"Lo udah bebas dari penjara?"
Kara menghela napasnya panjang dan tersenyum. "Iya Reen, ada ceritanya"
"Cerita aja Ra"
"Jadi waktu itu ada keluarga harmonis yang datang kekantor polisi, mereka mau bebasin gue. Terus keluarga itu kasih tau alasan mereka bebasin gue, katanya hanya keinginan mereka. Gue seneng bukan main. Disitu juga gue bingung, gue mau pulang kemana? Kan gue udah gak punya rumah. Dan akhirnya keluarga itu rawat gue, disini. Rumah mereka di Bandung. Selama gue tinggal, Mama Siva suka ngobrol sama gue tentang kebaikan. Malahan gue cerita gimana gue bisa masuk penjara" Kara menjeda ceritanya.
"Kata Mama Siva, berubah. Gue harus menyesali perlakuan dulu, minta maaf kesemuanya. Itu jadi lebih baik. Niatnya gue mau ke Jakarta, nemuin lo, Gleano, Alin sama yang lainnya. Tapi gue ketemu lo duluan disini"
Shareen menanggapi cerita Kara dengan senyuman. Dia juga senang dengan keluarga harmonis yang dimaksud Kara. Kara berubah. "Gue beryukur lo berubah Ra"
Kara tersenyum menanggapi Shareen. Dirinya pun merasa bahagia dengan dia yang sekarang. "Gue lupa nanya, lo kenapa ada di Bandung?"
"Liburan Ra" bohongnya.
Kara mengernyir aneh, "liburan? Setau gue disetiap sekolah belum ujian loh Reen"
Mampus Shareen!
"Gu-gue kangen nenek"
Lagi-lagi Kara menatap Shareen aneh. Terlihat dari gelagatnya bahwa Shareen sedang menyembunyikan sesuatu. "Lo... ada masalah?"
Pasrah. Shareen pasrah. Dia tak pandai berbohong. Mungkin sebaiknya Shareen berkata jujur pada Kara apa yang sedang dialaminya.
"Iya, gue ada masalah sama Gleano" jawab Shareen lesu.
Ada keterkejutan diraut wajah Kara, "masalah?"
"Iya, makanya gue kesini. Gue gak mau ketemu sama dia"
Kara menatap Shareen serius, "lo bisa cerita sama gue, sekarang kita teman"
Shareen menghela napasnya panjang, dia siap menceritakan masalahnya pada Kara. Walaupun Shareen sedikit tidak yakin. "Disekolah ada siswi baru, sekelas sama gue. Semenjak kedatangan dia, Gleano berubah. Kalo ada dia Gleano selalu menghindar, apalagi tiap gue minta penjelasan dia suka marah. Katanya cuman temen, tapi kata ceweknya mereka udah kenal sejak kecil. Gleano ngeyakinin gue kalo dia dan si cewek cuman sebatas teman, gak lebih. Terus waktu itu, gue datang ke kostan si cewek dan gue liat dia meluk Gleano..."
Kara mulai tercekat mendengar cerita Shareen. Kara membiarkan Shareen menceritakan semuanya.
"Disitu gue kecewa Ra, gue ngerasa dibohongin. Gue marah, gue nangis, dan saat itu juga gue minta putus. Besoknya disekolah, gue ngehindarin dia dan si cewek gak sekolah. Gue beruntung dia gak ada. Tapi waktu gue ke taman, gue liat. Gue liat Gleano meluk itu cewek. Hati gue makin sakit Ra, dada gue sesek. Ditempat itu juga gue nangis. Dan akhirnya gue pergi kesini tanpa sepengetahuan siapapun kecuali Mama sama kak Raisya" Shareen mengusap matanya yang berkaca-kaca. Mengingat kejadian itu membuat hatinya sakit lagi.
Kara mengusap punggung Shareen dengan lembut. "Reen, lo tau apa yang udah lo lakuin?"
Shareen menggelengkan kepalanya polos.
"Lo lari dari masalah"
"Ra, gue—"
"Iya gue tau apa yang lo rasain, dibohongin, dikecewain. Tapi gak seharusnya lo lari dari masalah. Lo selesain secara baik-baik. Setiap masalah pasti ada jalannya. Lo cuman butuh penjelasan dan waktu, bukan menghindar"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shareen & Gleano [COMPLETE]
Teen Fiction[COMPLETE] • Pada awal pertemuannya Shareen langsung masuk kedalam pesona seorang Gleano, begitu pun Gleano yang terbuai oleh paras Shareen yang begitu cantik dan senyumannya yang manis. Keduanya benar-benar beruntung bisa dipertemukan dan saling me...