~50~

3.7K 189 14
                                    

..

Aisyah POV

Ku kira hari ku ini akan di tutup dengan kedatangan keluarga Sherly ke rumah ku dengan permohonan permintaan yang tak bisa kami sanggupi, tapi ternyata ku salah hari ini di tutup dengan kedatangan Mba Jelita dan Aluna.

Disini lah kami melepas rindu yang hampir 4 bulan kami tahan rindu itu, Aku melihat Hanif dan Indah sangat bahagia senyum mereka malam ini tak pudar sama sekali.

"Aku sangat bahagia lh Mba dengan kedatangan Mba kesini?" ucap ku menatap Mba Jelita

"Sebenernya pas kamu balas Chat Aluna disitu kami sudah siap untuk berangkat ke jakarta semuanya sudah siap, tapi Aku ingin buat kalian terkejut akan ke datangan kami" ucap Mba Jelita menatap ku dan Kak Azzam yang berada di sebelah ku

"Aku bahagia Syah melihat Indah Hanif dan Aluna bisa berkumpul lagi, oh ya bagaimana dengan kandungan mu?" tanya Mba Jelita kepada ku

"Alhamdulillah Mba baik, Ayah nya harus overprotektif karna Bundanya bandel" ucap ku terkekeh menatap Kak Azzam disamping ku yang sedang tersenyum

"Ya habis Mba gimna gak mau overprotek di hamil yang sekarang mau nya jajan jajanan yang di pinggir jalan yang kita gak tau cara pembuatannya bersih atau tidak" ucap Kak Azzam mencubit pipi ku gemas

"Eh tapi bener lh Syah, kamu gak boleh sembarang untuk jajan kamu lupa kejadian Bu diana bukannya Aku ghibah hanya kamu harus mengambil pelajaran dari kejadian bu diana yang keracunan cilok abang pinggiran kan" ucap Mba Jelita mengingatkan ku

"Astagfirullah iya ya Mba, Aku sampai lupa lh kejadian itu ya deh Aku akan beli di tempat yang sudah terbukti pembuatannya" ucap ku menatap Mba Jelita

"Oh ya Mba, Mba dan Aluna kesini tidak dengan Mas Ferdy?? Kemana beliau?" pertanyaan Kak Azzam membuat Mba Jelita kaget dan gugup menjawab membuat ku heran

Aku faham situasi seperti ini, Aku sangat tau jika ada sesuatu yang ingin Mba Jelita sampai kan ke Aku dan Kak Azzam tapi terhalang karna ada anak anak.

"Hanif Indah ajak Aluna keliling rumah sana, lihat ruangan bermain dan kamar untuk baby nya Indah dan Hanif" ucap ku menatap Hanif dan Indah

"Oh iya ya,, yuk yuk Bunda dan Ayah ku sudah siapkan kamar lh untuk Dede bayi ku dan abang" ucap Hanif menarik Aluna mengajak Aluna pergi ke ruangan itu

"Ina tolong temani mereka pantau saja ya" ucap ku kepada Ina

"Baik kak permisi" ucap Ina pergi mengikuti 3 kurcil itu

Ina dan 3 kurcil pun pergi ke dalam rumah dan berkeliling rumah memberitahu kan setiap ruangan kepada Aluna.

Aku menatap Mba Jelita yang sudah menunduk dari tadi, Aku menatap suamiku.

" Sebenernya ada apa Mba?? Kemana Mas Ferdy??"tanya ku menatap Mba Jelita yang sedabg menunduk

Aku menatap Mba Jelita yang menunduk dengan tubuh yang begetar seperti sedang menangis dan Aku menyadari bahwa Mba Jelita memang sedang menangis.

Aku langsng memeluk tubuhnya dan memberikan ketenangan di dalam pelukan ku.

"Sebenarnya ada apa mba? Cetita ke kami kali ajh kami bisa bantu" ucap Kak Azzam membuat ku menatap nya

Mba Jelita melepaskan pelukan nya dan menatap ku yang berada di sampingnya.

"Aku memang sengaja tak memberitahu kepada Mas Ferdy jika Aku kesini dan ku mohon Zam Syah jangan beritahu Mas Ferdy jika Aku dan Aluna ada disini" ucap Mba Jelita menatap ku dan berlanjut menatap Kak Azzam

"Memangnya kenapa Mba? Dalam agama kita jika istri pergi tanpa izin suami itu dosa lh Mba" ucap Kak Azzam menatap Mba Jelita

"Ya Zam Aku tau itu, tapi Aku gak kuat jika trus disana dan Aku pun gak mau jika Aluna melihat ku sedang bertengkar dengan Mas Ferdy" ucap Mba Jelita menunduk dengan mata berkaca kaca

"Bertengkar memanhnya Mba sama Mas ada masalah?? Maaf jika pertanyaan ku salah" ucap ku menatap Mba Jelita

"Tidak salah pertanyaan mu, dari sehabis kamu pindah Mas Ferdy berubah dia jarang pulang sekali nya pulang dengan mabuk dan bajunya wangi farfum wanita. Sejak itu Aku tak percaya dengan suamiku pada akhirnya awal bulan lalu Aku kuat kan hati untuk bertanya tapi tanggapan dia hanya marah dan akhirnya bertengkar" ucap Mba Jelita menahan air mata nya agar tak lolos keluar

"Pertengahan Aku memergoki Mas Ferdy sedang berduan dengan wanita cafe, mereka langkulan cium kening dll. Dan Aku sempat rekam mereka untuk bukti tapi saat Aku bertanya kembali Mas Ferdy malah memukul ku dengan tangan nya" ucap Mba Jelita membuat ku ikut menangis mendengar ucapan Mba Jelita

"Aku gak sanggup untuk trus bersamanya makanya Aku memutuskan untuk bercerai dengan Mas Ferdy, sebelum kesini surat pengadilan sudah turun dan Aku letakan di ruang kerja Mas Ferdy lalu Aku pergi kesini" ucap Mba Jelita menangis tersedu sedu.

Aku tak bisa membayangkan bagaimana jika aku berada di posisi Mba Jelita, apa Aku akan kuat seperti Mba Jelita atau Aku akan rapuh se rapuh rapuh nya.

Astagfirullah alazim jauh jauhkan permasalahan itu dari keluarga hamba ya allah, Aku menatap Kak Azzam yang sedang menatap ku dengan senyuman nya seraya menguatkan ku dengan senyumannya.

"Makanya Aku kesini bukan hanya untuk bersilahturami tapi Aku ingin meminta tolong kepada mu Zam syah" ucap Mba Jelita tegar kembali menghapus air matanya

"Kamu mau kan menolong ku?" tanya Mba Jelita menatap ku dan suami

"Insaallah jika kami bisa bantu, inshaallah akan kami bantu" ucap ku menatap Kak Azzam

"Ya Mba benar kata Aisyah jika kami bisa inshaallah" jawab Kak Azzam menatap Mba Jelita

"Aku yakin kalian bisa, Aku hanya minta tolong jaga Aluna demi Aku. Aku akan pergi dari jakarta menitipkan Aluna ke kalian, Aku yakin kalian bisa merawat Aluna lagi pula disini ada Hanif dan Indah" ucap Mba Jelita membuat ku dan Kak Azzam kaget dengan permintaannya

"Menitipkan Aluna ke kami?? Tapi kenapa Mba? Aluna butuh mamihnya bukan kami?" ucap Kak Azzam menatap Mba Jelita

"Aku tau Zam tapi Aku gak mau Jelita jatuh ke tangan Mas Ferdy Aku yakin kamu bisa menjaga Aluna demi Aku, Aku akan jemput Aluna kembali saat semua selesai" ucap Mba Jelita menggenggam tangan ku dengan tatapan memohon

"Bagaimana Yah?? Aku pun sama sependapat dengan Mba Jelita. Bagaimana nasib anak itu jika jatuh ke tangan Ayahnya yang tempramental asal pukul, gak Yah Aluna anak baik" ucap ku menatap Kak Azzam

"Aku si gak jadi masalah, Bunda yakin bisa merawat tiga anak itu dengan kondisi kamu yang hamil" ucap Kak Azzam menatap ku

"Yah kan ada Ina, mereka tak di rawat oleh ku semuanya Ina Aku hanya membantu Yah fikirkan jika Hanif dan Indah ada posisi Aluna bagaimana?? Jadi apa anak itu Yah??" ucap ku berusaha membujuk Kak Azzam

Aku menatap suamiku yang sedang menatap ku lekat dan tak lama dia menarik nafas panjang.

"Baiklah oke Kita akan menjaga Aluna bagaikan Kita menjaga Hanif dan Indah, tapi inget Bunda kehamilan mu nomer satu okey" ucap Kak Azzam membuat ku tersenyum menatap Kak Azzam.

Aku mendengar keputusan kak Azzam langsung memeluk nya dan berterimakasih atas keputusan nya itu.

"I love you" ucap ku pelan di kuping Kak Azzam

"I love You more" jawab Kak Azzam mencium kening ku.

..

Alhamdulillah,, bagaimana?? Kepo tidak selanjutnya bagaimana??

Sabar ya,, karna mood nya sukaan tak bisa di prediksi,,

Terimakasih sudah membaca ❤

Vote and komen

Jangan lupa ya 👍

Ta'aruf.. Khitbah.. Menikah 😊 ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang