam. Latihan semalam aku pulang sekitar jam setengah dua pagi membuat para trainee tepar dan rasanya mati rasa. Tapi itu sudah biasa bagi kami para trainee.

Setelah bangun aku segera membangunkan Kei untuk menyuruhnya segera beribadah. Tapi aku terkejut melihat sebuah ranjang di samping ranjang yang di tempati Kei, kemana gadis itu?. Kulupakan sejenak pertanyaan itu untuk segera beribadah.

Setelahnya Kei kembali pada kasur kesayangannya, apalagi ini hari Minggu jadi ia akan bangun saat sarapan nanti. Aku berniat untuk memasak sarapan. Namun ada satu hal ganjil. Baru saja aku ingin menutup pintu kamar dorm, terdengar suara dari arah dapur.

Aku mengeryit heran, lalu melangkahkan kakiku menuju dapur. Kulihat punggung gadis yang tengah sibuk dengan pekerjaannya di dapur. Rambut hitamnya di gulung asal dan ia masih fokus pada pekrjaannya hingga tak mengetahui keberadaanku.

"Pagi" ucapku saat sampai di sampingnya. Kurasa aku mengagetkannya, terbukti dari mata bulatnya yang sedikit melebar.

"Pagi..." ucapnya pelan "maaf udah make dapurnya"

"Ngapain minta maaf, sekarang kamu kan udah jadi bagian di dorm. Mau ku bantuin?"

"Nggak usah, kak. Ini udah selesai kok" ucapnya lalu beranjak sambil membawa sarapan ke meja makan. Aku melihat sekeliling meja dapur, penuh dengan belanjaan. Sayur, telur, ikan dan bahan-bahan lain tergeletak di meja dapur. Seingatku aku belum belanja bulanan.

"Kamu belanja?" Tanyaku saat Iliya kembali ke dapur, ia mengangguk.

"Kapan? Ini aja baru jam enam lebih"

"Semalam, pas keliling aku liat kulkasnya kosong" Iliya kembali ke meja makan dengan membawa lima gelas susu sapi.

Jujur aku gemas dengan cara bicaranya, seperti anak kecil, namun ekspresinya datar.

Aku sampai lupa membantunya, dia kan baru disini. Harusnya aku yang membuat sarapan pagi ini.

Aku berjalan menuju meja makan berniat membantu Iliya, tapi sepertinya aku telat.

Aku berdiri di depan Iliya "mau tau cara unik bangunin penghuni dorm?" Ia mengeryit heran.

"Ayo!"

Aku berjalan mendahului Iliya, kulihat ia sedikit heran tapi tetap mengikutiku.

Sekarang aku tengah berdiri di tengah kamar dengan Iliya. Sebelumnya aku memandang satu per satu  Jo, Cleo dan Kei yang masih asik bergelung di balik selimut.

"Perhatiin baik-baik" aku tersenyum pada Iliya lalu berjalan ke arah Jendela.

Aku mulai membuka tirai jendela lalu bergerak cepat menarik selimut satu per satu Jo, Cleo dan Kei. Tak hanya itu, guling yang mereka gunakan pun ku tarik lalu kupukulkan pada mereka.

Aku kembali ke posisi awalku di samping Iliya. Dengan sedikit terengah aku menatap Iliya. Ia tampak heran dengan apa yang ku lakukan barusan.

Terdengar sedikit protes dari adik-adik traineeku ini. Dengan suara serak khas bangu tidur, mereka protes padaku.

"Kak Sha iiih, Kei masih ngantuk, capek"

"Kak Sha ganggu tidur aja"

Hanya satu suara saja yang belum ku dengar, siapa lagi kalo bukan Josephine Arcadania. Si koala itu tak akan bangun meski sudah di teriaki sekalipun. Kalin tahu Suga BTS? Yang bisa tidur dimanapun, kapanpun dan dalam situasi apapun? Nah, mungkin seperti itu penggambaran seorang Josephine Arcadania, bedanya dalam versi perempuan.

Aku menoleh pada Iliya di sebelahku "setelah ini mereka pasti bangun"

"Sarapan sudah siap!" Teriakku. Langsung saja ku tarik tangan Iliya keluar kamar.

traineeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang