29.

1.9K 158 9
                                    

Prok...prok...prok...

Semua mata diruangan itu menatap sekitar 13 laki-laki masuk ke dalam ruangan. Para gadis yang sebelumnya berlatih dance seketika terhenti setelah mendengar tiga kali tepukan tangan tadi.

"Mr. Revin..." lirih Iliya saat menatap lelaki bertubuh jangkung sekitar usia kepala tiga yang begitu dikenalinya.

Tak hanya Iliya, tapi Siska, Gilang, dan Aqila pun sama terkejutnya yang notabennya adalah trainee baru ditambah Mr. Revin sendiri adalah guru matematika terkiller menurut mereka.

"Kamu udah kenal?" Tanya Shakira yang sedikit memiringkan tubuhnya pada Iliya.

Iliya menoleh, mengangguk "guru matematika"

"Itu pelatih trainee cowok"

Sebentar Iliya mengeryit, lalu mengangguk paham.

"Ehm..."

Shakira segera membenarkan tempatnya, menghadap depan.

"Hai Guys, bertemu kembali di debut games..."

***

Shakira pov

Aku menatap Ily disampingku yang tengah beristirahat usai latihan. Setelah tadi coach Revin datang membawa debut games. Semua trainee laki-laki dan perempuan dijadikan satu. Kami dibagi menjadi beberapa tim. Untuk tim perempuan ada grup 9 dan grup 5. Tim laki-laki ada grup 5 dan grup 4. Dari setiap tim tersisa satu trainee yang akan menjadi dua, dan itu Ily dari tim perempuan dan Bintang dari tim laki-laki.

Untukku sendiri aku tak masalah dengan siapapun. Tapi Ily... dia trainee baru, dan harus berhadapan dengan Bintang, trainee cowok yang terkenal dengan ketampanan dan juga ke-aroganannya.

"Kenapa?" Aku tersadar saat Ily mengatakan pertanyaan itu. Aku sudah tertangkap basah menatapnya diam-diam.

Aku menggeleng "nggak papa"

"Ayo balik" aku menoleh "udah mau jam satu" lanjut Jo sambil melirik sekilas jam di pergelangan tangannya, lalu beranjak berdiri.

Kami mengangguk, lalu ikut berdiri untuk pulang. Kami berjalan beriringan dan Kei terlihat sangat kelelahan hari ini, beberapa kali ia berjalan tak seimbang.

Baru kami keluar dari ruang latihan, lelaki jangkung menghadang jalan.

Bintang...

"Boleh pinjem Jeya sebentar" katanya. Semua mata kini tertuju pada Ily yang berada di belakangku.

"Kalian duluan aja" sahutnya.

Sebenarnya tak tega meninggalkan Ily sendiri dengan lelaki itu. Tapi mau bagaimana lagi, aku pasrah saat menatap Bintang dengan sorot matanya yang serius.

Shakira pov end

***

"Kenapa?" Tanya Iliya tanpa basa-basi pada laki-laki dihadapannya yang tengah menatapnya remeh.

"Baru?"

Iliya diam mendengar ucapan itu, ia terlalu malas untuk menjawab pertanyaan yang menurutnya tak penting itu.

"Awas aja lo sampe buat citra gue buruk, gue gak segan buat hidup lo ancur" lanjutnya dengan nada ancaman yang begitu jelas terdengar.

Iliya menatap manik kelam didepannya "dan sekarang citra lo udah hancur di depan gue"

Dikira Iliya takut dengan ancaman manusia semacam Bintang? Ia belum tahu saja siapa Iliya.

"Kita buktiin aja, besok sore sebelum latihan dateng ke lapangan basket deket gedung dorm"

Bintang menatap gadis didepannya tajam. Apa-apaan ini? Sebelumnya Bintanglah yang berkuasa, tapi kenapa ia sekarang disuruh-suruh? Bahkan gadis itu menatap tajam matanya.

"Ekhem..."

Bintang maupun Iliya menoleh, menatap sosok tinggi tegap bediri di belakang Iliya.

Tap...tap..tap...

