"Tzu, liat tuh. Jungkook liatin lo mulu."
Chaeyoung nunjuk kearah lantai tiga. Disana mereka jelas liat seorang cowok lagi natap kearah mereka berdua. Lebih tepatnya kearah Tzuyu.
"Jangan bikin gue ge-er Chae." Ucap Tzuyu. Ngga mau kepedean dulu.
"Idih. Liat tuh. Eh, eh. Dia senyum Tzu."
Tzuyu ndongak. Apa yang dibilang Chaeyoung bener. Jungkook lagi liatin dia. Sambil senyum. Hadeuuuhhh. Ambyar aja deh udah Tzuyu.
"Ecie Tzuyu. Cie." Goda Chaeyoung.
"Ada apaan nih?"
Dahyun dateng bawa banyak cemilan. Jadi tadi itu, Chaeyoung sama Tzuyu lagi duduk di pinggir lapangan. Guru-guru pada rapat, jadi semua kelas jamkos. Posisi duduk mereka bertiga itu sekarang bentuk lingkaran. Cemilan yang tadi di beli Dahyun di taruh tengah-tengah. Enaknya kalo ngga ada pelajaran gini.
"Itu si bontot. Abis disenyumin sama calon." Jawab Chaeyoung santai. Mulutnya sibuk ngunyah keripik kentang.
"Calon apaan sih?" Elak Tzuyu, tapi pipinya merah kaya tomat.
"Tzu? Lo demam apa gimana? Pipi lo merah tuh." Ledek Dahyun.
"Ha? Serius Kak? Gue ngga demam kok."
"Ngga usah sok polos lo. Bilang aja nge-blush. Susah amat."
"Asem lo Chaeng."
"Jangan cepet baper Tzu. Lo belum tahu Jungkook itu kaya gimana."
Dahyun sebagai yang tertua diantara mereka, berusaha buat ngasih nasihat yang baik ke Tzuyu. Bukan apa-apa. Masalahnya Dahyun itu tau Jungkook kaya gimana.
"Kaya lo tahu aja Jungkook gimana." Ucap Tzuyu. Ngga tahu kenapa dia rada ngga terima gitu sama ucapan Dahyun. Padahal cuma gitu doang. Dasar bocah.
"Dibilangin orang tua juga lo. Ngga percayaan."
Dahyun ngelempar kulit kacang ke kepala Tzuyu. Gemes dia.
"Nyadar juga lo udah tua." Celetuk Chaeyoung yang dari tadi diem sibuk nyemil.
"Sialan lo. Coba aja ada Kak Nayeon, udah gue lempar tuh kata tua ke dia."
Mereka ketawa denger kata-kata Dahyun barusan. Bahagia aja liat Nayeon ternistakan sama umurnya.
Selesai ketawa mereka lanjut ngobrol mbahas banyak hal. Dari yang penting, ngga penting, sampai ke yang ngga penting pake banget semuanya dibahas sama mereka. Ibarat kata, no gossip no life.
— — — —
"Bosen banget deh gue. Mau kemana ya?"
Jeongyeon jalan keluar gedung fakultasnya sambil mikir-mikir. Dia bosen banget asli, tapi ngga tau mau ngapain dan kemana. Juga ngga ada temen. Soalnya nih, Nayeon masih ada kelas. Sana sama Momo yang biasanya nongkrong di kantin juga ngga ke kampus. Ngapain katanya, orang ngga ada kelas, dosennya pada nggak tahu kemana. Jihyo sama Mina? Masih ada praktek. Apa dia jemput para bocil aja ya? Udah jam pulang sekolah juga mereka. Toh, Nayeon bilang tadi pagi Dahyun berangkat sama Pak Lee. Chaeyoung sama Tzuyu berangkat naik angkutan umum gara-gara Sana yang males nganterin karena badannya ngga mau lepas dari kasur dan Chaeyoung, mobilnya mogok ngga bisa di nyalain. Jadilah mereka berdua berangkat barengan naik angkutan umum. Sekali-kali merakyat ngga papa lah.
