Cerita kembali ke alur maju
"Nanda~aaa~!" Dika menjerit merdu di depan kosan Nanda.
Ada beberapa cewek yang mau masuk ke kosan, langsung cekikikan melihat cowok cakep tapi adatnya kayak bocah SD mau nyamperin temannya main gundu.
"Kang, ditelepon weh atuh! Bisi keur ibak!" sahut salah satu cewek.
(Kang, ditelepon saja, mana tahu sedang mandi!)
"Atuh mandi maenya mawa hape, geulis?" Dika menjawab sambil modus.
(Mandi masa bawa hp, cantik?)
Abis yang nyautin lucu juga.
Eh, ingat ya Aryandhika, datang kemari niat Anda nyamperin gebetan. Malah lirik-lirik yang lain.
Astagfirullah .... Dika pun nyebut.
Sebenarnya, kenapa Dika nggak menghubungi Nanda saja dari tadi?
Ya iya nggak bisa! Orang nggak punya nomornya! Cuma dikasih alamatnya kemarin, nulisnya saja di kertas sobekan pula. Miris.
Udah macem nyari sodara ilang di acara tali kasih.
Dika menghela napas, dan duduk lagi di atas motor matic-nya. Ini kalau bukan demi masa depan, Dika sorry sorry saja kayak begini.
Dia pun diam menunggu, barangkali saja benar, Nanda lagi mandi? Mending bayangkan Nanda lagi mandi saja daripada bengong, entar kesambet.
Dika kemudian berpikir keras, kalah saja dia dengan abang gojek. Abang gojek saja bisa menelepon orang yang mau dijemput. Lah Dika? Mesti Pakai telepati.
Setelah menunggu kira-kira satu dasawarsa, akhirnya pagar warna putih itu terbuka, dan si orang yang dinanti-nanti akhirnya nongol juga.
"ALLAHUAKBAR!" Dika langsung loncat dari atas motornya sambil nyebut.
"Laah, haha, kelamaan yak nunggu? Kan dibilangin, jam 10 ajah, kecepetan ya?" Nanda tertawa.
"Ya, ada kali nunggu dari tahun kemaren!" Dika nyengir.
"Iya abis saya nanya Gita katanya gak punya nomer kamu, bisa sih tanyain ke Gilang, tapi ntar kasihan Gita ribet!" Nanda beralasan, padahal memang mau sok jual mahal saja ke Dika. Mana disangka, tanpa bertukar nomor hp pun, Dika tetap datang.
Nanda cukup salut, kalau boleh jujur.
"Gak papa, gak lama kok nunggunya! Yuk, udah siap belom?" Dika mengulurkan helm, sambil tersenyum kalem. Kali-kali saja, Nanda kesengsem.
USAHA KERAS.
Nanda mengambil helm dari tangan Dika lalu naik ke motor matic-nya.
"Siap Neng? Udah gak ada yang ketinggalan?" Dika masih kebawa-bawa kebiasaan jadi driver gojek yang mengikuti SOP.
Nanda pun tergelak. "Siap Om! Gas!"
Motor Dika pun melaju cantik ke jalan raya, menuju ke daerah Dipati Ukur.
***
"Assalamualaikum!" sapa Nanda sopan.
Di teras rumah Dika, ternyata ada bapaknya yang sedang menyirami tanaman. Bapaknya Dika tak disangka-sangka ganteng, Nanda jadi pengin gebet. Eh, kok?
"Waalaikumsalam! Eh, sopo iki cah ayu?" Bapaknya Dika langsung melempar selang airnya yang masih ngocor-ngocor, lalu membukakan pagar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say My Name
Romance| Romance Comedy | Part of College Comedy Series | Gempita Maharani tidak pernah mengira bangun kesiangan akan mengubah seluruh rencananya. Kejadian konyol soal salah ambil makalah di tempat fotokopi, mengakibatkan ia harus mencari seseorang ke faku...