Sekuel dari Cinderella's Sister
...
"Setelah semua yang terjadi, aku hanya kembali pada luka."
-----
Anna kembali pada usia 14, memutuskan membangun ulang kehidupannya yang hilang. Seharusnya itu mudah. Apalagi ditambah dengan bantuan teman dan kelu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Abileo Jacob Rocardo
▪️▫️▪️
"Lagi-lagi, dia selalu didahului."
-----
Seluruh lantai satu dan dua sekolah sudah kosong. Hanya tersisa siswa kelas sembilan yang duduk dengan mulut tertutup rapat di kursinya masing-masing. Pandangan mereka semua tertuju ke arah jam dinding yang digantung, ikut serta menghitung tiap detik yang terlewat berbarengan dengan detakan jantung yang terpacu. Tidak ada suara yang keluar selain oleh napas mereka. Sontak mereka memicingkan mata kala jarum jam merah yang dinanti-nanti mulai mendekati angka dua belas. Dan tepat di pukul 15.00, bel berbunyi disertai teriakan para siswa.
"KITA LULUS!!"
Putri melempar kertas-kertas tugas yang pernah ia kerjakan ke atas dan membuat aksinya itu diikuti teman-teman. Parde berlari keluar kelas, melihat bahwa kelas lain pun mulai berlari keluar. "YANG TERAKHIR DI KELAS BERESIN SEKOLAH!" Teriak Parde membuntuti langkah siswa lain.
Putri langsung berlari penuh semangat, begitu juga sisa kelas. Anna yang tertinggal panik tidak sempat mengikuti langkah Putri, untungnya tangannya langsung digenggam oleh seseorang. Anna menoleh, mendapati seseorang itu juga menoleh sembari tersenyum lebar. Sebelum Anna sempat bereaksi, dirinya sudah ditarik keluar.
Anna berlari kencang mengimbangi langkah cowok itu, tapi jantungnya berdetak cepat bukan hanya karena dia kelelahan. Melainkan karena yang berada di depannya saat ini dan membawanya berlari adalah Pangeran Pramana.
Sepanjang koridor dipenuhi banyak siswa, melempar kertas-kertas mereka, juga pita-pita pesta yang dibawa khusus untuk hari ini. Tapi, langkah Anna tidak melambat sedikit pun sampai mereka tiba di lapangan basket. Tepat saat itu, Anna merasa dia mau pingsan. Sebab Pangeran tiba-tiba berhenti dan berbalik menghadapnya, lantas memeluk Anna dengan begitu erat.
Suara teriakan para siswa menjadi tidak terdengar, begitu pula dengan otaknya yang mendadak berhenti berfungsi. Gadis itu tidak sempat mencerna semuanya dalam satu waktu, terlebih karena dia mati-matian mencoba meredam suara detakannya yang tidak main-main.
Berapa lama waktu mereka seperti itu? Sepuluh menit?
Ah, tidak. Hanya lima detik. Namun, Anna merasa waktu memang terhenti.
Pangeran mengendurkan pelukannya, sembari menunduk menatap Anna, dia tersenyum dan menjauhkan diri, "hati-hati, ada Parde," katanya pelan. Ada tetesan air jatuh dari rambutnya, seperti dia baru saja disemprot air.
Anna langsung mengangguk cepat dan melepas tangannya, "gue cari Putri dulu," ucapnya sembari berlari menjauh. Akan gawat sekali kalau Pangeran sampai melihat wajahnya yang memerah. Lagipula, Anna butuh menenangkan diri dari perlakuan Pangeran.