Sekuel dari Cinderella's Sister
...
"Setelah semua yang terjadi, aku hanya kembali pada luka."
-----
Anna kembali pada usia 14, memutuskan membangun ulang kehidupannya yang hilang. Seharusnya itu mudah. Apalagi ditambah dengan bantuan teman dan kelu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Abileo Jacob Ricardo
▪️▫️▪️
"Memangnya bisa orang PDKT semulus ketiak Lisa Blekping?!"
-----
Itu Anna.
Matanya berkedip beberapa kali menghilangkan pandangan kabur setelah membuka mata. Gadis yang ada di hadapannya tersenyum sebelum tertawa pelan, "mau sampai kapan lo tidur?"
Abil segera menegakkan diri dari sandarannya di tembok. Dia menoleh sebentar ke sekeliling kelas yang sudah kosong, menyadari jam di dinding menunjukkan bahwa seharusnya sekarang dia sudah pulang ke rumah dan menyingkirkan barang tak masuk akal di tubuhnya. Ini hari pertama MOS SMA, tapi perjuangan seharian ini harus diacungi jempol. Bayangkan saja sejak pagi dia (dan anak lain) berbaris dalam waktu yang cukup lama, setelahnya harus joget lagu anak-anak di hadapan para siswa, menyanyi (dipaksa harus bervolume kencang dan karena dia tidak sanggup, ujung-ujungnya hanya berteriak saja hingga ditertawakan), juga menjadi babu dadakan untuk kating.
Dan Abil bisa apa?
Tersenyum dan mengangguk, tentu saja.
Salahnya, sih, siapa suruh terlambat dan memberi kesan buruk bagi para senior? Tapi, tetap saja! Itu semua kan gara-gara dia kesulitan tidur karena terlalu bersemangat untuk hari sampai tidak bisa tidur. Hah, Abil seharusnya bisa mengontrol diri dari terlalu rindu dengan Anna dan membuatnya tak sabar bertemu lagi di sekolah.
"Yang lain pada ke mana?" Tanyanya sembari kembali menatap pada Anna.
"Pada pulang."
"Ninggalin kita?"
Anna terkekeh pelan, "bohong, hehe. Mereka barusan pergi ke kantin. Gaspol?"
Abil ingin menggeleng. Biarkan saja dia berdua dengan Anna. Hanya saja... Anna sudah berbalik sebelum mendengarkan jawaban. Abil bangkit berdiri, berjalan sembari tangannya melepas topi kerucut karton merah muda cerah dan papan nama dari kadus bekas di dadanya---juga sebuah dot bayi yang 'katanya' sebagai pengingat bahwa mereka sudah dewasa.
Dia menggenggam semua di tangan kanan dan berjalan di belakang Anna. Gadis itu sudah melepas topi kartonnya entah ke mana, tapi dot bayi dan papan nama masih ada di tergantung di leher. Rambut panjangnya dikuncir dua dengan pita yang terbuat dari sumbu kompor (Abil benarkan? Untuk apa coba? Yah, meskipun Anna akan terlihat cantik mamakai apapun, tapi tetap saja), bergerak lebih bebas dan ringan.
Abil tak berhenti menatapnya, teringat pada kejadian tadi sehabis upacara saat Reza merangkulkan tangannya di pundak Anna dengan santai. Sebenarnya setelah itu salah seorang senior melihatnya dan memarahi, Anna tidak kena (terima kasih pada wajah cantiknya yang membuat si senior pilih kasih), tapi Reza jadi teman Abil berjoget ria. Oke, bukan itu intinya. Anna memang tidak pernah mempermasalahkan kontak fisik antar teman, tapi Abil tidak pernah berani mengambil aksi. Jadi... eum, mungkin bisa---Abil serius, ini hanya untuk percobaan, jadi... Anna bakal marah, gak, ya? Tapi... Ah bodo ah! Sikat aja dulu mikirnya belakangan!