S&G- Keputusan Shareen

195 9 5
                                    

Pukul 06.30 pagi Gleano terusik dari tidurnya kala merasa berat pada bagian perutnya, secara perlahan laki-laki itu menetralkan matanya. Yang pertama Gleano lihat adalah sebuah kaki yang berada diatas perutnya, pantas saja Gleano merasakan berat. Gleano menyingkirkan kaki Kemal asal, Kemal tengah tertidur pulas tanpa terusik.

Kemarin malam mereka memutuskan untuk bermain PS diruang tengah, dan mereka bermain PS berakhir pada pukul 02.45 subuh tadi sampai akhirnya mereka tidur diruang tengah dengan posisi yang beragam-ragam. Ari tertidur disofa yang ukurannya tidak terlalu pas untuk Ari, Zedan tertidur dengan keadaan duduk, disini Gleano lah yang tersiksa karena harus tidur dikarpet bulu bersama Kemal yang posisi tidurnya berputar seperti jarum jam.

Gleano tidak lupa bahwa hari ini adalah pertemuannya dengan Shareen. Senang? Jelas, Gleano senang. Laki-laki itu akan memanfaatkan waktu ini untuk membuat Shareen memaafkannya juga membuat Shareen kembali padanya.

Tangan kekarnya mengambil ponsel yang tergeletak dikolong meja, Gleano berharap ada pesan dari Shareen.

Dan benar saja ada pesan Shareen yang dikirim pukul 04.55.

Shareen Elleya
📌LOKASI

Jam 10.

Setelah melihat lokasi yang Shareen kirim, Gleano mulai bangkit dan melangkahkan kakinya menuju kamar Ari dimana baju-bajunya ada disana. Walaupun waktu masih lama untuk menemui Shareen tapi setidaknya laki-laki itu akan bersiap-siap.

Sedangkan ditempat lain, Shareen kini tengah merenggangkan otot-ototnya. Walaupun Shareen sudah bangun sejak pukul 04.00 pagi tapi perempuan itu kembali merebahkan tubuhnya dikasur namun tak tertidur, hanya menikmati musik yang diputar dengan menggunakan earphone. Entah kenapa Shareen membuka aplikasi yang tadi Shareen gunakan, melihat sebuah pesan yang tadi dikirim dan sekarang sudah dibaca oleh penerima. Senyuman kecil terbit dibibir Shareen.

Sampai ketemu nanti, Glean.

•●•●•

Ari melemparkan kunci mobilnya kearah Gleano yang memakai jaket biru tua. Setelah Gleano bercerita pada Ari bahwa Shareen ingin menemuinya hari ini dengan senang hati Ari meminjamkan mobilnya pada Gleano, walau awalnya Ari ragu karena Gleano tidak tau wilayah Bandung. Tapi Gleano berhasil meyakinkan Ari, katanya.

"Gue bukan anak kecil bro, ada google maps ini."

Gleano mulai mengendarai mobil Ari, sesekali matanya menatap layar ponselnya menunjukan lokasi yang dikirim Shareen. Ternyata tidak terlalu jauh dari rumah Ari.

Babakan Siliwangi.

Setelah 30menit diperjalanan akhirnya Gleano sampai ditempat tujuan, suasana cukup ramai. Gleano melangkahkan kakinya memasuki sebuah gerbang kecil yang menghubungkan kesebuah tempat luas yang ditengahnya terdapat pohon.

Shareen, gadis itu tengah duduk disalah satu kursi dekat pohon. Matanya tertuju pada Gleano yang baru datang. Untuk saat ini jantung Shareen berdetak tak karuan. Sejak dari rumah nenek Nia, Shareen sudah mempersiapkan semuanya. Baik perasaannya juga keputusan yang sudah dipikirkan dengan matang. Sekarang laki-laki itu ada dihadapannya.

"Lo dari tadi? Sorry gue telat,"

Shareen berdeham gugup, "engga kok, santai." Shareen tetap berusaha untuk tidak gugup, karena sekarang adalah waktunya membicarakan yang topiknya sangat serius.

Gleano menghela napasnya kemudian melirik Shareen yang ada disampingnya, ada yang berbeda. Jika dulu Shareen ada disampingnya maka detik itu juga Gleano menjahilinya dan Shareen yang menggeram kesal. Tapi itu tidak berlaku untuk sekarang, karena gadis itu tidak menoleh sedikit pun kearahnya.

"Shareen, gue mau min—"

"Sebelum lo minta maaf, gue mau lo jelasin semuanya, tentang Belyra." Ucap Shareen tanpa menatap Gleano.

Gleano menganggukkan kepalanya, "Belyra emang masa lalu gue."

Rasa sakit hati kembali Shareen rasakan, "oh ternyata emang bener masa lalu lo, dan lo bohong soal kalo lo gak punya seseorang dimasa lalu." Ekspresi wajah Shareen mulai datar.

"Tapi bukan masa lalu dalam artian orang istimewa yang singgah dihati gue, Belyra masa lalu gue dalam artian keluarga." Gleano kembali menjelaskannya sebelum Shareen kembali salah paham.

"Maksud lo?"

"Belyra, temen kecil gue sekaligus sepupu gue."

Shareen mengerjapkan matanya beberapa kali, perempuan itu mencerna ucapan Gleano. "Sepupu lo? Kenapa lo ngehindarin dia terus dengan tiba-tiba lo jauhin gue dan  lo bersikap seolah-olah dia masa lalu dalam artian dia mantan lo?!" Shareen harus menahan emosinya, jangan sampai dirinya meledak-ledak.

"Karena dia yang buat adik gue meninggal."

Awalnya pandangan Shareen fokus kedepan, kini fokus kearah Gleano. Gleano yang paham maksud Shareen laki-laki itu mulai menceritakan semuanya. Tak ada yang tertinggal sedikit pun.

"Dan gue minta maaf udah bikin lo kecewa, bikin lo sakit hati," Gleano menundukan kepalanya, kini rasa bersalah itu semakin besar.

Shareen tersenyum kecil, "gue udah maafin lo, tapi untuk kelakuan lo belum bisa gue lupain. Itu semua membekas dihati gue."

Untuk dimaafkan Shareen saja Gleano sudah senang, rasa paniknya berkurang satu. Dan sekarang satu lagi yang harus Gleano pertanyakan. Tapi Gleano urungkan karena Shareen tengah berbicara.

"Jujur, perlakuan lo waktu itu bener-bener buat gue kecewa sama sakit hati, ya...walaupun Belyra sepupu lo tapi menurut gue sikap lo itu..." Shareen menghela napasnya sejenak, mengingat kejadian dulu membuatnya kembali merasakan kecewa lagi.

Perlahan tapi pasti, Gleano mengusap pungung Shareen bermaksud membuatnya tenang. Shaeen tak menolak sama sekali, dan sekarang Shareen harus kembali berbicara menyelesaikan masalahnya.

"Dan gue juga mau minta maaf atas kesalahpahaman gue, seharusnya waktu itu gue denger penjelasan dari lo. Tapi gue terlanjur kecewa."

Gleano hanya menganggukan kepalanya pelan, Gleano akan membiarkan Shareen mengeluarkan unek-uneknya.

"Terutama soal adik lo, gue bener-bener gak tau Glean..."

"Gapapa Reen, itu udah lalu. Sekarang gue cuman mau nanya," Gleano menghela napasnya sejenak.

"Sekarang kita bagaimana? Perasaan lo masih ada kan buat gue? Kasih gue kesempatan, Shareen. Gue mau perbaiki semuanya, gue gak mau lo pergi, gue mau lo tetep ada disamping gue. Maaf gue egois. Dan lo mau kan kembali lagi sama gue, Shareen?"

Shareen menutup matanya sejenak kemudian menetralkan detak jantungnya. Sekarang mungkin adalah waktunya untuk memberitahu keputusannya. Shareen sudah meyakinkan dirinya bahwa keputusan itu benar, tapi melihat Gleano yang seperti itu membuat Shareen ragu. Bahkan tangannya meremas rok-nya. Tangannya gemetaran, dan ini saatnya.

"Sorry, Glean. Gue gak bisa."

•●•●•

Hayoloh digantung wkwk😌 sabar yok sabar, otak W juga harus mikir lagi buat next part. Nah sambil nunggu S&G update, kalian baca cerita aku yang lain deh wkwk.
-. RIANARA
-. Senja Story

Oke, jangan lupa VoMent!

See you next part<3

Shareen & Gleano [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang