Ending

32.7K 858 38
                                        

Adel baru siap menyiram bunga di depan rumahnya. Ia membereskan selang yang barusan ia pakai.

Ketika ingin masuk ke dalam rumah, sebuah motor berhenti di depan rumahnya, membuat Adel langsung menoleh. Si pengendara membuka helm full face-nya. Ternyata itu Eires sedang tersenyum kepadanya.

"Eires?" Adel mencoba membalas senyuman cowok itu. "Dari mana lo?"

"Dari rumah. Mau kesini, ngajak lo jalan-jalan. Boleh minta waktu lo sebentar?" tanya Eires.

Adel berpikir sebentar, lalu mengangguk. Cowok itu lalu memberikan helm kepadanya. Setelah selesai memasang helm, Adel naik ke motor. Keduanya lalu melesat meninggalkan komplek perumahan.

Adel mengernyit bingung ketika mencium aroma yang tidak biasa dari jaket yang Eires kenakan. Aroma itu seperti bau alhokol bercampur dengan bau rokok. Eires minum? Eires merokok? Setahu Adel, Eires sangat anti dengan barang-barang seperti itu.  Tapi kenapa baunya bisa menempel di jaket Eires?

Motor Eires tiba-tiba berhenti tepat di sebuah jalan sepi. Adel mengernyit, semakin bingung dengan tempat ini.

"Kita ngapain ke sini?" tanya Adel sambil turun dari motor secara perlahan.

Matanya menatap sekeliling yang benar-benar sepi. Jalan itu seperti mengarah pada gudang tua yang ada di ujung jalan.

"Ada yang mau gue omongin sama lo." Eires duduk menyamping dengan tatapan lurus ke arah Adel.

Dengan perasaan was-was Adel menatap sekitar. Sosok yang ia lihat sekarang seperti bukan Eires yang ia kenal. Cowok itu sangat berbeda. Ada emosi yang terpancar dari mata Eires. Adel harus berjaga-jaga jika sesuatu yang tidak di inginkan terjadi nanti.

"Ngomong aja."

"Aku mohon sama kamu Ra, stop jadi Adel," kata Eires.

Adel mengernyit bingung. "Maksud lo apa, sih?"

"Aku tau, kamu bukan Adel, kamu Rara. Jadi, stop bohongin aku, Ra!" Eires berjalan mendekat ke Adel, membuat cewek itu refleks mundur.

"Rara siapa, sih? Gue Adel bukan Rara!" tegas Adel meyakinkan.

"Ra, aku tau kamu bohong. Dan kamu udah berhasil bohongin aku. Sekarang kamu selesaikan permainan kamu, ya?" Eires menarik lembut tangan Adel.

"Gue Adel, bukan Rara! Dan siapa yang bohongin lo, sih?!" Adel semakin mundur karena takut. Eires benar-benar tidak waras.

"Ra, berhenti bohongin aku terus! Aku tahu kamu Rara!" Eires meremas pundak Adel membuatnya meringis. Tatapan cowok itu berubah nyalang dan tajam.

"Res, lepasin gue!" Adel berusaha melepaskan tangan Eires tapi kekuatan cowok itu jauh lebih besar darinya.

Tangan Adel bergerak pelan mengambil ponsel di saku celananya, lalu menekan nomor Wina. Nada sambung pertama tidak diangkat, kedua tidak, dan ketiga pun sama tidak di angkat. Adel masih berusaha terus menghubungi Wina.

"Ra, walaupun kamu terus-terusan menyangkal kalo kamu bukan Rara, tapi aku tau kalo kamu Rara." Eires masih menggenggam kuat pergelangan tangan Adel.

"Gue Adel, bukan Rara!" Dengan sekuat tenaga Adel mendorong tubuh Eires hingga menjauh darinya. "Gue bukan Rara yang lo maksud, Res. Tolong sadar, gue Adel!" tegasnya kembali.

"Aku sadar, Ra! Aku mau kamu jadi milik aku seutuhnya!" Eires menarik Adel mendekat kearahnya lalu berusaha mencium cewek itu, membuatnya memberontak sambil menangis.

Adel terus berusaha menjauhkan tubuh Eires darinya. Cewek itu terus berteriak, agar Eires sadar atas apa yang di lakukannya. Eires tidak menghiraukan teriakan dan tangisan cewek itu. Yang ada dalam pikirannya, hari ini Rara harus kembali padanya.

Numbness (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang