Bab 43

238 42 18
                                    

Hyuga Hinata, Uzumaki Naruto(Gak ada hubungannya, cuma pengin aja)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyuga Hinata, Uzumaki Naruto
(Gak ada hubungannya, cuma pengin aja)

▪️▫️▪️

"Gue tau elo gak mau kelihatan lemah. Tapi, lo gak harus tampak kuat setiap saat."

-----

Hari-hari terus berlanjut, terasa seperti biasa seolah tangis Anna di depan rumah Abil waktu itu tidak pernah terjadi. Hari ini tahu-tahu saja Reza mengajaknya menari, dan Abil merasa ragu untuk ikut.

"Ayoklaaaah. Bentar doang, kok. Cuma butuh latihan beberapa kali, abis itu ikut lomba, abis itu kita bagi uang hadiahnya. Kan lumayan. Hitung-hitung olahraga, ngasah kemampuan juga."

Abil menggeleng, "kagak, ah. Kakak gue lagi sibuk-sibuknya sekarang, gue mau bantu-bantu dikit di rumah."

"Yaelah, gue bantu, deh. Gue jadi babu juga rela asal lo mau ikut."

"Yang ada nanti rumah gue malah kacau."

"Ishh! Gak pengertian banget jadi temen! Masa lo biarin kita cuma bertiga? Bisa, sih, tapi kurang rame. Ikut, ya?"

"Siapa aja?"

"Gue, Joshua, Anna."

"Anna ikut?"

"Ya iyalah, kan gue udah nyebut namanya tadi gimana, sih?"

"Oh, gue ikut, deh. Kasihan sama lo." Meski dibumbui sedikit kebohongan, setidaknya Abil bisa membantu; bukan karena kasihan, tapi karena Anna ikut serta.

Besoknya, Abil datang ke sekolah dengan cukup bersemangat. Sayang, moodnya langsung hancur ketika melihat Pangeran hahahihi seperti nenek lampir bersama Anna.

"Geser dikit, An," katanya pada Anna yang berdiri menghalangi pintu sedari tadi, hanya diam menatap ke arah Pangeran. Masalahnya---yang bikin Abil mau muntah---adalah Pangeran yang seenak jidatnya menarik Anna ke hadapannya, tidak berpikir panjang kalau Anna mungkin menganggap hal kecil itu secara berlebihan.

Abil menghela napas, masuk untuk menyimpan tasnya saat suara yang dikenalnya memanggil namanya. Itu Joshua, menggunakan seragam sekolah mereka. Dia berjalan dan tersenyum, "lo sekolah di sini?"

"Enggak, kok."

Abil hanya mengangguk dan pergi keluar, tak tahan melihat si kambing Pangeran tidak kunjung bergeser dari sisi Anna.

"Oi, Bang, tungguin napa?" Joshua mengejarnya, menepuk pundaknya dan menyamakan langkah setelah berada di sebelahnya.

"Mau ngapain?"

"Mau nanya."

"Ya, tanya aja."

"Ini lagi mau nanya."

In Every HeartacheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang