Bogo sipda.
Ireohge malhanikka deo bogo sipda.
Neohui sajineul bogo isseodo bogo sipda.
Neomu yasokhan sigan.
Naneun uriga mipda.
Ijen eolgul han beon boneun geosdo
Himdeureojin uriga.
Yeogin ontong gyeoul ppuniya.Nayeon menutup matanya. Meresapi setiap kata yang dinyanyikan oleh idol asal Korea itu. Hatinya berkecamuk, pikirannya berantakan.
Lagu itu, seperti menggambarkan perasaannya sekarang.
Beberapa bulan berlalu, hubungan persahabatan mereka semakin buruk. Tzuyu dan Sana seolah hilang ditelan bumi. Semua akun sosmed milik mereka di non-aktifkan. WA, Ig, Twitter, Line, semuanya tidak ada yang bisa dihubungi.
Di kampus, Nayeon lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-teman satu angkatannya. Tidak ada lagi yang namanya makan bersama di kantin, atau saling menunggu di taman dekat parkiran.
Nayeon sebenarnya tidak suka situasi semacam ini, hatinya selalu ingin mendekat. Menghampiri mereka dan memperbaiki semuanya, tapi tubuhnya bereaksi sebaliknya.
Foto diatas meja belajar itu mengalihkan perhatiannya. Nayeon mengambil foto itu, ditatapnya lekat, sampai tanpa sadar air mata menetes lewat sudut matanya.
"Foto ini, bukti persahabatan kita. Sebelum semuanya jadi kaya gini."
Dering tlefon membuat atensi Nayeon berpindah. Tertera nama seseorang yang akhir-akhir ini selalu menemaninya, mengisi ruang kosong dihatinya, menggantikan kedudukan sang mantan.
"Halo, Jin."
"Gue didepan. Ayo buruan, orang tua gue udah nunggu disana."
"Iya, sebentar."
Palworedo gyeouri wa.
Maeumeun siganeul dallyeogane.
Hollo nameun seolgugyeolcha.
Ni son japgo jigu bandaepyeonkkaji ga.
Gyeoureul kkeutnaegopa.
Geuriumdeuri eolmana nuncheoreom naeryeoya.
Geu bomnari olkka.
Friend."Jeong?"
Cepat-cepat Jeongyeon menengadahkan kepalanya, agar air mata yang sedari tadi mengenang di pelupuk matanya tidak jatuh.
"Masih mikirin masalah itu?" Tanya Namjoon pelan.
Jeongyeon menghela nafas lelah. Bagaimana mungkin Ia tidak memikirkan masalah itu? Mereka sudah bersama selama bertahun-tahun. Meskipun tidak semua pertemuan pertama mereka menyenangkan, tapi perpisahan ini sungguh menyakitkan untuk Jeongyeon.
Mereka terpecah belah. Nayeon dan Dahyun terasa semakin jauh. Chaeyoung, bahkan tidak pernah ikut jika diajak berkumpul sekarang. Selalu saja ada alasan yang gadis itu berikan untuk menolak.
"Kalian, sahabatan udah lama?" Tanya Jeongyeon begitu matanya menangkap sebuah foto yang diletakkan disamping meja TV.
"Lumayan. Kita beberapa kali kepisah. Entah karena masalah, atau karena beda negara. Tapi, kita balik lagi kaya dulu pada akhirnya." Jelas Namjoon sambil tersenyum lembut.
"Gue ngga yakin, kita bakal bisa kaya dulu lagi."
"Jeong–"
"Namjoon! Bawa Jeongyeon ke ruang makan. Kita makan malem bareng."
"Iya, Mah!"
Namjoon menarik lengan Jeongyeon untuk berdiri. Cederanya sudah sembuh, dan Ia sudah bisa berjalan lagi, walaupun belum secepat dulu. Namjoon menatap mata itu lekat, lalu mendaratkan sebuah kecupan singkat di dahinya, sebagai penyemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life [Complete]
Fanfiction"Hidup-hidup kita, ngga usah lah pikirin apa kata orang lain."