"Gila lo, ya!?"
Bintang, lelaki itu berteriak pada gadis didepannya.
"Gue waras, kok, tenang aja"
Ingin makan orang rasanya, Bintang terlalu kesal pada gadis yang berdiri di depannya, gadis bersurai hitam legam itu.
"Lo gak waras! Masa lo pengen nampilin lagu bts? Nggak, nggak, gue gak setuju!"
"Ya terserah gue, dong. Salah siapa kemarin lo bilang terserah lo aja" Iliya mencibir lelaki didepannya itu.
"Ya..." Bintang kehabisan katanya, benar kemarin ia mengatakan itu " tapi gue tuh males ngapalin lirik korea beginian. Mana ini lagu baru aja rilis kemarin. Gue liat koreonya aja udah nauzubillah"
"Cerewet" komentar itu meluncur bebas dengan entengnya, Iliya masih menatap lelaki tinggi besar itu, yang terus saja memprotes apa yang ia katakan.
"Ap-apa?"
Kesabaran Bintang telah meluas entah kemana, tangannya terkepal sangking kesalnya. Rasanya ia ingin mencakar sesuatu untuk menuntaskan rasa kesal itu.
"Emang kenapa kalo itu lagu baru rilis kemarin?" Tanyanya.
"Tentu perlu adaptasi, lah!" Kesal Bintang, ia menjawab dengan nada tinggi "dan emang lo gak liat, itu koreo harus tujuh orang, lah kita? Berdua!"
Iliya masih mendongak menatap lawan bicaranya yang lebih tinggi darinya itu "belajar, semua itu butuh dipelajarai, gak ada yang jadi dalam satu detik. Dan kenapa kalo kita cuma berdua? Lagian penampilan itu butuh sesuatu yang baru, menarik dan trending"
"Tapi kan bisa yang lain, bwl misalnya, itu kan trending, gampang juga! Lagian gue gak mau bikin koreo ulang, repot!"
"Penonton itu butuh yang beda, yang sulit dan gak semua orang bisa. Lagian itu bisa buat nilai plus buat pendebutan lo"
"Kayak lo tau siapa yang bakalan debut aja" cibir Bintang tentang kesok-tahuan Iliya.
"Gue emang tau"
Bintang terkejut, apa-apan gadis di depannya itu.
"Dan soal koreo gue yang buat, lo tenang aja" katanya, Iliya berbalik pergi mulai melangkah meninggalkan Bintang yang terkejut dengan perkataannya.
Di tengah jalan ia berhenti "dan kita mulai latihan nanti malem" katanya tanpa menoleh, lalu kakinya kembali melangkah.
"Tapi gue tetep gak mau!" Bintang berteriak, mengumumkan pendapatnya.
Iliya kembali berhenti melangkah masih dengan kedua tangannya berada dalam saku hodie yang dikenakan, menengok sosok di belakangnya "do your thang"
***
"Gila! Gila!"
Lelaki itu memaki tak jelas setelah menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tengah.
"Kenapa sih, Bin?"
Bintang menoleh, menatap Langit yang tak mengalihkan perhatiannya dari layar depannya.
"Heem, lo tiap dateng marah-marah mulu?" Gilang giliran menimpali.
Bintang mendengus "ini tuh gara-gara si Jeya Jeya itu! Masa dia pengen nampilin lagu bts, mana tuh lagunya baru terus koreonya bikin kaki kesleo!"
Keluh kesahnya tentang Iliya di tuangkan begitu saja, sedangkan Langit dan Gilang hanya mengangguk paham dan tanpa menoleh pada Bintang yang tengah kesal, mereka berdua lebih memilih asik dengan bermain ps.
"Lo berdua denger gak, sih!"
"Denger, Bin" sahut mereka serempak.
"Kasih solusi kenapa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
trainee
Teen FictionHal gila yang telah di lakukan Kiran telah membuat kehidupan Iliya semakin kacau. Mungkin satu hal yang membuatnya bahagia, keluar dari rumah mengerikan yang selama lima belas tahun di huninya. Bertemu sosok keluarga baru ketika ia menjadi Trainee...