Langkah itu terdengar mendekat, dengan wajah sombong dan datarnya.

"Kebetuan kalian masih disini" tangannya terlipat didepan dada "kalian ingat kesalahan kalian?" Tanyanya sambil menaikkan sebelah alisnya.

Iliya dan Bintang mengeryit, mengingat apa yang telah mereka lakukan.

"Iya em... coach" jawab Ily.

"Kalau begitu bersihkan dua ruang latihan!"

"Coach Revan... saya hanya terlambat satu menit" sangkal Bintang tak terima.

"No...no... time is money, kamu tinggal disini bukan untuk senang-senang, Bintang" Revin, pria berusia kepala tiga itu menjelaskan dengan santai namun tegas.

"Tapi coach..."

"Cepat kerjakan! Dan Jeya, jangan kamu ulangi kejadian sore tadi"

Iliya mengangguk mantap, Revin, pria itu sudah melangkah pergi meninggalkan mereka berduan.

"Coach,"

"Gue sarani gausah bantah itu orang" Bintang menoleh ke arah sampingnya, mendapati Iliya tengah menatap kepergian Revin di depannya. Badannya berbalik, sekarang giliran ia yang meninggalkan Bintang yang tengah mematung menatapnya.

***

Bintang menatap punggung Iliya, gadis itu tengah mengelap kaca di ruang latihan itu.

Bintang berjalan mendekat pada Iliya, tangannya mengambil lap yang tergeletak di depan kaca dan mulai mengikuti gadis yang tengah berdiri di atas kursi sambil mengelap cermin besar itu.

Iliya melirik "katanya gak mau bantuin?" Katanya bertanya dengan nada sinis.

Bintang menoleh, lalu mendengus kesal "gak tega gue liat lo ngerjain sendirian"

Iliya, gadis itu mengangguk acuh mendengar jawaban Laki-laki di sampingnya itu.

Hampir satu jam Iliya dan Bintang membersihkan dua ruangan sebesar lapangan basket itu. Mulai dari mengelap kaca, mengepel lantai bekas cipratan keringat hingga membereskan sisa-sisa kekacauan latihan.

Badan kecil Iliya direbahkan sembarang, tubuhnya lelah, tapi hatinya lebih lelah. Diatas lantai berserat kayu itu, mata Iliya terpejam khidmat, nafasnya teratur.

Bintang yang duduk disebelah gadis itu tak dapat mengalihkan pandangannya. Matanya terus menatap wajah bulat berpipi chubby itu. Seperti sebuah magnet yang menarik matanya untuk terus menatap pada wajah itu. Wajah cantik itu, entah kenapa membuat Bintang bahagia menatapnya.

"B aja liatnya, entar naksir lho"

Bintang tersentak saat bibir mungil itu mengeluarkan suara. Mata itu terbuka, menampakkan netra segelap malam itu yang entah kenapa malah membuat jantung Bintang tak nyaman. Mata itu menatap tepat dimatanya. Bintang, laki-laki itu tersihir, jantungnya tak nyaman namun enggan berpaling.

"Lo naksir, gue gak tanggung jawab, ya"

Bintang lagi-lagi tersentak, kepalanya menggeleng menyadarkan dirinya.

"Ge-geer lo"

Alis Iliya terangkat sebelah, terlihat sedikit heran "kok gagap? Tadi aja galak"

Skak mat, Bintang lmenatap tajam pada gadis yang tengah rebahan di hadapnnya itu. Hari ini adalah hari tersialnya, sudah mendapat pasangan duet trainee baru, dapat hukuman dan sekarang ia tertangkap basah tengah memandangi gadis trinee baru yang ia remehkan satu jam lalu. Lengkap sudah penderitaan Bintang hari ini.

***

Hai hai... author kambek

Sorry banget baru biasa up setelah beberapa hari chapt ini terlantar karna diduakan dengan tugas

Ada yang mau iku gc army gk? Author ada gc army baru nih, baru netes

https://chat.whatsapp.com/Hp93Rrdda2Z15kzWNpWz2i

See you di next chapt, luv you guys...


traineeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang