Sekuel dari Cinderella's Sister
...
"Setelah semua yang terjadi, aku hanya kembali pada luka."
-----
Anna kembali pada usia 14, memutuskan membangun ulang kehidupannya yang hilang. Seharusnya itu mudah. Apalagi ditambah dengan bantuan teman dan kelu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pangeran Pramana
▪️▫️▪️
"Karena dia melihatnya dan menyadari bahwa dia bukanlah seseorang yang pantas gadis itu dapatkan."
-----
Tentang Cinta dan Pengorbanan
Matanya melirik tulisan besar kata-kata picisan di layar kaca, yang muncul diiringi nada epik dan pemilihan huruf yang memanjakan pandangan, lantas kembali memutar video para tokoh utama beserta dialognya untuk mengundang minat. Itu trailer salah satu film terbaru yang akan muncul di layar lebar, menimbulkan rasa penasaran bagi siapa saja yang menontonnya.
Namun, sepertinya tidak untuk Pangeran. Dia hanya menghela napas panjang dan kembali meluruskan kepala ke depan. Sudah lama dia tidak tertarik lagi dengan film, belakangan kerjanya hanya sibuk di perpustakaan mengerjakan tugas kuliah yang seakan tidak kunjung selesai. Berbeda sekali dengan masa sekolah saat dengan mudah bisa mencari referensi di web asal yang muncul di beranda google atau bisa berbagi dengan teman-temannya dan bekerja bersama.
Dulu, Pangeran sering langsung muncul mendadak di rumah temannya saat kesulitan menyelesaikan PR sambil membawa nasi goreng atau bakso sebagai sogokan. Pernah sekali dia pergi ke rumah Budi untuk mengerjakan tugas ekonomi dan sepuluh menit kemudian sudah ada Reza, Putri, juga Anna. Mereka masih sangat kecil, kelas 7 SMP. Dan seperti anak-anak lainnya, tugas mereka terlantar di sebelah bungkusan makanan yang kotor sedangkan mereka duduk di sebelah dan memilih melakukan hal lain. Pangeran sendiri menonton film, Budi bermain catur dengan Putri yang mengamuk setiap kalah, Reza memperhatikan sembari membantu Putri (untuk gagal), sementara Anna membaca novel.
Pangeran mengangguk senang saat film yang dia nonton punya happy ending, di mana sang tokoh utama berada di altar bersama gadis impiannya dan saling mengucap janji. Tentu, itu akhir yang paling dia harapkan. Akhir yang sama yang dia inginkan terjadi di hidupnya.
Ayah dan ibunya adalah pasangan serasi, meski beberapa kali bertengkar dan kadang tidak bertemu sampai berhari-hari, tapi mereka tetap pasangan serasi. Hanya berbeda pendapat, bukan perasaan. Pangeran juga ingin seperti itu jika sudah dewasa; jatuh cinta, berjuang mendapatkannya, bertengkar, berbaikan, dan ujungnya menikah. Hanya saja... memangnya ada yang mau mencintai Pangeran?
"An, kalau udah gede nanti, mau diri bareng gue di altar, gak?"
Anna mengangkat alisnya menatap Pangeran, mengintip laptop yang menunjukkan adegan tepuk tangan pada acara pernikahan, lantas wajahnya langsung berkerut sembari bergidik, "amit-amit!"
Pangeran mengangguk lemah dan kembali menatap layar laptopnya, sama sekali tidak melihat bahwa Anna menundukkan kepala mencoba menyembunyikan rona merah yang menghiasi pipi.
Laptop dia letakkan ke atas meja dan berbaring di lantai. Matanya bergerak menatap foto pernikahan orangtua Budi yang tampak romantis. Diam-diam menghela napas dan mencoba tidak memikirkannya. Dia masih muda, masih anak-anak. Pangeran masih punya waktu panjang sampai benar-benar jatuh cinta, mungkin bertemu orang-orang baru. Namun, tetap saja dia bermimpi mampu memberikan cinta yang sempurna, meski dirinya terlalu jauh dari kesempurnaan. Dia bermimpi untuk menjadi sang pahlawan yang akan memenangkan gadisnya.