~79~

2.3K 136 7
                                    

..

Jam menunjukan pukul 15.00 dan terdengar suara mobil menasuki garasi, Alu sudah mengetahui jika itu adalah Anak anak ku.

Aku menyambut mereka di teras rumah tanpa di temani oleh Suami ku atau pun Adik ku karna Kak Azzam sedang di ruang kerjanya dan Maya sedang di kamar nya.

"Assalamualaikum" ucap ke tiga Anak ku mencium tangan ku dan mencium pipi ku

"Waalaikumsalam, gimana sekolahnya hari ini?" tanya ku menatap mereka tapi tatapan ku terarah pada Anak perempuan ku

"Seperti biasa Bunda" ucap Hanif menatap ku

"Oh, Indah kenapa diam ajh Nak?" tanya ku menatap Indah

"Gpp kok Bunda, Indah masuk duluan ya" ucapnya masuk duluan meninggalkan Aku,Hanif dan Aluna

"Ayo Abang ada Info apa untuk Bunda?" tanya ku menatap Hanif

"Aku sudah tau siapa yang Bully Adik ku, dan Aku tau Bunda juga mengetahuinya" ucap nya membuat ku kaget

"Abang lihat Bunda?" tanya ku

"Aku lihat Bunda di Toilet wanita sama Aunty Maya dan anak itu" ucapnya membuat ku menatap nya

"Iya Bunda mencari tau sendiri siapa yang bilang seperti itu kepada Indah, dan Bunda sudah menemui anak itu dan berbicara" ucap ku menatap Hanif

"Kenapa lakukan itu? Bunda gak percaya sama Hanif yang bisa mencari tau semuanya, Bunda anak itu Iri dengan Indah karna kehidupan Indah lebih bahagia dari pada dia. Makanya dia berusaha agar Indah tak nyaman dan tak bahagia" ucap Hanif membuat ku terkejut

Aku terdiam seraya berfikir atas ucapan Hanif kepada ku, aku menatap Anak lelaki ku itu.
"Bunda percaya sama Abang tapi bunda gak tenang melihat Indah yang ceria menjadi murung, sudah kita masuk rumah kamu salin baju habis itu kita makan ya" ucap ku menatap Hanif dan Aluna

"Siap Bunda" jawab mereka langsung masuk rumah dan menaiki tangga.

Aku berjalan di belakang Hanif dan Aluna masuk ke dalam rumah, saat masuk rumah Aku melihat Kak Azzam sedang duduk di ruang Tv.

Aku duduk di sebelah suami ku, mata suami ku tak lepas dari menatap ku.

Tak lama Aluna dan Hanif turun tapi tanpa anak perempuan ku,
"Lh Abang Indah nya mana?" tanya ku menatap Hanif

"Katanya nanti turun Bun" jawab Hanif menatap ku

"Oh yaudah sana kamu makan sama Aluna, Ina tolong siapkan ya" ucap ku menatap Ina

"Iya Kak, yuk Abang Aluna" ucap Ina mengajak Hanif dan Aluna ke meja makan

Saat Hanif dan Aluna pergi ke meja makan Aku menatap suami ku, Kak Azzam menggangukan kepala nya seperti tau apa yang ada di fikiran ku.

Aku berdiri dan berjalan menuju kamar anak anak ku, saat sampai di depan kamar Anak anak ku.

Aku mendengar suara isakan tangis Indah dari dalam kamar, Aku membuka pintu dan mata ku langsung tertuju dengan Indah yang sedang menangis di dekat jendela.

Aku menghampiri Indah dan langsung memeluknya membuat dia kaget dan berbalik, Indah menatap ku dan membalas pelukan ku seraya menangis di dada ku.

"Indah kenapa lagi sayang?? Bunda sedih lihat Indah selalu murung dan tertutup, ada apa Nak jangan tertutup sama Bunda?" ucap ku berkaca kaca menatap Indah dengan tangan ku menghapus air mata yang membasahi pipinya.

"Maaf kan Aku Bunda, Bunda gak boleh sedih. Bunda ke kuatan Indah, Indah lemah tanpa Bunda" ucapnya memeluk ku dengan menangis

"Jika Bunda kekuatan Indah, harus nya Indah lebih kuat karna Bunda selalu ada sama Indah. Sekarang jika Bunda kekuatan Indah, Bunda ingin Indah kuat, indah tegar karna Bunda, Ayah Abang dan juga dede baby selalu ada untuk kakak ya Nak. Ini hanya masalah sesaat sayang ingat La Tahzan Innallaha Ma'na" ucap ku menggenggam tangan Indah dan menghapus jejak air mata di pipi chabi nya

"Iya Bunda makasih selalu ada untuk Indah, dede Baby makasih ya sudah mau menjadi penguat kakak. Kakak cinta kamu dede mmuach" ucapnya di depan perut ku dengan di akhiri ciuman manis

"Yaudah sekarang kita turun kamu makan dulu, habis itu Ayah sama Bunda mau bicara. Yuk" ucap ku mengajak Indah keluar kamar

Aku berjalan beriringan dengan Indah dan membawanya ke ruang makan dan mengambilkannya nasi dan lauk pauk,
"Makan ya habis itu Abang, Indah dan Aluna Bunda dan Ayah tunggu di ruang Tv" ucap ku menatap Anak anak ku

"Siap Bunda" ucap mereka dan meneruskan makan nya

Aku berbalik dan berjalan menuju ruang Tv yang disana masih setia dengan Kak Azzam, Aku duduk disisinya dan menaruh kepalaku di pundaknya.

Tangan Kak Azzam tak tinggal diam, tangannya pun menaruh di perut ku seraya mengusap usap dengan mata dan konsentrasi ke layar Tv.

.
.
.

Up 📣 Alhamdulillah,,

Bagaimana cerita di part ini?? Binggung ya alurnya
Maaf ya lagi bleng dan maaf jika tidak dapat fell oke 😘

Jangan lupa vote and Komen nya gays❤

Ta'aruf.. Khitbah.. Menikah 😊 ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang