Membalas Hutang Budi

8.3K 1.6K 152
                                    


Gita? Hah, Gita!

Gilang pun berjengit, dan terduduk di lantai dingin. Karena takut diusir kalau ketahuan baca gratis sambil duduk lesehan, ia pun dengan grogi berusaha berdiri.

"Hehehe, ketemu Gita." Gilang menutup komiknya dan menyembunyikannya di belakang punggungnya, sambil senyam-senyum.

"Kamu sama siapa?" Gilang tanya.

"Sendiri," jawab Gita selagi matanya meneliti komik yang disembunyikan Gilang. "Kamu?"

"Oh, sendiri juga! Kok sama ya? Jangan-jangan kita jodoh?" Gilang ketawa-ketawa sendiri.

Gita hanya tersenyum tipis, tidak terpengaruh dengan gombalan Gilang.

"Cari komik ya? Saya juga kok, gak usah malu-malu kali." Gita menunjukkan komik Cardcaptor Sakura dan Detective Conan dari tas selempangnya.

"Ohoho, nggak malu! Ngapain malu?" Gilang sebenarnya lebih malu karena kepergok baca gratis sambil jongkok, bukan karena selera komiknya.

"Oh, kirain saya malu, sampe disembunyiin di belakang segala!" Gita bercanda.

"Hehe, nggak kok. Udah beres? Apa masih mau cari?"

"Udah beres kok, saya udah bayar. Tapi karena lihat kamu, saya samperin aja," jelas Gita.

Gilang pun mengulum bibirnya, menahan agar tidak mengeluarkan cengiran puas karena Gita baru saja menghampirinya duluan, atas inisiatifnya sendiri. Durian bisa runtuh juga di Gramet ternyata.

"Hm, Abis ini ada acara gak? Kalo nggak, makan dulu yuk!" ajak Gilang.

Gita mengetuk pelan ujung sepatunya di lantai putih itu, selagi tangannya memilin tali tas selempangnya. "Eum, boleh deh." Ia akhirnya mengangguk.

Asyik, rejeki nomplok, dapet malem mingguan sama bidadari. Terbukti 'kan? Berbuat baiklah, akan datang kebaikan yang berlipat ganda untukmu! Tidak rugi tadi dia mengantarkan adiknya dan monyet peliharaannya.


***


"Mau makan apa Git? Kamu yang pilih deh, saya ikut!" Gilang mengangkat dagu.

"Apa ya? Yang enak apa sih? 'Kan kamu yang lebih tahu?" Gita tanya balik.

"Mau makanan Korea? Jepang? Indo? Apa richeese?"

Itu sangat tidak recommended sih, ngedate pertama ke ricis. Bibir dower di depan gebetan, bikin ilfeel nanti. Itupun kalau ada feeling, kalau enggak? selamat, makin amblas!

"Kalo masakan Korea? Mau gak?" Gita usul.

"Ya mau dong! Yuk, biasanya sampe antre loh, jadi harus cepetan!"

Gita pun mengangguk seraya berjalan cepat di depan Gilang. Cowok jangkung itu pun garuk-garuk kepalanya. Gita betul-betul jalan di depannya persis.

Kok kayak majikan sama babu, jadinya?

"Gita, jalannya sebelahan boleh nggak? Biar gak kaya peliharaan," tanya Gilang.

Gita pun berhenti jalan tiba-tiba, nyaris saja Gilang menabrak punggungnya. Bener-bener ini cewek. Harusnya punya lampu sein.

"Oh, ya jalan aja Gil? Gitu aja kok pake tanya?" Gita menengok dengan wajah bingung.

"Takutnya kamu nggak mau, nggak nyaman gitu jalan samping-sampingan sama cowok ganteng!" ejek Gilang.

Say My NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang