"Kalo cemburu, bilang. Itu hak lo."
-Kara Ardisya
Lima belas menit lamanya Shareen menunggu kedatangan Gleano. Duduk, berdiri, dan mondar-mandir. Itulah yang dilakukan Shareen saat ini.
"Ya ampun kenapa gak berangkat duluan aja sih!" Ketus Raisya dengan tatapan yang fokus ke layar laptopnya.
"Ih nanti Gleano marah," Shareen terus menon'aktifkan ponselnya sekadar untuk melihat line Gleano.
"Mending dimarahin Gleano atau guru piket?" Tanya Raisya.
"Gur—"
"Loh Shareen, kok belum berangkat?"Amy datang dengan beberapa buku resep kopi. "Emang jam berapa sekarang?"
"Jam tujuh kurang sepuluh menit."
"YA AMPUN SHAREEN TELAT!" Raisya dan Amy terlonjak kaget akibat jeritan Shareen.
"Kenapa kakak gak bilang-bilang sih!" Ketus Shareen sambil mengambil tas yang berada dimeja tamu. "Dasar!"
"Yaudah Ma, Shareen pergi sekarang " Shareen pun menyalimi tangan Amy dan Raisya. "Naik apa?"
"Grab."
Shareen keluar dari rumah tanpa menutup pintunya kembali. "Sial deh ah!"
Sepuluh menit kemudian, Shareen keluar dari mobil avanza hitam. Tentunya itu punya abang grab.
Shareen melihat jika gerbang sekolahnya ditutup, dan yang lebih parahnya lagi ada dua guru piket disana.
"Mampus!" Shareen pun berlari sekuat yang dia bisa, tanpa memperhatikan kondisi sepatunya.
Blugg!
"Adohhh..." rintih Shareen ketika dirinya terjatuh akibat tali sepatu yang terlepas.
"Shareen?" Panggil salah satu guru piket yang melihat Shareen terjatuh.
Pasrah dah!
"I—iya bu?" Tanya Shareen sedikit gugup.
"Gak papa?"
Shareen berdiri lalu menyelipkan anak rambutnya. "Agak sakit dilutut sih."
Bu Mira, guru piket itu memutar bola matanya malas. "Kamu ini siswa baru udah terlambat. Kenapa?"
"I—itu bu mobil kakak saya abis bensin tadi ditengah jalan," bohongnya.
"Gak bohong?" Shareen menggelengkan kepalanya. "Biar kamu kapok, saya kamu hukum keliling lapangan."
"Tiga keliling cukup."
Shareen melebarkan pupil matanya. "Lah? Bu?"
"Sekarang, gak ada alesan."
Shareen bernapas pasrah. Mau melawan pun percuma karena ini salahnya.
Dilain tempat, Gleano beserta teman-temannya tengah bosan mendengarkan ocehan guru yang sedang mengajarnya.
"Bosan!" Gumam Kemal sambil memainkan pulpen. Biasanya Gleano akan merespon ucapan Kemal, tapi ini tidak.
"Glean, lo kenapa sih dari tadi lo so merhatiin tuh guru," Gleano mengangkat bahunya acuh. "Ck! Gak ada yang beres inimah"
"Ibu izin keluar kelas dulu sebentar, kalian jangan ribut."
Semua siswa yang berada dikelas bernapas lega karena pelajaran dijeda.
"Weyy tolong! Bosen dah gue!" Ketus Kemal sambil menghentakan buku paketnya. Ari dan Zedan menoleh kebelakang. "Tuh guru gak cape apa ngoceh mulu," timbal Zedan dan dibalas anggukan oleh Ari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shareen & Gleano [COMPLETE]
Teen Fiction[COMPLETE] • Pada awal pertemuannya Shareen langsung masuk kedalam pesona seorang Gleano, begitu pun Gleano yang terbuai oleh paras Shareen yang begitu cantik dan senyumannya yang manis. Keduanya benar-benar beruntung bisa dipertemukan dan saling me...