Anna Tasya Hendranata
▪️▫️▪️
"hatinya cuma jatuh sekali, tapi kenapa patahnya berkali-kali?"
-----
Hari pentas tiba. Abil sudah lama menunggu di sekolah, tapi Anna belum datang-datang juga. Jadi, dia memilih bergabung bersama Budi dan Siti ketimbang sendirian.
"Sup, bro?"
Abil memberi senyum tipis dan membalas dengan tos dan mereka bercakap-cakap ringan sebentar.
"Lo sama sekali gak cocok jadi pangeran," ucap Budi memberi penilaian melihat kostum khas bangsawan eropa era victoria.
"Enggak, kok," bantah Siti, memetakan postur tubuh Abil dalam balutan pakaiannya, "lumayan, Bil. Ganteng, kok."
"Sayaaaaang," keluh Budi, si bucin kelas kakap, tidak terima.
"Mata Siti emang masih bagus. Kayaknya lo harus pake kacamata, deh, Bud."
"Ahaha," Budi membuat tawa palsu yang terkesan meledek, "Siti emang baik, makanya muji. Gue orangnya realistis aja nih, ye. Emang gak cocok. Muka lo baby face soalnya."
Abil sebenarnya masih ingin membantah. Akan tetap kehadiran orang lain membuatnya mengurungkan niat.
"Hoy!"
Kala matanya menatap gadis itu, dia pikir dunia sempat berhenti untuk sesaat. Anna yang datang langsung merangkul Siti, tersenyum lebar sebagai sapaan. Lengkungan bibir itu terlihat cerah dengan kedua matanya yang berbinar terang. Abil sempat berpikir, bahkan jika dia mati sekarang, tidak akan ada penyesalan---yang mana segera dibantahnya sendiri karena, damn, mana mungkin dia mau berhenti melihat Anna.
"Lo cantik banget, An!"
Diam-diam, Abil mengangguk menyetujui Siti.
"Iya, dong," Anna berputar-putar, "gue kan dari sononya udah cantik."
Lagi, Abil mengangguk.
"Yee, seharusnya kamu gak usah bilang gitu, Sit. Kupingnya jadi naik lima senti!"
Haruskah Abil mengetuk kepala Budi?
"Memangnya salah senang karena dengar pujian?" tanya Anna kesal.
"Enggak, sih," jawab Abil langsung.
Anna tersenyum lebar mendengarnya. "Betewe, Bu Eka mana? Dia bilang bakal ngurus rambut gue."
Abi mengangkat bahu karena tidak tahu, tapi setelahnya Reza datang dan menyatakan kalau mereka dicari bu Eka. Abil sempat melihat Reza tampak khawatir, mungkin karena kejadian di studio tari waktu itu. Kemudian, Abil melirik Anna yang sedikit menunduk, tampak tidak mau membahas masalah itu. Sesudahnya, Anna menatap Reza lagi sambil tersenyum dan membuat Reza menghela napas panjang. Sepertinya dia kebingungan harus bagaimana. Di satu sisi, kekhawatiran membuatnya tak bisa tenang, di sisi yang lain Anna hanya ingin Reza melupakan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Every Heartache
Fiksi RemajaSekuel dari Cinderella's Sister ... "Setelah semua yang terjadi, aku hanya kembali pada luka." ----- Anna kembali pada usia 14, memutuskan membangun ulang kehidupannya yang hilang. Seharusnya itu mudah. Apalagi ditambah dengan bantuan teman dan kelu...