OL-Twenty Nine

1.8K 221 2
                                    

"Euuuaaahhhhhh. Bosen banget gue." Ucap Jihyo. Tangannya dengan sengaja mukul wajah tenang Nayeon.

"Ish! Paan sih? Ganggu gue aja lo." Ketus Nayeon sebelum kembali memejamkan matanya disebelah Jihyo.

"Aduh! Jangan kenceng-kenceng bego." Teriak Dahyun kesal karena kepalanya baru saja terkena lemparan bantal oleh Tzuyu.

"Kalo ngga kenceng, ya bukan ngelempar namanya." Sahut Tzuyu ngga kalah keras.

"Momo! Bagi sedikit dong, pelit banget."

Sana terus menarik bungkus snack yang berada di dekapan Momo, tapi seberapa keraspun Sana mencoba hasilnya tetap gagal. Momo terlalu erat memeluk snack kesayangannya itu.

"Kak Momo, minta sedikit boleh ngga?" Ucap Chaeyoung lembut. Wajahnya menampilkan ekspresi seimut mungkin.

"Kalo Chaeyoung yang minta, ngga bisa nolak gue."

Momo nyodorin snack itu kedepan muka Chaeyoung. Sana mendengus kesal. Sial. Pilih kasih banget.

"Chaeng." Panggil Mina.

"Hm?"

"Aaaaa."

Mina buka mulutnya lebar-lebar, kode agar Chaeyoung menyuapi snack milik Momo itu.

"Makasih." Ucap Mina, matanya masih tetap fokus ke layar hpnya. Memainkan game online.

"Jeongyeon, lo kan baik. Gue minta dong." Pinta Sana memelas. Jeongyeon mendeliki sebal.

"Makanya, beli sendiri."

"Pelit banget sih? Heran gue, punya temen ngga ada yang baik." Gerutu Sana kesal.

Jihyo yang melihat itu cuma bisa menggeleng pelan. Dia bosen sama kelakuan temen-temen nya itu yang sibuk sendiri. Padahal mereka sedang berkumpul di rumah Sana. Rencananya mereka akan menginap malam ini, dan menghabiskan waktu bersama besok untuk jalan-jalan.

"Guys, main yuk. Gue bosen banget nih."

Ucapan Jihyo mengalihkan perhatian semua orang, kecuali Nayeon yang masih betah tidur.

"Main apa Kak?" Tanya Dahyun.

"Uno?"

"Males."

"Kartu?"

"Ga bawa."

"Lego?"

"Itumah cuma Momo sama Jeongyeon doang yang main nantinya."

"Monopoli?"

"Ga minat."

"YA TERUS APA DONG?!" Teriak Jihyo frustasi. Nayeon sampe kebangun saking kerasnya suara Jihyo.

"ToD aja ToD. Gimana?" Usul Tzuyu.

"Call!" Teriak mereka bersama.

Sekarang mereka mulai membuat formasi berbentuk lingkaran, dengan posisi Nayeon, Jihyo, Dahyun, Tzuyu, Sana, Momo, Mina, Chaeyoung, Jeongyeon dan kembali ke Nayeon.

Momo naruh botol bekas kecap di tengah-tengah.

"Jadi, siapa yang mau muter duluan?" Tanya Jihyo.

"Gue, gue." Ucap Nayeon semangat. Padahal tadi lesu karena baru bangun tidur.

Nayeon memutar botol itu. Semua mata menatap was-was, takut botol itu akan berhenti dan mengarah kepada mereka.

"Sial!" Teriak Jeongyeon frustasi.

"Hehe. Truth or Dare?" Tanya Nayeon sambil senyum licik.

"Karena gue berani, gue pilih Dare!"

"Telfon Namjoon, bilang kalo lo kangen sama dia."

"Apa?!"

Senyum puas tercetak jelas diwajah mereka. Dahyun bahkan mengacungkan jempolnya kearah Nayeon, lalu bertos ria bersama Tzuyu.

"Ngga mau. Yang lain." Tolak Jeongyeon.

"Ngga bisa. Lo harus mau, atau lo mau jadi babu kita selama seminggu?" Tanya Sana sambil naik turunin alisnya.

Iya, itu adalah peraturan mereka setiap melakukan permainan ini. Siapapun yang menolak dan tidak bisa melakukan setiap dare atau tidak bisa menjawab setiap pertanyaan, maka hukumannya adalah menjadi pembantu alias babu untuk mereka berdelapan.

"Hish. Oke, oke. Gue telfon nih Namjoon."

Jeongyeon dengan amat terpaksa ngambil HP-nya terus neken angka nomor 1. Panggilan cepat Namjoon masih berada di nomor 1, seperti dulu.

"Ehm. Masih jadi panggilan nomor satu ternyata." Celetuk Chaeyoung.

"Halo?"

Jeongyeon diem denger suara Namjoon di seberang sana. Yang lain udah melotot ke arah Jeongyeon, nyuruh cewek itu cepet-cepet bales sapaan Namjoon.

"Joon."

"Jeongyeon? Kenapa nelpon? Tumben? Butuh bantuan?" Serbu Namjoon.

"Gue...."

"Kenapa?"

"Gue kangen sama lo."

"Hah? J–"

Tut.

"Udah kan?" Tanya Jeongyeon kesal.

Mereka cuma ngangguk, muka Jeongyeon asem banget soalnya.

"Lanjut. Gue nih ya."

Sekarang giliran Jeongyeon yang muter botol itu.

"Aduh. Mampus gue, mampus." Rutuk Nayeon kesal.

"Hahaha. Pembalasan dendam nih ceritanya?" Ledek Jihyo. Botol itu mengarah ke Nayeon.

"Truth or Dare, sayangku?" Tanya Jeongyeon sambil senyum miring. Diotaknya udah bermunculan ide-ide gila buat Nayeon.

"Dare aja lah Kak." Suruh Sana.

"Dare dong." Tambah Momo.

"Udah Dare aja." Kompor Mina.

"Oke! Dare!"

"Cuekin Jinyoung seharian!" Ucap Jeongyeon mantap.

Nayeon melongo. Temen-temennya yang lain ketawa.

"C-cuekin Jinyoung?"

"Ey, gue yakin lo denger." Ucap Tzuyu.

"Ngga mau! Mana bisa gue cuekin dia, seharian pula." Tolak Nayeon.

"Gampang. Jadi babu kita seminggu kedepan." Ucap Jeongyeon santai.

"Nooo." Teriak Nayeon keras.

"Kalo gitu cuekin dia. Besok. Seharian. No chat, no call, no meet bahkan no lirik-lirik apalagi tatap-tatapan. Karena apa.....???"

"HARAM!" Jawab mereka serentak. Kompak banget.

"Yaudah deh, iya." Ucap Nayeon lesu.

"Mampus lo. Ngga bisa ngebucin besok." Ledek Dahyun.

"Udah, ah. Next."

Botol kembali diputar, dan kali ini berhenti di...... Tzuyu!

"Truth or Dare adikku?" Tanya Nayeon.

"Oh ya jelas dong, Truth!"

"Ngga asik lah. Ngga asik."

"Diem."

"Oke. Gue lagi kan? Jadi, Tzuyu. Lo masih suka kan sama Jungkook?"





































— — — —

Tbc. Dilanjut next chapter ya.... See youu

Our Life [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang