"JAKA!! DIMANA MANEH, ANJIR UDAH MAU TENGAH MALEM IEU!" Gilang menyemprot Jaka via loudspeaker.
"Hnng? Aya acara naon kitu, Lur?" Suara Jaka terdengar serak-serak seksi najis, pasti lagi ngences.
"Ulang tahunnya Gita wooy!! Bangun panjul, mau makan gratis, moal?!" Dika memanas-manasi, padahal cuma ada cake, makan gratis dari mana, entahlah.
"OH ENYA ULANGTAUN NENG GEULIS NYAK! SABAR LUR, AING MELUNCUR SAPULUH MENIT!" Jaka kedengaran langsung grabak grubuk, mungkin mencari kolor.
"Ati-ati siah, tina Dayeuhkolot moal nepi sapuluh menit, mabur maneh??" Dika bingung dari mana bisa sepuluh menit sampai ke sini.
(Hati-hati, dari Dayeuhkolot memangnya bisa sampai sepuluh menit, terbang kamu?)
"Tungguan weh! Alamatna bieu na wasap burukeun!"
(Tunggu saja! Tolong alamatnya kirim di wasap!)
Lalu sambungan telepon dimatikan oleh Jaka Sampurna.
Tuh kan, oon-oon begitu, Jaka setia kawan, rela bangun tengah malam demi gebetannya Gilang. Kurang apalagi coba? Ya banyaklah kurangnya dia, namanya juga manusia.
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, mereka tidak tega juga meninggalkan Jaka yang sudah susah payah bangun dan berencana meramaikan acara kejutan kecil untuk Gita ini. Dika, Gilang dan Nanda pun saling lirik di dalam mobil, berharap semoga Jaka bisa datang tepat sebelum tengah malam.
Mereka bertiga pun menjemput Bams dan Juned yang sudah berkumpul di kosan Bams, tidak begitu jauh dari daerah kosan Nanda. Mereka berdua meskipun jarang interaksi dengan Gita, tapi tetap mau ikutan kasih surprise.
Gilang menelepon Bams, yang dengan cepat diangkat, tanpa banyak cing- cong kedua lelaki perantau itu pun keluar kosan, lalu mengetok kaca mobil Gilang.
Dika yang sadar bahwa mobil sedan itu akan penuh, langsung melihat pada Nanda. "Nda, kamu duduk depan sini, biar saya aja di belakang sama anak-anak."
Dika mengira bahwa Nanda akan risih harus duduk dekat cowok-cowok. Tanpa membantah, Nanda pun mengangguk dan keluar dari mobil.
"Hai, cowok-cowok! Makasih yaa, udah ikutan surprise-nya Gitaa!!" ujar Nanda basa-basi, begitu membuka pintu mobil.
Bams pun nyengir lebar banget disapa begitu ramahnya oleh Nanda. Juned senyam-senyum salah tingkah.
"Yo ora popo Nda'! Aku yo pengen to melu serpres-serpres ngono, durung pernah soale neng kampung onone ndangdutan nek ulang taun ki ..."
(Ya nggak apa-apa Nda! aku juga pengin ikutan kasih surprise-surprise begitu, belum pernah soalnya di kampung dulu adanya dangdutan kalau ulang tahun ...)
Nanda mengerutkan alisnya. Eh dangdungtan bukan di Serang? Bentar, ini yang diomongin ulang tahun 'kan, bukan kawinan?
"Ooh, ho'oh, Bams, nek surprise yo koyo ngene iki, mbengi-mbengi nggowo kue," Nanda nyengir.
(Oh, iya Bams, kalau kasih surprise yang begini ini, malam-malam bawa kue,)
Bang Juned pun tersenyum cerah, "Aku senang kok Nda, bantu-bantu kawan! Kalau Gilang jadi senang gara-gara kasih acara ini buat ceweknya! Aku pun ikut senang saja!" ujarnya lantang.
"Bang! Belum resmi Bang, baru gebetan!!" Dika mengoreksi Juned sambil bersandar di pintu mobil.
"Yaah! Masa iya si Gita itu tak luluh dengan segala usaha Gilang ini ... !! Sudah bahas nanti saja, kita masuk mobil dulu bisa? Dingin pula nih ..." Juned pun merapatkan jaketnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say My Name
Romance| Romance Comedy | Part of College Comedy Series | Gempita Maharani tidak pernah mengira bangun kesiangan akan mengubah seluruh rencananya. Kejadian konyol soal salah ambil makalah di tempat fotokopi, mengakibatkan ia harus mencari seseorang ke faku...