Sekuel dari Cinderella's Sister
...
"Setelah semua yang terjadi, aku hanya kembali pada luka."
-----
Anna kembali pada usia 14, memutuskan membangun ulang kehidupannya yang hilang. Seharusnya itu mudah. Apalagi ditambah dengan bantuan teman dan kelu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anna Tasya Hendranata
▪️▫️▪️
"Untuk kamu, semuanya akan kulakukan."
-----
Abil memetik senar gitar, memainkan nada-nada ringan dan pelan. Dia menatap tangan kirinya yang membuat kunci-kunci nada dan menggerakkannya beberapa kali. Mungkin karena sudah agak lama tidak bermain gitar, tangannya jadi agak kaku.
Cowok itu menghela napas panjang, lantas menatap ke arah jendela dari ranjangnya. Dia ingin segera bisa memainkan lagu, ingin memperdengarkannya pada Anna.
"Anna..."
"Saya?" Suara Anna yang tiba-tiba muncul membuat Abil menoleh cepat ke pintu, "kamu mikirin saya, yaaaa?" Tanyanya sembari tersenyum jahil dan berjalan masuk.
Seperti biasa, Anna tampak cantik hari ini.
Abil bahkan tidak ragu untuk menjawab dengan anggukan, "hari ini kamu lebih lama datangnya."
"Tadi pagi nenek saya telepon agak lama. Dia juga bilang kalau dia bakal lebih lama di sana. Mungkin minggu depan baru pulang," jelasnya, "saya boleh duduk di sini?"
Abil mengangguk, meletakkan gitar di sisi kirinya sembari menatap Anna duduk bersampingan dengannya. Gadis itu menoleh padanya, "tadi kamu lagi main lagu apa?"
"Bukan lagu, sih. Aku hanya mencoba beberapa nada."
"Owh. Saya udah pernah bilang belum kalau saya gak tau main gitar?"
"Udah," jawab Abil, "kamu bilang jari kamu sakit nekan senarnya."
"Wah, ingatnya sedetail itu, ya?"
Jelas. Semua tentang Anna sudah pasti diingat.
"Mau coba lagi?"
"Apanya?"
"Belajar gitarnya."
"Kamu mau ngajarin?"
Abil mengangguk dan mengambil gitarnya. Dia memberikannya pada Anna dan gadis itu langsung memposisikan gitar dengan nyaman seperti akan bermain. "Ini kunci C," jelas Abil sembari menekan senar berbeda pada tiga fret pertama leher gitar.
Anna mencoba melakukan hal yang sama, tapi, "gak nyampeee," ucapnya sembari mencoba menjulurkan jari untuk bisa menekan senarnya, matanya menatap Abil seolah mengadu, ingin bilang kalau ini bukan salahnya.
Abil tersenyum, dia menyentuh tangan Anna dan mencoba mengarahkan jarinya ke posisi yang benar, sementara fokus Anna teralihkan pada wajah Mas Lele yang tampak serius. Garis rahangnya terlihat halus, bahkan pipinya agak chubby dengan mata yang sedikit lebih sipit daripada pribumi biasa. Namun, dia terlihat tampan. Bahkan menurut Anna dia jauh lebih baik daripada idol K-Pop yang disukai ibunya atau pemain sinetron yang sering dia nonton.