Epilog

3.3K 109 15
                                    

Setelah menikah, rumah Cabin akhirnya menjadi tempat kami menetap. Selain rumah itu juga sangat indah, yang paling utama karena tempat itu adalah milik Reyno. Satu-satunya bagian dari hasil jerih payahnya seorang diri selama beberapa tahun dan aku tahu ia sangat bangga akan hal itu.

Sedangkan kontrakan yang biasa kutempati akhirnya jatuh kepada Vivian. Dia bilang tempat itu sudah menjadi favoritnya dan memohon kepadaku untuk mengalihkan padanya.

Apartemen Reyno juga masih tetap ada. Walaupun sejarahnya adalah pemberian ayahnya, pada akhirnya ia tetap ingin mempertahankan dengan alasan pertama kali ia membawaku ke tempatnya adalah ke sana dan semua dimulai sejak hari itu, belum lagi banyak sekali kenangan kami berdua yang tak terlupakan.

Sekarang setelah semua berjalan, Reyno masih dengan aktivitasnya sebagai konsultan adiknya Zachary di hotel, namun yang mengejutkanku ternyata diam-diam ia telah membangun dan mengelola cafe miliknya sendiri tak jauh dari rumah Cabin itu, dan aku juga minggu depan sudah mulai bekerja di sana.

Yah, dua hari setelah malam itu, Reyno memutuskan untuk membawaku ke daerah atas yang sebelumnya pernah ia tunjukkan, dan ternyata sebuah cafe di pojokan yang pernah menarik perhatianku itulah cafe miliknya. Tapi ia selalu meralat ucapanku, baginya itu adalah hadiah pernikahan darinya untukku, ia ingin membangun cafe yang bisa dikelola oleh kami berdua. Ternyata itu impian yang selama ini ia sembunyikan dariku. Aku sampai kehilangan kata-kata ketika mengetahui semuanya.

Di sana Reyno sebagai Founder, marketing manager sekaligus kepala barista. Ada dua orang yang ia bawahi, sedangkan aku nantinya akan mengepalai bagian promosi. Ada lagi yang mengejutkan, Calvin dan Gwen juga ternyata sudah ikut andil di dalamnya. Calvin sebagai VM dan interior sedangkan Gwen sebagai konsultan Food and Beverage, dan salah satu menu andalannya adalah Healthy Drink yang terdiri dari beberapa menu minuman sehat, aku ingat mereka pernah menbicarakannya ketika pertama kali bertemu.

Oh, bisa-bisanya mereka keep contact tanpa sepengetahuanku, pantas saja Gwen kerap membicarakan Rey, ternyata diam-diam mereka merencanakan ini.

Sambil menghabiskan waktu aku biasanya ikut nongkrong di sana, dan aktivitas baruku ini sudah berjalan tiga hari. Reyno memintaku untuk menyesuaikan diri dahulu sebelum mulai bekerja, tapi aku malah menikmati karena sejak pertama melihat, aku sudah jatuh cinta dengan tempat ini.

"Maaf, ibu mau minum apa?" Seorang barista bernama Kyle menghampiriku. Dia salah satu asisten Reyno yang cukup skill dan bertampang menarik, mungkin jika single pria ini bisa mencuri perhatianku, walaupun tentu saja tak ada yang bisa mengalahkan Reyno.

"Ice tea saja, terima kasih, Kyle," jawabku sambil tersenyum, dan Kyle ikut tersenyum lalu mengangguk.

Aku melihat barista itu menjauh dan entah kenapa terbesit Gwen. Kupikir kenapa tidak? Kyle berpenampilan rapih dan menarik, jika mereka bersama sepertinya akan cocok. Tiba-tiba Reyno datang dan duduk di hadapanku dengan segelas Ice tea tadi.

"Oh, sekarang sudah berani flirting ke barista lain ya?" Reyno yang melipat tangan dan menarik alisnya menatapku membuat aku tertawa.

"Suamiku cemburu ya?" tanyaku lalu menopang wajah. Reyno pun tersenyum kecil.

"Awas kalau centil-centil ya, kamu tahu apa hukumannya nanti malam?" Reyno terkekeh sambil menatapku dalam. Sialnya wajahku mendadak panas.

"Sssttt! kita lagi di cafe, Rey!" ujarku seketika panik.

"Oh, sayang sekali tapi kami sudah mendengarnya tuh." Calvin mengedik disusul Gwen dari belakang di belakang keduanya senyum-senyum lalu ikut bergabung.

JUST ONE BELIEVE (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang