Seri pertama dari Paririmbon Betaljemur versi Gilang
Peringatan : Dapat menyebabkan ngantuk, ngowoh, dan ngences
Gemuruh Ranusegara, umurnya beda lumayan jauh sama Gilang, sekitar enam tahun. Anak sulung kebanggaan bapak dan ibu. Sedari kecil selalu jadi juara kelas, minimal tiga besar. Perangainya santai dan kalem, enggak bikin emosi, selalu menghadapi segala sesuatu dengan tenang.
Sekarang, Sarjana Teknik Perminyakan itu sudah bekerja di salah satu perusahaan minyak terbesar di tanah air. Belum lama ini ia dipindahkan ke Jakarta, setelah menghabiskan satu tahun terakhir di Papua untuk menjalankan tugas negara.
Seperti namanya yang berarti gemerincing air danau, Gara sosok yang tenang menghanyutkan. Dibilang Playboy jelas bukan, tapi sering banget bikin teman-teman sekelas, kakak kelas, adik kelas, wali kelas, bahkan teteh kantin; baper. Yang dibuat baper bukan hanya perempuan, lelaki pun kena sirep. Heran, padahal 'gak di apa-apain, paling banter cuma ditatap.
Pacaran saja baru sekali, pas SMA, kebetulan sama kakak perempuan Jaka. Itu pun kakaknya Jaka duluan yang nembak. Kenapa diterima sama Gara? Ya orang itu cewek paling cantik satu sekolah, mana ditembak duluan lagi, jelas Gara terima.
Lucunya, yang putusin juga kakaknya Jaka. Katanya, Gara garing kayak kanebo kering. Tiap pacaran cuman dianggurin baca buku. Otomatis kakaknya Jaka yang notabene kembang sekolah itu bosan, dan sudah banyak cowok yang ngantre buat dia. Ditinggalah lelaki paling kalem satu sekolah itu.
Yang bikin miris, kakaknya Jaka enggak tahu, kalau Gara sebetulnya sudah terlanjur sayang, cuma terlalu pengecut untuk bilang. Dia akhirnya merelakan gadis kesayangannya itu pacaran sama cowok lain. Karena dia tahu, dia enggak bisa bahagiakan gadis itu.
Tragisnya lagi, sampai sekarang Gara masih belum mau pacaran, karena gadis itu masih bersarang di hatinya. Jangan ditiru ya, cara Gara ini, dia rela menyiksa diri sendiri. Cinta itu harus diperjuangkan, bukan ditontonin.
Sampai sekarang, Gilang belum tahu, kalau kakaknya itu mantan kakaknya Jaka, karena Gara enggak pernah cerita soal itu. Gara juga 'gak nyangka kalau adiknya bakalan sahabatan dengan adik mantannya. Ya, dunia sesempit itu buat Gara.
***
Bapak dan ibu pindah ke Bandung dari kota kelahiran bapak, Madiun, ketika Gara berumur tiga tahun. Setelah menetap di kota kembang, ceritanya, dulu ibu pengin banget punya anak perempuan, karena sudah punya anak sulung ganteng. Setelah menunggu sekian lama, yang nongol adalah Gilang. Ibu kecewa sih, tapi masa mau dibuang ke tong sampah, 'kan kasihan. Meski begitu, pasangan suami istri sederhana itu tetap menghadiahkan nama yang indah untuk anak keduanya, Gemilang Mahameru, didoakan agar menjadi anak yang tangguh dan kuat.
Gilang sewaktu kecil itu gembul banget, item pula. Selera makannya, selevel sama beruang dewasa. Bapak dan ibu, yang pada waktu itu masih dalam masa belum mapan-mapan banget, sering banget elus dada, karena anak keduanya tukang ngabisin jatah beras.
Masa mau makan dilarang? 'Kan jahat banget. Gara si sulung, sering mengalah jatah makannya, demi adiknya. Karena Gara sudah cukup besar dan mengerti kondisi keluarganya. Dan Gara enggak mau adiknya masih merasa lapar.
Walau bagaimanapun, ibu dan bapak memutuskan untuk nyoba lagi, siapa tahu beruntung bisa dapat anak perempuan idaman. Mengabaikan anjuran pemerintah; dua anak cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say My Name
Romance| Romance Comedy | Part of College Comedy Series | Gempita Maharani tidak pernah mengira bangun kesiangan akan mengubah seluruh rencananya. Kejadian konyol soal salah ambil makalah di tempat fotokopi, mengakibatkan ia harus mencari seseorang ke faku...