Mobil yang dikendarai Ari baru saja sampai didepan rumah yang cukup besar. Rumah yang 6tahun ini hanya ditempati asisten rumah tangga.
"Ini rumah lo Ri?" Kemal berdecak kagum. Rumah Ari ini lebih besar dari pada rumah yang di Jakarta.
"Iya"
Mereka berempat menurunkan barang bawaan mereka masing-masing. Jelas Kemal yang paling ribet.
"Dan lo bantuin gue dong" pinta Kemal pada Zedan sambil menyerahkan kopernya.
"Ogah!"
Kemal geram. Ketiga temannya sudah pergi memasuki rumah. Dengan pasrah Kemal keribetan!
"Assalamu'alaikum" Ari mengucapkan salam ketika memasuki rumahnya.
Terdengar langkah seseorang dari lantai dua. Wanita paruh baya yang dikenal Mbok Ila, asisten rumah tangga yang sangat dipercayai oleh keluarga Ari.
"Eh ada den Ari sama teman-temannya!" Dengan antusias Mbok Ila menyambutnya dengan semangat.
Ari beserta yang lainnya duduk disofa ruang tamu. Mereka bernapas lega, setelah berjam-jam perjalanan akhirnya mereka bisa beristirahat dengan tenang dirumah Ari. Kemal meletakkan kedua tasnya disamping meja kemudian berbaring membuat Zedan terusik.
"Anjir banget lo ganggu!" Ketus Zedan. Kemal mengabaikan Zedan, ia hanya berbaring yang perlahan menutup matanya.
"Ri, dari rumah lo kerumah nenek Shareen jauh?" Tanya Gleano.
"Jauh kagak deket kagak." Jawab Ari seadanya.
Ari dan ketiga sahabatnya memutuskan untuk istirahat dikamar yang sudah disediakan, Ari dengan Gleano dan Kemal dengan Zedan. Suatu bencana bagi Zedan jika bersama Kemal, karena laki-laki itu memilili tingkat kewarasan yang rendah.
Sebenarnya Gleano merasa lelah karena perjalan tadi, tapi untuk tidur Gleano tidak bisa. Pikirannya selalu tertuju pada Shareen, banyak sekali pertanyaan yang terlontar. Hanya satu yang Gleano dipikirkan dengan keras.
Apa Shareen akan memaafkannya?
"Mending istirahat dari pada lo mikirin Shareen, besok juga lo ketemu." Ucapan Ari menginterupsi Gleano.
"Ri, apa Shareen bakal kembali sama gue?"
•●•●•
Pagi ini Gleano, Ari, Zedan, dan Kemal tengah bersiap untuk mengunjungi rumah nenek Nia, lebih tepatnya menemui Shareen. Yang direncakan kemarin mereka akan berangkat pukul 14.00 siang tapi Gleano yang terus mendesak Ari sehingga mau tidak mau mereka berangkat pukul 09.00 pagi.
Mobil yang mereka tumpangi berhenti didepan rumah nenek Shareen. Ari terlebih dahulu berjalan dengan yang lainnya mengikuti. Tangan kekar Ari mengetuk pintu beberapa kali sehingga pintu terbuka menampilkan wanita—nenek Nia.
Ari menyalimi tangan nenek Nia, "nek apa kabar?"
Nenek Nia tersenyum ramah, "nenek sehat walafiat. Gimana kabar orang tua kamu dan kamu sendiri?" Tangannya mengusap punggung tegap Ari dengan sedikit mendongakan kepalanya. Jika dulu nenek Nia menunduk kala berhadapan dengan Ari kini harus mendongak karena tinggi Ari yang melebihi dirinya.
"Mereka sehat, Ari juga sehat nek."
Sementara Gleano, Zedan, dan Kemal terlihat kikuk dibelakang Ari. Bisa dibilang mereka terlupakan oleh Ari, tapi mereka maklumi karena sahabatnya itu tengah melepas rindu dengan sang nenek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shareen & Gleano [COMPLETE]
Teen Fiction[COMPLETE] • Pada awal pertemuannya Shareen langsung masuk kedalam pesona seorang Gleano, begitu pun Gleano yang terbuai oleh paras Shareen yang begitu cantik dan senyumannya yang manis. Keduanya benar-benar beruntung bisa dipertemukan dan saling me...