~ Hanif Maqil Hafidzan ❤~

2.9K 84 4
                                    

..

Hanif Maqil Hafidzan, aku adalah anak ke 4 dari Ibu tetapi aku bukan lah adik kandung dari Mba Alifa, Mba Aisya dan Bunda. Kami berbeda Ayah walaupun kami berbeda Ayah tetapi kasih sayang Mba Alifa, Aisya dan Bunda gak pernah berbeda terhadap ku.

Dari kecil aku memang sangat dekat dengan Bunda Aisyah kemana mana aku selalu bersamanya dan selalu menuruti apapun yang aku minta, Makanya saat dulu Bunda akan di bawa ke rumah Ayah aku marah karna nanti aku akan sendirian  gak ada Bunda disisi ku tetapi pada akhirnya Bunda dan Ayah mengajak aku tinggal bersama mereka.

Dirumah besar ini aku tidak sendiri karna ada Indah yang selalu menemaniku dimana pun, Disitu ada Aku dan pasti ada Indah begitupun sebaliknya. Romantiskan kami ☺ itulah yang di ajarkan Bunda kepada kedua anak nya yaitu saling melindungi satu sama lain.

Kenangan ku bersama Indah sangatlah banyak terutama saat pertama kali kami sparing berdua,
"Serius nih bang kita bakalan sparing? "tanya Indah kepada ku yang sedang bersiap

"aku udah siap gini masa bohong"jawab ku santai menatap nya

"abang sparing sama Ilham ajh ya?"ucap Indah seperti tak yakin akan sparing dengan ku

"gak pokoknya aku mau kita berdua sparing oke"jawab ku tegas dan pergi keluar dari kamar

Bukan tanpa alasan aku mengajaknya sparing, aku tau kenapa dia tidak yakin karna sabuknya lebih atas dari ku dan dia gak mau menyakiti aku.

Sampainya aku di ruang Tv disana sudah ada Bunda, Ayah, dede Raisa, Papah Rizal dan Mamah Fatma. Kalau kalian tanya kenapa aku manggil Papahnya Indah sama seperti Indah karna itu permintaan Papah Rizal dan kenapa juga sudah memanggil Mamah Fatma karna itu permintaan Indah karna beberapa bulan lagi Papah dan Mamah akan resmi menikah. Horeee..

Aku duduk di sebelah Bunda seraya trus bercanda dengan dede Raisa yang berumur 10 bulan kata Bunda,
"Abang serius mau sparing sama Indah? "tanya Ayah menatap ku

"kenapa pada gak percaya si, iya aku akan sparing sama Indah" jawab ku kesal

"bukan gak percaya bang, tapi kan sabuk abang masih di bawa beda dengan Indah dan juga Bunda gak mau ya anak anak bunda pada lebam habis sparing gini"ucap Bunda menatap ku

"tenang Bunda paling juga yang lebam salah satu anak Bunda, ya kalo gak aku, Indah "jawab ku santai

Semua orang hanya bisa menggelengkan kepala menatap ku, tiba tiba ada ketukan pintu dan aku yakini bahwa Itu senpai dan Ilham aku langsung membuka kan pintu untuk mereka.

Kedatangan Senpai dan Ilham di sambut baik sama Bunda dan Ayah saat Senpai sedang ngobrol dengan Ayah Bunda Ilham menyentuh pundak ku,
"aku denger kamu mau sparing sama Indah?"

"iya Kami akan sparing Indah juga udah setuju"jawab ku

"serius kamu, kamu lupa minggu lalu Indah menjatuhkan aku dengan beberapa lebam di muka"ucap Ilham menatap ku

"serius, udah Ah"jawab ku meninggal kan Ilham dan langsung menuju area sparing.

15 menit aku menunggu Akhirnya semua orang datang termasuk Indah, aku dan Indah pun sudah berhadapan dan sparing pun di mulai.

"jangan anggap aku abang Kak, anggap aku adalah musuh mu ayo serang aku"ucap ku memanas manasi Indah

Aku bisa melihat emosi di wajah Indah akhirnya dia berhasil menjatuhkan ku dengan waktu yang benar benar habis,
Indah mengulurkan tangannya dan meminta maaf dengan mata yang berkaca kaca.

"Kan Indah udah bilang, Indah gak mau sparing sama Abang jadi gini kan abang kena lebam sama Indah"ucap Indah menangis menatap ku

"hahaha, kan Indah sendiri yang bilang lebam udah biasa bagi kita. Udah ini tuh gpp serius" ucap ku menghapus air matanya

Ta'aruf.. Khitbah.. Menikah 😊 ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang