Jaka Tersangka Utama

5.8K 1.2K 125
                                    



Sore menuju senja itu, anak-anak maba Mesin sedang friendly match basket melawan anak-anak Pertambangan. Di lapangan basket belakang kampus, yang dekat lapangan cinta. Ya, kali-kali nemu Cinta. Cinta monyet. Cinta rupiah. Cinta Laura. Apa kek.

Skor menunjukkan sekian ratus ribu berbanding sekian juta (ini tanding basket atau judi sih?). Anak Mesin lebih unggul, dikarenakan ada Denny Sumargo dan LeBron James di tim mereka. Siapa saja tuh anggota tim yang bertanding kali ini?

Denny Sumargo-nya Mesin; Jaka Sampurna, menembus angin, melawan hujan, menantang badai bagaikan cat waterproof. Passing Jaka selalu berbuah manis menjadi poin. Seketika, Jaka yang jarang mandi itu terlihat keren dan mumpuni kala sudah menguasai bola berwarna oranye itu di lapangan.

LeBron James-nya siapa? Si tiang listrik manis; Gemilang Mahameru. Yang ketika slam dunk berpotensi mematahkan tiang ring. Karena dia berat, semua khawatir ring-nya bakal patah, kasihan dong ring-nya! All-rounder yang piawai tembakan jarak jauh, dan sering menerobos halaman tetangga untuk sekedar slam dunk itu tadi. Jenis-jenis pemain yang harus dijaga ketat oleh seluruh lawan main. Keuntungannya, rekan setimnya jadi lebih mudah untuk menembus pertahanan lawan, karena tim lawan sibuk mengawasi Gilang seorang.

Serahkan urusan merebut bola pada Aryandhika Rahmadi Wibowo; pemain kelewat antusias yang kadang khilaf tidak bisa membedakan traveling dengan dribbling. Namun tembakan jarak pendeknya tidak bisa diremehkan, ditertawakan boleh.

Lalu ada Forward yang sering bingung dan hilang arah, tapi tetap dibutuhkan kala tim mereka kekurangan orang. Bramantyo Prasetyo Eko memang sering jadi cadangan, tapi dia sangat berdedikasi pada timnya dan bersedia mencolok hidung lawan kalau memang kepepet.

Point Guard terbaik se kabupaten Toba Samosir, Junaidi Meja Simbolon tentunya melengkapi tim abal-abal itu. Bagiannya untuk menjungkirbalikkan lawan dengan sikutan tajamnya. Kadang bisa menjadi playmaker kala Gilang sedang dikeroyok oleh lawan.

Saat itu pertandingan sudah menunjukkan hawa-hawa kemenangan untuk tim Mesin, tetapi Jaka masih haus dengan tambahan gol. Setelah merebut bola dari kekangan lawan, Juned melakukan pass ke arah Jaka. Sebagai center yang mumpuni, dengan tenaga badak Jaka shoot bola di tangannya. Sayangnya tidak membuahkan gol, tapi bolanya justru memantul kelewat kencang dari papan ring.

Semua mata pun tertuju ke bola itu karena terlempar jauh banget!


"Bilaaa!!" jeritan histeris terdengar dari lapangan cinta.

Gedebrug. Suara menyayat hati pun terdengar.

Sontak kedua tim pun kabur dari TKP bagai kecoa disemprot baygon. Mereka sudah melukai jiwa yang tak bersalah.

Sembari awur-awuran lari dari lapangan karena takut dimintai pertanggungjawaban, kesepuluh cecunguk itu pun resmi kabur. Salah hitung, sembilan rupanya. Ternyata satu cecunguk masih diam di tengah lapangan, menunggu hidayah.

Jaka lah cecunguk yang tersisa, pemuda yang bermandikan peluh itu menatap nanar sosok yang tergeletak di tanah. Beberapa orang mengerubungi sosok tak dikenal itu.

"Bilaa, bangun! Bilaa ..." Salah satu gadis menangis, karena kawannya masih tak menjawab.

Sementara teman yang lain menengok ke arah lapangan basket, dan menemukan si tersangka utama. Ya memang pelakunya dia sih, tidak perlu dijadikan tersangka lagi; Jaka.

Jaka gemetaran karena membuat celaka anak orang, dia takut dibawa ke pihak berwajib. Padahal dia sudah sering bolak-balik polres, harusnya santai saja dong. Masalahnya, biasanya ia digiring ke polres setelah puas baku hantam, bukan menganiaya satu pihak saja. Ini akan jadi perkara memalukan yang bisa mencoreng nama baik Jaka.

Say My NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang