The Stars, The Moon, and The Fall
Empat detik.
Aku melihat bintang-bintang. Juga bulan yang kini tak lagi ditutupi awan. Sedikit kagum karena empat detik bisa selama ini. Aku yakin aku tidak salah hitung saat ponselku tadi jatuh. Jadi, benar, seharusnya aku hanya punya waktu kira-kira empat detik.
Tapi rasanya begitu lama. Seakan-akan maut memang memberiku kesempatan melihat dunia dalam durasi yang panjang. Aku sudah memutuskan hal ini. Mengenang semua hidupku sampai detik terakhir. Keputusan ini adalah yang terbaik.
Anginnya semakin ribut dan bising. Tapi aku merasa nyaman dan tenang.
Aku tak akan menyesal...
Seandainya Abil tidak nekat ikut melompat.
Rambutnya diterpa angin, wajahnya masih menunjukkan kecemasan yang sama. Dia menjulurkan tangan, berusaha meraihku lebih cepat. Dan dia berhasil.
Tangannya meraih pundakku, entah bagaimana kini aku berada di atasnya dan dia di bawahku. Aku tak bisa melakukan apa-apa lagi. Aku bahkan kesulitan berpikir.
Dia melingkarkan kedua tangannya. Di belakang punggungku dan di kepala. Merapatkan kami berdua dengan wajahku di dadanya.
Aku juga mencoba menggerakkan tangan. Ingin sekadar membalas pelukannya.
Tapi itu tidak terjadi.
Karena semuanya langsung menghilang dalam kegelapan pekat.
Hal terakhir yang bisa kudengar hanya satu.
"Stay," bisiknya.
▪️▫️▪️
"Sorry can't save me now
Sorry I don't know how
Sorry there's no way out
But down."▪️▫️▪️
The beginning of this story
KAMU SEDANG MEMBACA
In Every Heartache
Teen FictionSekuel dari Cinderella's Sister ... "Setelah semua yang terjadi, aku hanya kembali pada luka." ----- Anna kembali pada usia 14, memutuskan membangun ulang kehidupannya yang hilang. Seharusnya itu mudah. Apalagi ditambah dengan bantuan teman dan kelu...