Warning : Contains triggering content, implicit scenes
A/N : Dengan segala hormat, untuk pembaca lama, tolong jangan SPOILER ya... jadilah pembaca yang bijak. Hargai penulis, dan juga pembaca baru 😊
Terima kasih atas kerjasamanya! Mari jaga kedamaian!
Selamat membaca ...
***
Jemari Gilang menelusuri rambut hitam sebahu itu, merasakan setiap helainya yang serupa sutera. Bulu mata lentik membingkai mata teduhnya, sepasang orbit cokelat, yang masih sibuk meneliti sesuatu di dalam genggamannya. Ujung bibirnya melengkung samar ke atas, tapi tidak ada reaksi lebih dari itu. Gadis itu masih duduk di tengah kasurnya, tanpa suara.
Gilang memiringkan tubuhnya, lalu meraih dagu lancip gadis itu, merebut fokusnya kembali. Kini sepasang mata cokelat itu mengarah padanya. "Suka, cincinnya?"
Senyuman mengembang, artinya pertanda baik bukan?
"Kenapa uangnya nggak ditabung?" Justru kalimat itu yang keluar dari bibir manisnya.
"Come on girl, you could just say thanks and I'll be the happiest man on Earth," Gilang tertawa sarkastik.
"I know, I know, geez, Thank You sir ... I'm flattered!" Ia mendorong tubuh Gilang hingga punggungnya beradu dengan kasur. "Tapi kamu mestinya dihukum deh, kalo ngabisin uang buat hal-hal remeh begini,"
Gadis itu pun naik ke atas tubuh Gilang, dan wajah mereka kini hanya berjarak sejengkal. Rambut hitamnya yang terurai menyentuh pipi Gilang. Seringai tipis menghiasi wajahnya yang biasanya berekspresi lembut. Lelaki itu pun menelan ludahnya tanpa sadar, menyadari jarak mereka yang kian dekat.
"Then punish me, Senpai ...." desak Gilang.
Ia menyugar rambut lembut gadis itu, ke belakang telinganya. Napas keduanya tercekat ketika bibir mereka bertemu. Gilang pun memagut bibir Gita dengan tak sabar. Jemarinya meraih leher sang gadis, sementara tangan yang lain berniat menjelajahi tubuh ramping yang kini tepat berada di atasnya.
Namun napasnya tertahan, bahkan nyaris sesak. Bukan karena euforia, tapi ...
Air?
Gilang mengerjapkan matanya yang berat. Ia menarik napas dalam-dalam, tapi justru tersedak, karena lubang pernapasannya kemasukan air. Begitu ia membuka mata, dan berhasil mengumpulkan nyawa, ia menjerit melihat wajah adiknya melayang di atasnya. Seperti film horor.
Bangshooot!
Bukannya mundur, adiknya justru menyiramkan segelas air lagi tepat ke wajah kakaknya, yang jelas-jelas sudah bangun dan sanggup mengumpat.
"STAPH IT, YU LIL PIS OF KRAP!"
"PIS OF KRAP, PIS OF KRAP! KRABBY PATTY, HAH?"
Gemintang Senjalangit. Sialan.
Gilang berjanji akan membalaskan dendam Voldemort terhadap Gemintang si bocah petir itu, karena sudah membangunkannya dengan cara yang tidak terhormat.
"Bangun makanya, kalo dibangunin sholat subuh tuh ya! Bukannya cium-ciumin guling terus ngompol di celana! Mau diruqyah kamu, Mas?"
"Sembarangan aja cocotnya!" Gilang pun mendudukkan diri dengan terseok-seok, iya celananya basah. Barangkali basahnya gara-gara kesiram Gegem 'kan, bukan gara-gara gini gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say My Name
Romance| Romance Comedy | Part of College Comedy Series | Gempita Maharani tidak pernah mengira bangun kesiangan akan mengubah seluruh rencananya. Kejadian konyol soal salah ambil makalah di tempat fotokopi, mengakibatkan ia harus mencari seseorang ke faku...