"Mau kemana?"
"Jalan-jalan aja keliling sini, gue ngga bisa lama-lama. Ada janji sama temen."
"Kemana?"
"Cuma makan doang sih, mau ikut?"
"Masa gue ikut?"
"Ngga papa. Lagian, mereka juga kayanya bawa pacar sama gebetan masing-masing. Masa gue sendiri?"
"Emang gue siapa? Pacar bukan, gebetan juga bukan."
"Hm? Bukannya bukan, tapi belum."
Chaeyoung senyum liat ekspresi Jihoon yang kaget sama ucapannya tadi. Chaeyoung ngga menyangkal kok kalo Jihoon emang bukan pacarnya, atau lebih tepatnya belum jadi pacarnya.
Mereka berdua memilih diam. Jihoon yang masih kaget dan Chaeyoung yang bingung bagaimana caranya menggenggam tangan Jihoon. Jari-jari kecilnya sengaja Chaeyoung senggolkan ke telapak tangan Jihoon, supaya cowok itu peka.
Ini Chaeyoung mau megang tangan gue apa gimana sih?
"Eh, Hoon. Ada es krim tuh. Yuk, kesana."
Dengan sekali hentakan, Chaeyoung berhasil menggenggam tangan Jihoon. Membawanya ke arah pedagang es krim di sudut taman itu.
Mission complete.
— — — —
Malam harinya, mereka semua berkumpul di sebuah cafe untuk makan bersama. Sesuai perjanjian, Jihyo dan Daniel yang akan membayar makanan mereka. Dan, tentu saja. Mereka semua datang bersama pacar ataupun gebetan masing-masing.
Nayeon bersama Jinyoung. Jelas, sebelum besok tiba, Nayeon harus bermanja-manja dulu kepada pacarnya itu.
Jeongyeon mengajak Namjoon, dengan paksaan teman-temannya.
Momo? Tentu saja bersama Hoseok. Mereka terlihat sangat cocok.
Sana? Taehyung duduk disampingnya sekarang.
Mina? Sedang sibuk berdebat dengan Jimin karena cowok itu memesan makanan dengan saus tomat yang banyak. Mina tidak keberatan, tapi dia tidak mau menjadi pembantu teman-temannya selama seminggu ke depan.
Dahyun? Jaebum sebenarnya mengajak Dahyun keluar malam ini, tapi karena dia sudah berjanji bersama teman-temannya, jadi Dahyun mengajak Jaebum untuk ikut sekalian.
Chaeyoung? Tentu saja bersama Jihoon. Mereka langsung kesana setelah membeli es krim.
Tzuyu? Dia datang bersama Mingyu. Murid baru dikelasnya sekaligus orang yang Tzuyu sebut sebagai Kiming-nya.
"Yuk, dimakan. Jangan lupa, berdoa dulu. Selipin kata semoga Daniel langgeng sama Jihyo, gitu."
"Kalem, karena lo udah bayarin kita, gue doain lo banyak masalah sama Jihyo. Biar makin lengket." Ucap Sana santai.
"Ga usah. Makasih." Sela Jihyo sinis.
Setelah itu, tidak ada yang berbicara. Mereka semua sibuk dengan makanan masing-masing. Sampai akhirnya, atensi mereka teralihkan karena Namjoon.
"Jeong." Panggil Namjoon.
"Hm."
"Jeongyeon."
"Paan?"
"Liat gue dulu dong."
"Ngga. Bosen gue liat lo mulu."
"Uhuk! Ehm! Serak banget gue."
Nayeon pura-pura batuk, hanya untuk menggoda Jeongyeon.
"Nih."
Namjoon menarik lengan Jeongyeon, meletakan sebuah kotak kecil berwarna putih di telapak tangannya.
"Ini, apa?"
"Buka aja."
Bukan cuma Jeongyeon yang bingung, tapi juga semua yang ada disana memperhatikan mereka berdua.
"Joon..." Gumam Jeongyeon tidak percaya.
Isi kotak kecil itu adalah sebuah cincin, dengan desain yang simple tapi tetap terlihat cantik dan elegant.
"Gue serius soal kemarin. Kita belum putus, kalo lo lupa soal itu. Gue sengaja ngasih cincin itu buat bukti kalo gue serius sama lo. Juga sebagai tanda kalo lo itu milik gue." Jelas Namjoon.
"Lo ceritanya ngelamar Kak Jeongyeon apa gimana?" Tanya Mina penasaran.
"Gue ngga ngelamar Jeongyeon." Ucap Namjoon. "Itu cuma sebagai tanda kalo Jeongyeon milik gue. Bukan ngelamar. Gue masih pengen lulus, kerja, cari duit yang banyak. Karena gue tahu, cinta aja ngga bakal cukup buat modal nikah."
— — — —
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life [Complete]
Fanfiction"Hidup-hidup kita, ngga usah lah pikirin apa kata orang lain."