Oke. Jemput mereka juga bukan pilihan yang buruk. Jeongyeon juga udah lama ngga ketemu sama mereka. Sekalian nanti jalan dulu ke mana gitu, kulineran.
"Halo?"
Langkah pertama, Jeongyeon telepon Dahyun dulu. Siapa tahu mereka udah pulang, nanti percuma dong jadinya. Udah jauh-jauh jemput, eh malah udah balik duluan.
"Siapa nih?"
Jeongyeon ngangkat sebelah alisnya. Dia nggak salah nlepon kok, bener ini nomornya Dahyun. Tapi kok?
"Gue. Yoo Jeongyeon yang paling cantik." Jawab Jeongyeon over PD.
"Idih. PD banget lo."
"Lo ngga nyimpen nomor gue ya Hyun?"
"Sok tahu lo."
"Terus ngapain lo nanya gue siapa?"
"Gue pikir lo ganti nomor saking lamanya ngga pernah telepon gue."
"Bilang aja kangen."
"Ck. Ngapain sih lo nlepon gue?"
"Udah balik belum lo?"
"Belum. Pak Lee ngga bisa jemput. Gue lagi nungguin bus nih bareng Chaeyoung sama Tzuyu."
"Ngga usah. Tunggu aja, gue jemput."
"Tumben. Kesambet apaan lo?"
"Sebelum gue berubah pikiran, ngga usah macem-macem lo."
"Iya-iya. Buruan. Princess udah kepanasan nih. Takut item."
Tut.
Jeongyeon matiin panggilan secara sepihak. Udah ngga tahan dia dengerin segala ke-bullshitan yang keluar dari mulut seorang Kim Dahyun.
"Ngapain ya enaknya? Makan atau ke game zone?"
Sambil nyetir, Jeongyeon mikir sebaiknya dia sama 3 bocil itu mau kemana. Makan? Masa setiap ketemu makan mulu. Game zone? Idih. Dia udah gede masa mainan ke game zone? Kalo bersembilan sih ngga masalah main ke game zone, tapi kalo cuma berempat? Kayanya engga deh.
"Masuk!"
Jeongyeon nyuruh Dahyun, Chaeyoung sama Tzuyu buat masuk mobilnya. Dia ngga mau repot-repot keluar, panas.
"Lama banget lo. Princess udah kepanasan nih." Omel Dahyun.
"Berisik deh lo. Masih untung Kak Jeong jemput, jadi kita ngga perlu naik bus panas-panas gini." Ucap Chaeyoung.
"Tuh. Chaeyoung aja paham."
"Iya-iya elah."
"Mau kemana Kak? Langsung pulang?" Tanya Tzuyu, biar mereka ngga adu mulut terus.
"Maunya? Gue gabut parah."
"Makan yuk. Gue laper banget asli." Usul Chaeyoung.
Jeongyeon lirik kursi belakang lewat spion, bener aja. Disitu Chaeyoung lagi nunjukin wajah melasnya ke Jeongyeon. Tzuyu yang duduk disampingnya sampai dorong wajah Chaeyoung jauh-jauh.
"Makan mulu setiap ketemu."
"Ya ngga papa Kak. Mati ntar kita lo mau tanggung jawab?"
"Iya Kak. Udah makan aja ngga papa. Nanti abis itu kita nonton. Ada film bagus."
"Oke."
Nah. Kalo Tzuyu udah ngomong, Jeongyeon ngga ada pilihan lain. Nurut sama yang lebih muda aja, biar ngga dikeroyok nanti. Anak SMA kalo ngamuk nyeremin.
Jeongyeon jalanin mobilnya ke salah satu mall disana. Sesuai saran Tzuyu, mereka pergi makan terus lanjut nonton. Sialnya, film yang Tzuyu bilang bagus itu adalah film horror. Jeongyeon sih ngga masalah, yang jadi masalah itu Dahyun sama Chaeyoung. Siap-siap mati duduk didalam bioskop nanti.
— — — —
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life [Complete]
Fanfiction"Hidup-hidup kita, ngga usah lah pikirin apa kata orang lain."