"Bang!! Maaf, mau ambil print-an saya yang kemaren sore!" ujar gadis bertampang panik itu.
Si empunya jasa print-an, Bang Sofian, yang biasa dipanggil dengan nama panggung Bang Sop, malah sekarang garuk-garuk kepala. "Ooh, iya inget! Bentar, Neng namanya Gemala kan?" tanya Bang Sop.
Gadis itu langsung melotot sejadi-jadinya, panik. Kalau sampai print-an makalah super pentingnya belum jadi, tamat sudah riwayatnya. Dia menyesal karena nge-print terlalu mepet sama deadline. "Kok Gemala? Jangan bilang punya saya belum jadi ... Bang Sop, saya Gempita!!"
"Ohh ada, ada! Kalem Neng, Bang Sop mah tanggung jawab atuh! Kela nyak! (Tunggu ya!)" Bang Sop nyengir kuda.
Gadis itu pengin misuh-misuh saja rasanya. Dari tadi melirik jam tangan karena takut telat. Untung saja sudah diprint, kalau belum dia mau ke kebun binatang saja daripada masuk kelas. Kok kebun binatang? Iya, kampusnya tepat di depan kebun binatang. Jadi sudah biasa kalau mahasiswa kampus ini lagi pengin cari tempat mabal, ya ke kebun binatang depan saja, hitung-hitung nengok sodara.
Lima menit kemudian, Bang Sop datang bawa makalah warna biru yang tebalnya setebal ganjelan pintu. Beres mengecek jam tangannya, gadis itu langsung samber saja itu makalah tanpa basa basi busuk. "Bang, kemaren saya udah bayar yah! Dah, makasih!" Dia dadahin Bang Sop. Yang didadahin nyengir girang sambil dadah balik.
"Iya Neng! Siap! Dadah!" balasnya.
Dan gadis bernama Gempita Maharani itu pun lari sekencang-kencangnya ke gedung A, yang jaraknya lumayan jauh dari tempat jasa printer.
***
"Jadi, kalau kalian ada pertanyaan lebih lanjut, bisa telpon bapak, tapi bayar ya ... sejam 50 ribu!" kata dosen yang kocaknya ngalahin Pandji Pragiwaksono.
Sontak satu kelas ketawa receh. Namun tidak dengan Gempita, mukanya pucat kayak kebanyakan pakai bedak salah shade. Dia bolak-balik makalah di tangan, untuk ke semilyar kalinya, nyaris lecek itu makalah, kayak muka dia saat ini. Gadis itu langsung lemas, dia minta tolong temannya untuk baca lagi nama yang tertera di makalah itu. "Nda, kamu gak buta huruf kan? Coba baca lagi deh!" Gadis rambut sebahu itu masih keukeuh petekeuh.
"Astaga, lo kali yang buta huruf, nih udah gue baca kelima kalinya ya, disuruh baca sekali lagi, bisa-bisa ini makhluk yang punya nama naksir ama gue!" balas Ayunda kesal.
"Aahh baca lagi, aku gak percaya!! Gem-pi-ta Ma-ha-ra-ni, please," ia merengek.
"Ge-mi-lang Ma-ha-me-ru! Udah gue gak bakal komen lagi, takut dosa ngata-ngatain lo!" balas Ayunda.
"Aduh gimana nih, Nda? Tugas aku nol dong? Habisan ini bukan buat jurusan kita, percuma juga aku kasih Pak Bagyo ..." ujar Gempita sedih.
"Lah ya iya, itu bahas apa tuh, kinetik mesin, eh punya anak Mesin kayaknya! Gak bakal mudeng Pak Bagyo! Kalo masih punya jurusan kita mah, gampang tinggal di tipe-x tuh nama!" kata Ayunda sambil membuka makalah itu pelan-pelan. Itu ide busuk, sebusuk-busuknya tumpukan sampah di Bantar Gebang, tapi kalau saja itu beneran masih sejurusan, mungkin Gempita akan sekalap itu, untuk tipe-x nama orang. Tapi enggak boleh gitu, namanya enggak percaya sama kemampuan diri sendiri.
Gempita memandangi papan tulis, berharap bisa memutar waktu kembali ke satu jam yang lalu. Tapi nihil, kan itu tidak mungkin. Kenyataan memang pahit. Di tangan gadis itu sekarang adalah makalah kepunyaan seseorang yang nasibnya sama sialnya dengan dia.
Gemilang Mahameru, dia pasti lagi kebingungan cari makalahnya juga.
Sekarang gadis itu putar otak, bagaimana caranya bisa menunda mengumpulkan tugas minggu ini ke Pak Subagyo. Kalau dilihat-lihat, mood-nya lagi oke, mungkin saja bisa dirayu sedikit. Ingin rasanya ngomel-ngomel ke Bang Sop, tapi kasihan lah, namanya juga tadi salahnya sendiri buru-buru, jadi tak sempat cek lagi. Bisa saja dia izin ke toilet sekarang, terus kabur ke tempat Bang Sop. Masalahnya, bagaimana kalau punya dia ternyata terbawa sama si Gemilang ini? Bisa saja si Gemilang ini juga telat dan panik, jadi pas ambil, asal saja? Jadi, sekarang makalah dia ada di mana?? Bingung nggak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Say My Name
Romance| Romance Comedy | Part of College Comedy Series | Gempita Maharani tidak pernah mengira bangun kesiangan akan mengubah seluruh rencananya. Kejadian konyol soal salah ambil makalah di tempat fotokopi, mengakibatkan ia harus mencari seseorang ke faku...