Usaha Seorang Gilang

10.1K 1.7K 216
                                    



Gilang memberanikan diri untuk menuju ke Student Center, karena Gita ada di sana. Tahu dari mana? Dari lambe turah! Alias Dika. Tadi Dika ada pertemuan dengan senior-senior Mesin di situ, terus katanya sempat ngobrol sama Gita yang lagi sendirian.

Setelah diancam hukuman penjara oleh Gilang, Dika mengaku tidak melakukan apapun terhadap Gita, cuma ngobrol sebentar. Sekalian tanya keberadaan gadis kece berambut panjang yang bikin Dika pengin nyanyi lagu Rhoma Irama tiap ketemu. Nanyain Ayunda maksudnya!

Gilang sekarang lagi celingak celinguk mencari bidadari kampusnya. Kata Dika, Gita ada dekat kaca, padahal ini gedung seujung-ujung kaca semua! Memang bangke tuh kuda!

Ini sih komat-kamit berdoa semoga jodoh saja lah. Kata Afgan, jodoh pasti bertemu.

Setelah mengelilingi gedung sekali, Gilang sudah nyaris balik arah karena tak menemukan juga cewek itu.

Eh, pucuk dicinta, ulam pun tiba. Gita lagi jalan dari meja komputer di pojokan, ke meja tengah. Ternyata dari tadi dia di situ? Dekat kaca apaan? Ketutupan sama rak juga! Minta disembelih memang Dika.

Gilang langsung duduk depan Gita yang kebetulan kosong. Memang siang itu SC tak terlalu ramai, karena jam makan siang begini biasanya pada di kantin. Gadis itu pun memandangnya kaget. Hm, kaget aja cantik.

"Hai, Gita?" Gilang menyapa, berusaha sebisa mungkin nggak cheesy. Keju mahal soalnya.

"Hei juga Gilang." Gita tersenyum.

Ya Allah. Itu senyumnya bisa nggak sih di-replay?

"Kamu ngapain di sini?" Gilang mengucapkan pertanyaan terbodoh.

"Saya mau ngerjain tugas, kamu yang ngapain ke sini?" Gita tanya balik dengan pertanyaan cerdas.

Gilang isrut. Hidungnya gatal.

"Anu, mau ngerjain tugas juga! Kok sama yah!" Asli, kalau ada Dika di sini, Gilang sudah digampar mungkin, saking gobloknya.

"Ooh, yaudah kalo gitu saya gak akan ganggu kamu." Gita ketawa.

Padahal Gilang sangat rela diganggu oleh makhluk sejenis Gita. Kalau bisa dia ingin berteriak; 'Yhaaaa, gangguin dong Neng! Abang rela.' Tapi bagaimana ya, Gilang kan masih harus jaimㅡmeskipun kata Dika, harga dirinya sudah macam barang obral di pasar kaget Gasibu. Gilang tetap ingin kelihatan gantenk. Pakai K. Biar K-eren.

Gilang pun memulai aksi tebar pesona dengan segala basa-basi bacotnya. "Hehe, btw saya ganggu kamu gak nih, duduk sini?"

"Hmm, ganggu sih, lumayan." Gita jujur.

Gilang tertohok.

Suek!

"Oh, yaudah deh, tapi sebelum saya pergi, saya mau nanya dulu,"

Gita pun memandang Gilang lurus, menunggu.

"Nanti pulang jam berapa?" Gilang to the point. Percuma basa basi sama cewek sibuk.

"Ada praktikum, Gil. Agak malem, kira-kira jam, setengah delapan mungkin ya." Gita mengira-ngira.

Ini cewek praktikum melulu kerjaannya. Mad scientist apa?

"Praktikum lagi?" Gilang angkat alis.

"Loh, emang kenapa? Memang jadwalnya?"

"Kemarin pas makan siang bareng juga kamu mau praktikum?" Gilang curiga itu cuma alasan Gita untuk menghindari dia.

Say My NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang