~73~

2.4K 140 9
                                    

..

Sampainya di halaman rumah aku langsung keluar dari mobil dan berlari masuk rumah tanpa menggubris teriakan Kak Azzam untuk tidak berlari.

Saat di dalam rumah aku langsung naik ke lantai dua menuju kamar Anak Anak ku, saat di depan kamar Hanif Indah dan Aluna Aku langsung membukanya, semua mata yang berada di kamar itu tertuju pada ku.

Dan saat Indah melihat ku dia memanggil nama ku dan langsung memeluk ku erat dan menangis kencang.

"Indah sayang ada apa nak? Kamu kenapa sayang?" ucap ku menenangkan Indah dan menuntunnya menuju ranjangnya kembali

"Bunda hiks hiks" ucapnya memeluk ku erat dan menangis tersedu sedu

"Iya sayang ini Bunda tenang ya ada Bunda disini oke" ucap ku memeluk Indah dan berusaha menenangkan nya

Dan tak lama aku merasakan nafas Indah sudah teratur dan sudah tidak terdengar tangisannya.

"Ayah bantu tidurkan Indah" ucap ku menatap Kak Azzam, Kak Azzam langsung membopong Indah dan menidurkannya di ranjang.

"Ina salin kan baju nya ya, Hanif dan Aluna Bunda ingin tau ceritanya dari kalian" ucap ku menatap Hanif dan Aluna

Aku duduk di meja bundar yang ada di kamar itu dan di ikuti Maya, Hanif Aluna, dan suami ku.

"Jadi gimana? Karna apa Indah sampai seperti ini?" tanya ku menatap Hanif

"Aku gak tau Bun, jujur Aku gak tau saat Indah keluar kelas untuk pulang dia sudah nangis" ucap Hanif menatap ku

"Gak Hanif saat di dalam kelas pun Indah sudah menangis dan sudah ku tanya dia kenapa tapi malam menyebut nama Bunda" ucap Aluna menatap ku dan Kak Azzam

"Bener kak ucap dua anak ini Indah tidak bicara apapun padahal Aku sudah berusaha nanya" ucap Maya menatap ku

"Ada apa ya, gak biasa nya lh Indah sampai seperti ini" ucap ku menatap Kak Azzam

"Jangan berfikir terlalu keras Bun" ucap suamiku menggenggam tangan ku

Saat kami sedang berfikir dengan fikiran masing masing tiba tiba Indah mengigau dengan iringi tangisan membuat kami semua mendekat ke arah nya.

"Bunda.. Aku bukan.. Bukan hiks hiks "

Saat aku menggenggam tangan Indah, Indah merespon dengan mengeratkan genggaman itu.

"Kak ku rasa indah ada problem di sekolah deh dari cerita Hanif dan Aluna menurut ku begitu" ucap Maya menatap ku

"Aku juga berfikir seperti itu, tapi apa gtu yang buat anak tangguh ini begitu rapuh" ucap ku menatap maya Maya kembali

"Gak boleh sou'zon sekarang kita positife tinking ajh dulu sekaligus mencari tau Indah kenapa" jawab Kak Azzam merangkul pundak ku

Saat aku sedang memikirkan tiba tiba perut bagian bawah ku kram dan tegang membuat aku menjerit kesakitan.

"Au.. Aww yah sakit yah,, Aduh yahh" ucap ku menaruh tangan ku di perut ku seraya mengusap usap

Hanif Aluna Maya dan Kak Azzam panik dengan rintihan ku
"Kan aku sudah bilang jangan terlalu di fikirin Bun, Astagfirullah sudah kita ke kamar dulu kamu istirahat ya" ucap Kak Azzam mengusap usap perut ku

"Bener kak kata bang Azzam, lebih baik Kakak istirahat dulu masalah Indah biar Aku dan Ina yang ngurus" ucap Maya menatap ku

"Ya deh titip ya kalau ada apa apa langsung beri kabar aku" ucap ku menatap Maya

"Iya Kak"

"Dede baby kamu gak boleh nakal dan Bunda gak boleh cape untuk masalah Indah biar Abang dan Aluna yang mencari tau" ucap Hanif kepada ku

"Iya sayang makasih ya bantu jaga Indah sayang Bunda sama Ayah ke kamar dulu" ucap ku berdiri dengan perlahan karna masih terasa kram

..

Saat di kamar aku langsung berbaring di ranjang dan Kak Azzam melepas Jas nya langsung naik ke ranjang lalu mengusap usap perut ku.

"Baby jadi Anak yang sholeh sholehah ya Nak, Anak yang baik, pintar dan berbakti serta siap membela Agama kita Islam. Sayang kamu gak boleh nakal tidak boleh buat Bunda sakit ya nak, anak ayah kan pintar oke cup 😘" ucap Kak Azzam mencium perut ku membuat ku tersenyum manis kepadanya.

Kehamilan ku sudah memasuki bulan ke 5 jadi tonjolan tonjolan kecil sudah mulai terlihat dan itu yang membuat suami ku gemas.

"Sudah Kakak mandi dulu sana, alu siapkan kamu habis itu baru aku" ucap ku menatap nya

"Eh gak usah kamu istirahat saja biar aku saja yang menyiapkan semuanya, eh tapi sudah tidak kram lagi" tanya nya menatap ku

"Sudah tidak, yaudah sana langsung mandi" ucap ku tersenyum manis dengan perlakukan manisnya

"Oke deh Bunda" ucapnya bangkit dan sebelum masuk kamar mandi dia mencium kening ku dan berlalu masuk kamar mandi.

Aku tersenyum melihat perlakuan manisnya terhadap ku dan Anak kami yang ada di rahim ku.
"Nak Ayah sangat sayang kita" ucap ku mengusap perut ku.

.
.
.

Up 📣 Up 📣 Up 📣 

Bagaimana di part ini?? Penasaran gak si kenapa ya indah menangis??
Hemm

Terus Stay di TKN ya gays😊
Dan jangan lupa
Vote and Komen gays

Ta'aruf.. Khitbah.. Menikah 😊 ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang