Iliya terdiam, tatapan matanya kosong dengan wajah datarnya. Lirik yang baru saja ia lantunkan, jujur membuatnya sakit. Lirik yang membuatnya seakan ditampar kenyataan.
"Ly..." Iliya menoleh saat merasakan pundaknya di sentuh seseorang "kamu gak papa?" Tanyanya.
Iliya mengangguk, lalu berdiri "aku haus, kak" katanya melewati Shakira menuju dapur.
Shakira hanya mampu memperhatikan setiap gerik Iliya. Banyak pertanyaan tentang gadis itu yang menyumpal kepalanya, tapi gadis itu terlalu rapat menutupi dirinya. Ia yakin banyak yang ia sembunyikan.
"KAK! Mamih VC!" Pekikan cempreng itu membuat semua mata menoleh ke sumbernya. Di depan pintu kamar tampak Kei baru saja keluar dengan laptop di tangannya.
Buru-buru ia berjalan ke ruang tengah, menaruh laptop di meja ruang tengah. Shakira, Jo dan Cleo ikut bergabung duduk di atas sofa, sedangkan Kei duduk di atas karpet.
Iliya hanya memperhatikan setiap tingkah teman-temannya itu. Ia duduk di ruang makan sambil memegang segelas air putih yang tinggal setengah itu. Iliya tak tau apa yang sekarang terjadi, ia hanya diam memperhatikan dari ruang makan.
"Hallo Mamih!" Mereka berempat berteriak menyapa seorang wanita paruh baya yang muncul di layar laptop.
"Kalian ngagetin mamih aja" terdengar kekehan dari seorang yang di panggil mamih itu.
"Kita kan kangen, mih" sahut Cleo.
"Iya, mamih juga kengen sama anak-anak mamih. Gimana kabar kalian? Tapi mamih lihat sehat semua"
"Lah itu mamih tau" giliran Kei yang jawab "oh, iya, mih, mamih punya anak baru, lho"
"Lah? Mamih kapan hamil?"
Kei berdiri, lalu dengancepat berjalan menuju arah dapur. Segera ia menarik lengan Iliya. Dibawanya ia ke ruang tengah ikut duduk bersama kakak-kakak traineenya. Bahkan Iliya yang masih syok hanya mengikuti langkah Kei.
Sampai di ruang tengah, Kei mendudukkan paksa Iliya.
"Masya Allah cantiknya..." terdengar nada kagum dari seberang.
"Ini mih, anak baru mamih, namanya Ily" lanjut Kei.
Iliya masih tak mengerti tentang apa yang terjadi di sekitarnya. Ia ikut menatap layar laptop di depannya. Tampak wanita paruh baya yang asing baginya.
"Kamu dapet dari mana boneka cantik banget gini? Mana idup lagi"
Boneka? Pikir Iliya, siapa yang di maksud boneka? Dirinyakah? Iliya menatap Kei di sampingnya yang tampak lebih ceria, berbeda dengan tadi pagi yang lebih pendiam dan murung.
"Ih... mamih... manusia gini dibilang boneka" rajuk Kei dan mendapat kekehan dari Shakira, Jo dan Cleo.
"Loh? Bukan boneka? Kalian gak lagi nge-prank mamih?"
"NGGAKLAH!" Iliya meringis mendengar teriakan empat orang sekaligus.
"Lagian mana ada boneka idup" sahut Cleo.
"Ya Allah... anakku cantik banget kayak boneka idup. Nama kamu siapa sayang?" Tanya wanita yang di panggil mamih oleh empat temannya.
Iliya kembali menoleh pada teman-temannya dengan pandangan bertanya aku? Dan di angguki keempatnya.
"Ily tante" Iliya tersenyum kaku pada sosok wanita di layar laptop itu.
"Aduh... namanya juga cantik banget, kayak orangnya. Kamu tuh kayak orang korea. Kamu tuh anime hidup versi perempuan, kalo yang cowok Taehyung" Iliya tersenyum, bahkan sebagian giginya pun terlihat. Tak seperti biasanya yang hanya tersenyum kecil.
"Meleleh mamih liat senyum kamu, sayang... akhirnya mamih punya anak yang cantik kayak orang korea"
"Mamih... emang aku gak cantik, aku anak kandung mamih, lho" rajuk Kei.
"Iya... emang kamu anak mamih, tapi kamu kalah cantik sama Ily. Aduh... anak mamih"
"Gini-gini nurun dari emaknya, lho"
"Nggak, kamu tuh kayak papih kamu, jelek"
Kei cemberut mendengar jawaban mamihnya "kalo papih jelek kenapa mamih mau sama papih?"
Semua yang ada si ruangan itu tertawa geli, tak tertinggal Iliya.
"Udahlah Kei, capek mamih debat sama kamu"
"Dikira Kei gak capek gitu? Debat sama mamih"
Iliya tersenyum hangat melihat pertengakaran kecil antara ibu dan anak di sampingnya. Ada kebahagiaan tersendiri yang ia rasakan, yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Inikah kebahagiaan sebuah keluarga?
KAMU SEDANG MEMBACA
trainee
Teen FictionHal gila yang telah di lakukan Kiran telah membuat kehidupan Iliya semakin kacau. Mungkin satu hal yang membuatnya bahagia, keluar dari rumah mengerikan yang selama lima belas tahun di huninya. Bertemu sosok keluarga baru ketika ia menjadi Trainee...