Tatapan ingin tahu Bintang masih mengarah pada gadis di depannya. Gadis bersurai malam dan berkulit putih itu yang tampak manis dengan tatanan rambut kepang yang di jadikan bando. Bintang menghela nafas, ia sadar, ia hanya orang asing yang di kenal Iliya. Bukan siapa-siapa, tapi ia merasa gadis di depannya itu sangat misterius dengan kehidupan aslinya, bukan kehidupannya menjadi trainee. Banya hal yang ia tak tahu, mungkin bila diibaratkan ia hanya mendapat setengah butir debu tentang kehidupan Iliya. Kehidupan gadis itu tak sesederhana ekspresi yang sering Iliya tunjukkan, tak hanya datar atau senyum kecil. Kehidupannya penuh dengan kisah yang Bintang tak ketahui. Tapi yang pasti Bintang tahu gadis itu sangat kuat, terbukti sekarang ia terlihat baik-baik saja, seolah tak ada apapun setelah satu hari yang lalu mendapat tamparan di pipinya, entah dari siapa. Dan jangan lupakan kalau beberapa saat lalu ia melamun dan tak fokus. Bintang tentu tak tahu apa yang di pikirkan Iliya, ia bukan cenayang. Tapi kalau di pikir, sepertinya gadis itu ada sedikit masalah.
Bintang yakin Iliya adalah gadis baik-baik. Tak mungkin ia sejenis gadis pelakor yang di labrak dan di tampar pacar aslinya. Itu sangat tidak mungkin. Bintang sudah hidup selama delapan belas tahun dan sudah pasti ia dapat membedakan mana gadis baik-baik dan tidak. Bahkan Bintang percaya kalau Iliya gadis yang tak pernah berpacaran, meski ia tahu kalau Iliya tengah dekat dengan seseorang.
Bintang masih menatap surai hitam Iliya. Bersama gadis yang tak terlalu tinggi di depannya itu, ia menunggu giliran tampilnya, ia akan tampil terakhir bersama Iliya tentunya.
Bintang bangga bisa mengenal Iliya. Ia belajar banyak hal. Ia menjadi sosok yang lebih baik, seperti tak memandang rendah orang lain dan lebih berusaha melakukan sesuatu yang ingin di capai.
Tangannya terangkat, menepuk pelan pundak yang terlihat kecil namun sungguh kuat. Bintang menepuknya dua kali. Saat Iliya menoleh, kedua tangan Bintang mengepal, mengisyaratkan semangat. Iliya tersenyum kecil, jari-jari kecilnya membuat sebuah lingkara dari jari telunjuk dan ibu jarinya, sedangkan tiga sisa jarinya dibiarkan tetap tegak.
Bintang menghela nafas, tangannya menggarut tengkuknya, padahal tak gatal sama sekali. Rasanya tak seperti ini ketika melakukan debut games sebelum-sebelumnya. Ia merasa sangat gugup sekarang. Darahnya terasa berdesir kuat. Mungki kegugupannya terjadi karena ini adalah pertama kali Bintang tampil hanya berdua, apalagi dengan Iliya. Tadi saja ia sok menyemangati Iliya, tapi sekarang ia sendiri butuh semangat.
Lamunan tentang kegugupan Bintang seketika buyar setelah musik yang sedari tadi di dengarnya telah berhenti dan terganti dengan gemuruh tepuk tangan.
"Jeya, Bintang, masuk setelah kakak beri aba-aba"
Bintang dan Iliya menatap staff perempuan dengan seragam hitam yang baru saja datang dengan sebuah papan yang tetcantum beberapa lembar kertas di atasnya. Iliya maupun Bintang mengangguk mantap.
Iliya sedikit menoleh ke belakang, menatap Bintang yang cukup jelas ia gugup. Menyadari ia di tatap, Bintang membelas Iliya. Gadis itu mengangguk seolah mengatakan kalau mereka akan baik-baik saja. Bintang menarik nafas, lalu membuangnya perlahan.
Tim 9girls baru saja selesai, dan kini tengah berjalan melewati Bintang dan Iliya. Beberapa kali Bintang melihat gadis-gadis itu memberikan semangat lewat kepalan tangan sambil mengatakan 'fighting' pada Iliya dan juga Bintang. Dan yang terakhir, gadis dengan dress hitam lengan panjang itu berjalan pelan. Matanya melirik Bintang sekilas dan kemudian teralih pada Iliya. Tak lupa ia memberi semangat pada gadis di depan Bintang. Bintang menghela nafas.
***
"Adududuh... cepet banget rasanya kalau udah nonton yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Gak di ragukan lagi muka-muka keartisan para trainee, ya kan kak Andi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
trainee
Teen FictionHal gila yang telah di lakukan Kiran telah membuat kehidupan Iliya semakin kacau. Mungkin satu hal yang membuatnya bahagia, keluar dari rumah mengerikan yang selama lima belas tahun di huninya. Bertemu sosok keluarga baru ketika ia menjadi Trainee...